25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ditikam Gara-gara Labu

MEDAN-Sopianto Ginting (42) warga Jalan Sembada Kelurahan Padang Bulan Selayang, Kecamatan Medan Selayang, masih terbaring lemas di ruang ICCU RS Santa Elisabeth Medan, Senin (14/7).

Ilustrasi//Sumut Pos
Ilustrasi//Sumut Pos

Pasalnya, sopir angkot 11 trayek Aksara-Padang Bulan ini nyaris tewas setelah ditikam sekelompok pria yang diketahui berasal dari Nias di Pasar Jalan Selam/ Sutomo, Minggu (6/7) dini hari lalu sekira pukul 03.00 WIB.

Sopianto pun mengalami luka di bagian perut kanannya akibat ditusuk benda tumpul yang mengenai sedikit ulu hatinya. Sopir angkot ini ditikam lantaran persoalan sepele, gara-gara mengangkut labu sebanyak 2 karung goni.

Informasi yang diperoleh Sumut Pos Senin siang menyebutkan, saat itu korban hendak pulang ke rumahnya setelah seharian menarik angkot. Sesampainya di Pasar Jalan Seram/ Sutomo, korban diberhentikan oleh seorang perempuan yang diketahui bernama Melisa. Perempuan setengah baya ini hendak menyewa angkotnya untuk mengakut 2 karung goni labu. Setelah sepakat bernegosiasi soal harga, keduanya pun beranjak pergi.

Namun, secara tiba-tiba 3 orang yang mengendarai becak dayung dan disebut-sebut pria Nias marah-marah lantaran angkot BK 1091 GD yang dibawa korban menghalangi jalan mereka. Ketiganya pun menegur korban sekaligus melarangnya untuk membawa labu tersebut.

Salah seorang dari ketiga pria itu masuk ke dalam angkot sambil memaki korban dengan logat Nias yang masih kental. Namun, Melisa menyuruh korban untuk tak meladeninya.

Singkat cerita, tiba-tiba pria yang di dalam angkot itu melayangkan bogem mentah ke arah korban. Keduanya pun terlibat perkelahian hingga akhirnya dua rekan pria Nias itu ikut berduel tak jauh dari angkot.

Ketika sedang berduel, beberapa orang yang disebut-sebut kelompok dari pria Nias itu datang kepada korban dan ketiganya. Salah seorang dari kelompok itu kemudian memeluk korban sembari menikamnya dengan benda tumpul.

Seketika saja, perut korban langsung mengeluarkan darah dan langsung lari ke arah angkotnya. Para pria Nias yang melihat korban, langsung kabur meninggalkannya. Dalam kondisi itu, korban sempat meringis kesakitan di pintu sopir dan tak berapa lama kemudian masuk ke dalam kemudi kendarannya.

Dengan kondisi perut kanan berdarah-darah, korban langsung kabur membawa angkotnya ke arah Jalan Guru Patimpus dan menuju Jalan Gatot Subroto. Setibanya di Pos Polisi Bundaran Mayestik, korban kemudian pingsan.

Petuga Polantas yang melihat korban langsung berusaha menolongnya dengan membawa ke RS Bhayangkara Medan. Nyawa korban akhirnya berhasil diselamatkan dan kemudian dirujuk ke RS Santa Elisabeth Medan.

“Jadi, suami saya waktu itu mau pulang ke rumah. Tapi pas di Pasar Jalan Seram/ Sutomo ada penumpang yang mau menyewa angkotnya untuk membawa 2 karung goni labu. Lalu, tiba-tiba beberapa pemuda Nias yang sering bawa becak barang marah-marah. Suami saya akhirnya berkelahi dengan mereka dan ditikam perutnya. Dia (suaminya) lalu kabur dan membawa angkotnya dalam kondisi ditikam. Untungnya pas di Bundaran Mayestik ada pak polisi yang menolongnya dan membawa ke rumah sakit,” ungkap Istri korban, Efi Wati Sitepu (35) bersama kemenakannya Frangki Ginting (27) sesaat membuat laporan pengaduan di Polsek Medan Timur.

Efi menuturkan, saat ini kondisi suaminya masih lemah dan belum bisa banyak berbicara. “Dia mengalami luka tusukan 1 liang yang mengenai uluhatinya. Sudah Rp40 jutaan biaya perawatannya keluar dan sekarang mau dioperasi,” ucapnya.

Ia menyebutkan, dirinya baru bisa membuat laporan polisi kemarin (14/7) lantaran masih sibuk merawat suaminya. “Kemarin-kemarin itu suami saya kritis jadi saya belum bisa buat laporan. Kalau sekarang (Senin) kondisinya mulai membaik tapi belum bisa terlalu capek,” sebutnya sembari meminta agar pihak kepolisian menangkap pelakunya.

Sementara itu, Kapolsek Medan Timur Kompol Juliani Prihartini mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dan mendalami kasusnya. “Kita sedikit kesulitan lantaran korban dan saksi tidak mengenali betul wajah pelaku. Namun demikian, saat ini kita masih kumpulkan alat bukti dan memeriksa sejumlah saksi,” ujarnya singkat. (ris/ije)

MEDAN-Sopianto Ginting (42) warga Jalan Sembada Kelurahan Padang Bulan Selayang, Kecamatan Medan Selayang, masih terbaring lemas di ruang ICCU RS Santa Elisabeth Medan, Senin (14/7).

Ilustrasi//Sumut Pos
Ilustrasi//Sumut Pos

Pasalnya, sopir angkot 11 trayek Aksara-Padang Bulan ini nyaris tewas setelah ditikam sekelompok pria yang diketahui berasal dari Nias di Pasar Jalan Selam/ Sutomo, Minggu (6/7) dini hari lalu sekira pukul 03.00 WIB.

Sopianto pun mengalami luka di bagian perut kanannya akibat ditusuk benda tumpul yang mengenai sedikit ulu hatinya. Sopir angkot ini ditikam lantaran persoalan sepele, gara-gara mengangkut labu sebanyak 2 karung goni.

Informasi yang diperoleh Sumut Pos Senin siang menyebutkan, saat itu korban hendak pulang ke rumahnya setelah seharian menarik angkot. Sesampainya di Pasar Jalan Seram/ Sutomo, korban diberhentikan oleh seorang perempuan yang diketahui bernama Melisa. Perempuan setengah baya ini hendak menyewa angkotnya untuk mengakut 2 karung goni labu. Setelah sepakat bernegosiasi soal harga, keduanya pun beranjak pergi.

Namun, secara tiba-tiba 3 orang yang mengendarai becak dayung dan disebut-sebut pria Nias marah-marah lantaran angkot BK 1091 GD yang dibawa korban menghalangi jalan mereka. Ketiganya pun menegur korban sekaligus melarangnya untuk membawa labu tersebut.

Salah seorang dari ketiga pria itu masuk ke dalam angkot sambil memaki korban dengan logat Nias yang masih kental. Namun, Melisa menyuruh korban untuk tak meladeninya.

Singkat cerita, tiba-tiba pria yang di dalam angkot itu melayangkan bogem mentah ke arah korban. Keduanya pun terlibat perkelahian hingga akhirnya dua rekan pria Nias itu ikut berduel tak jauh dari angkot.

Ketika sedang berduel, beberapa orang yang disebut-sebut kelompok dari pria Nias itu datang kepada korban dan ketiganya. Salah seorang dari kelompok itu kemudian memeluk korban sembari menikamnya dengan benda tumpul.

Seketika saja, perut korban langsung mengeluarkan darah dan langsung lari ke arah angkotnya. Para pria Nias yang melihat korban, langsung kabur meninggalkannya. Dalam kondisi itu, korban sempat meringis kesakitan di pintu sopir dan tak berapa lama kemudian masuk ke dalam kemudi kendarannya.

Dengan kondisi perut kanan berdarah-darah, korban langsung kabur membawa angkotnya ke arah Jalan Guru Patimpus dan menuju Jalan Gatot Subroto. Setibanya di Pos Polisi Bundaran Mayestik, korban kemudian pingsan.

Petuga Polantas yang melihat korban langsung berusaha menolongnya dengan membawa ke RS Bhayangkara Medan. Nyawa korban akhirnya berhasil diselamatkan dan kemudian dirujuk ke RS Santa Elisabeth Medan.

“Jadi, suami saya waktu itu mau pulang ke rumah. Tapi pas di Pasar Jalan Seram/ Sutomo ada penumpang yang mau menyewa angkotnya untuk membawa 2 karung goni labu. Lalu, tiba-tiba beberapa pemuda Nias yang sering bawa becak barang marah-marah. Suami saya akhirnya berkelahi dengan mereka dan ditikam perutnya. Dia (suaminya) lalu kabur dan membawa angkotnya dalam kondisi ditikam. Untungnya pas di Bundaran Mayestik ada pak polisi yang menolongnya dan membawa ke rumah sakit,” ungkap Istri korban, Efi Wati Sitepu (35) bersama kemenakannya Frangki Ginting (27) sesaat membuat laporan pengaduan di Polsek Medan Timur.

Efi menuturkan, saat ini kondisi suaminya masih lemah dan belum bisa banyak berbicara. “Dia mengalami luka tusukan 1 liang yang mengenai uluhatinya. Sudah Rp40 jutaan biaya perawatannya keluar dan sekarang mau dioperasi,” ucapnya.

Ia menyebutkan, dirinya baru bisa membuat laporan polisi kemarin (14/7) lantaran masih sibuk merawat suaminya. “Kemarin-kemarin itu suami saya kritis jadi saya belum bisa buat laporan. Kalau sekarang (Senin) kondisinya mulai membaik tapi belum bisa terlalu capek,” sebutnya sembari meminta agar pihak kepolisian menangkap pelakunya.

Sementara itu, Kapolsek Medan Timur Kompol Juliani Prihartini mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dan mendalami kasusnya. “Kita sedikit kesulitan lantaran korban dan saksi tidak mengenali betul wajah pelaku. Namun demikian, saat ini kita masih kumpulkan alat bukti dan memeriksa sejumlah saksi,” ujarnya singkat. (ris/ije)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/