31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Pasutri Tewas di Tamora, Sang Istri Tengah Hamil 3 Bulan

Foto: Hulman/PM Jenazah pasangan suami istri Herman dan Wika Indayati tergeletak dalam kamar tidur mereka di Desa Bangun Sari Baru, Kecamatan Tanjung Morawa, Sabtu (12/9).
Foto: Hulman/PM
Jenazah pasangan suami istri Herman dan Wika Indayati tergeletak dalam kamar tidur mereka di Desa Bangun Sari Baru, Kecamatan Tanjung Morawa, Sabtu (12/9).

TANJUNG MORAWA, SUMUTPOS.CO –Pasangan suami istri (pasutri) bernama Herman (27) dan Wika Indayati (26) ditemukan meregang nyawa di kamar rumahnya. Wika, ibu dua anak ini tewas tanpa busana di atas tempat tidur. Sedang suaminya tergantung kabel listrik, Sabtu (12/9) sekira pukul 18.30 WIB. Kuat dugaan, Wika sengaja dihabisi oleh suaminya. Setelah itu, Herman yang bingung memilih gantung diri.

Kejadian berlangsung di Gang Rotan Dusun II, Desa Bangun Sari Baru, Kecamatan Tanjung Morawa.

Hasil penelusuran pihak Polsek Tanjung Morawa, saat meregang nyawa, ternyata Wika sedang mengandung.

“Ada dugaan korban Wika sedang hamil 3 sampai 4 bulan. Kedua keluarga korban keberatan jika jasadnya diotopsi. Pihak keluarga sudah membuat surat pernyataan tidak akan menuntut siapapun terkait kematian kedua korban,” jelas Kapolsek Tanjung Morawa, AKP Hasoloan Situmorang.

Alhasil, polisi hanya melakukan visum luar di RS Bhayangkara, Medan. Saat divisum, wajah Wika membiru. Sedangkan Suherman mengalami luka sayat pada pergelangan tangan kiri dan bekas jerat kabel di bagian leher.

“Barang bukti yang diamankan dikamar kedua korban sebuah cutter. Ada bekas muntahan korban Wika pada lantai kamar,” katanya.

Penyidik Reskrim Polsek Tanjung Morawa sudah memeriksa 4 saksi. Keempatnya yakni, Junedi Talib (50) dan istrinya Absah (40), keduanya yang mengetahui pertama kali. Kemudian Saidin (47) ayah Wika, dan Ratna Dewi (46) ibu Herman.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengungkap motif dan penyebab kematian kedua korban. Namun sayang, keluarga memohon untuk tidak dilanjutkan.

Kepada penyidik, Junedi Talib (uwak Wika) mengaku tidak ada mendengar suara gaduh. Biasanya, setiap sore setelah mandi korban Wika selalu keluar rumah.

Namun karena seharian pintu tak terbuka, maka Absah isterinya menyuruh Junedi untuk mengintip rumah berdinding tepas beratap rumbia itu. “Waktu diintip, nampak leher Herman tergantung dengan kabeli listrik,” sebutnya
Sementara, informasi lain diperoleh, sejak Herman dan Wika hidup bersama, pertengkaran mulut kerap terjadi. Itu karena rasa cemburu Herman terhadap Wika begitu tinggi.

Sebab Wika bekerja di salah satu kafe yang tak jauh daritempat tinggal kedua korban. “Bisa jadi Wika menuntut pertanggungjawaban dari Herman. Tapi Herman kemungkinan tak mau bertanggungjawab. Karena Wika kerja di kafe yang rentan bergaul dengan pria yang bertamu ke kafe,” sebut salah seorang pria bertubuh sedang yang mengaku tinggal tidak jauh dari rumah korban. (man/ala)

Foto: Hulman/PM Jenazah pasangan suami istri Herman dan Wika Indayati tergeletak dalam kamar tidur mereka di Desa Bangun Sari Baru, Kecamatan Tanjung Morawa, Sabtu (12/9).
Foto: Hulman/PM
Jenazah pasangan suami istri Herman dan Wika Indayati tergeletak dalam kamar tidur mereka di Desa Bangun Sari Baru, Kecamatan Tanjung Morawa, Sabtu (12/9).

TANJUNG MORAWA, SUMUTPOS.CO –Pasangan suami istri (pasutri) bernama Herman (27) dan Wika Indayati (26) ditemukan meregang nyawa di kamar rumahnya. Wika, ibu dua anak ini tewas tanpa busana di atas tempat tidur. Sedang suaminya tergantung kabel listrik, Sabtu (12/9) sekira pukul 18.30 WIB. Kuat dugaan, Wika sengaja dihabisi oleh suaminya. Setelah itu, Herman yang bingung memilih gantung diri.

Kejadian berlangsung di Gang Rotan Dusun II, Desa Bangun Sari Baru, Kecamatan Tanjung Morawa.

Hasil penelusuran pihak Polsek Tanjung Morawa, saat meregang nyawa, ternyata Wika sedang mengandung.

“Ada dugaan korban Wika sedang hamil 3 sampai 4 bulan. Kedua keluarga korban keberatan jika jasadnya diotopsi. Pihak keluarga sudah membuat surat pernyataan tidak akan menuntut siapapun terkait kematian kedua korban,” jelas Kapolsek Tanjung Morawa, AKP Hasoloan Situmorang.

Alhasil, polisi hanya melakukan visum luar di RS Bhayangkara, Medan. Saat divisum, wajah Wika membiru. Sedangkan Suherman mengalami luka sayat pada pergelangan tangan kiri dan bekas jerat kabel di bagian leher.

“Barang bukti yang diamankan dikamar kedua korban sebuah cutter. Ada bekas muntahan korban Wika pada lantai kamar,” katanya.

Penyidik Reskrim Polsek Tanjung Morawa sudah memeriksa 4 saksi. Keempatnya yakni, Junedi Talib (50) dan istrinya Absah (40), keduanya yang mengetahui pertama kali. Kemudian Saidin (47) ayah Wika, dan Ratna Dewi (46) ibu Herman.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengungkap motif dan penyebab kematian kedua korban. Namun sayang, keluarga memohon untuk tidak dilanjutkan.

Kepada penyidik, Junedi Talib (uwak Wika) mengaku tidak ada mendengar suara gaduh. Biasanya, setiap sore setelah mandi korban Wika selalu keluar rumah.

Namun karena seharian pintu tak terbuka, maka Absah isterinya menyuruh Junedi untuk mengintip rumah berdinding tepas beratap rumbia itu. “Waktu diintip, nampak leher Herman tergantung dengan kabeli listrik,” sebutnya
Sementara, informasi lain diperoleh, sejak Herman dan Wika hidup bersama, pertengkaran mulut kerap terjadi. Itu karena rasa cemburu Herman terhadap Wika begitu tinggi.

Sebab Wika bekerja di salah satu kafe yang tak jauh daritempat tinggal kedua korban. “Bisa jadi Wika menuntut pertanggungjawaban dari Herman. Tapi Herman kemungkinan tak mau bertanggungjawab. Karena Wika kerja di kafe yang rentan bergaul dengan pria yang bertamu ke kafe,” sebut salah seorang pria bertubuh sedang yang mengaku tinggal tidak jauh dari rumah korban. (man/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/