26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Busyettt… Beredar Video Seks ABG di Kolam Renang

Pasangan ABG berhubungan badan di kolam renang.

SUMUTPOS.CO – Video seks ABG di kolam renang ramai diperbincangkan. Dalam video yang beredar lewat media sosial itu, terlihat pasangan remaja yang diduga masih pelajar SMP berhubungan intim di sudut kolam renang.

Kolam renang itu disebut-sebut berada di kawasan Cimanggu. Seperti yang diutarakan pemilik akun @Fahrul_togul97 dalam Instagram. “Haha koplok, asa cimanggu we nya,” tulisnya.

Meski video hot itu menjadi perbincangan heboh, Polres Bogor Kota menyebut tak bisa mengusut jika tidak ada pihak yang melapor dan merasa dirugikan.

“Kalau aktor di video itu merasa tidak terima dan buat laporan, bisa ditindak. Kalau nggak ya tidak,” ucap Kasubag Humas Polresta Bogor Kota, AKP Syarif Hidayat.

Disinggung soal adanya tim Cyber Patroli yang baru dibentuk Polresta Bogor Kota, ia menyatakan timnya hanya fokus menindak status yang isinya berisi hinaan pada polisi.

Di samping itu, tim Cyber Patroli juga bertugas mengawasi dan menindak tegas pelaku kejahatan di media sosial. “Intinya bisa ditindak kalau ada laporan,” tegasnya.

Padahal, aksi mesum ABG belakangan sudah membuat resah banyak pihak karena adegannya yang makin parah. Termasuk dari kalangan pendidikan.

Kepala SMKN 2 Kota Bogor Firdaus sangat menyayangkan perbuatan itu. Menurutnya, dengan majunya teknologi informasi saat ini, para pelajar yang seharusnya mulai belajar dan menimba ilmu justru terjerumus ke pergaulan bebas.

“Pelajar sekarang bisa dengan mudah menonton tayangan porno, termasuk video yang beredar saat ini. Ini betul-betul jadi pukulan berat bagi dunia pendidikan,” tuturnya.

Ia pun mengaku jadi lebih ketat mengawasi peserta didiknya, termasuk juga anaknya sendiri. Sebagai kepala sekolah, pihaknya tidak akan segan mengeluarkan siswa yang kedapatan seperti itu.

Sementara menurut Pakar Hukum, polisi tidak bisa bersikap pasif dalam menerima informasi. Apalagi jika informasi yang diberikan sudah meresahkan banyak pihak.

“Polisi itu kan tugasnya membuat suasana jadi aman, nyaman. Mereka kan punya intel, mereka disuruh kerja, lidik, cari tahu siapa pengunggahnya, siapa orangnya, karena ini sudah mausk ke unsur pornografi,” katanya.

Menurutnya, setiap ada hal-hal yang meresahkan masyarakat, polisi harus hadir memberi ketenangan.

“Nggak usah tunggu ada laporan. Itu kan sudah jelas ada videonya, tinggal intel yang selidiki. Jangan dibiarkan, mau jadi apa kalau pornoaksi sudah terang-terangan begitu,” sindirnya.

Senada, anggota DPRD Komisi B Kota Bogor Adity­awarman Adil juga mendesak polisi turun tangan mengusut. Bahkan, ia menyarankan agar pihak kepolisian bisa bekerja sama dengan Satpol PP melakukan razia terhadap perilaku asusila yang kerap meresahkan masyarakat.

“Berita yang tersebar luas saat ini, bukan hanya kesalahan para pelaku tindak asusila itu sendiri, melainkan pelaku yang menyebarkan video porno itu. Polisi harus bergerak,” ujarnya kepada Metropolitan.

Meski diakuinya ada prosedur dalam melakukan penyelidikan, namun sebagai aparat penegak hukum, polisi perlu menggandeng semua pihak untuk membuat nyaman.

“Karena kan sebelumnya memang terjadi mesum di pedestrian. Kami juga sering dapat laporan di teman-teman. Kasusnya sama, hanya saja itu tidak terekam. Makanya masalah ini harus jadi perhatian serius bersama muspida,” tandasnya.(jpg)

Pasangan ABG berhubungan badan di kolam renang.

SUMUTPOS.CO – Video seks ABG di kolam renang ramai diperbincangkan. Dalam video yang beredar lewat media sosial itu, terlihat pasangan remaja yang diduga masih pelajar SMP berhubungan intim di sudut kolam renang.

Kolam renang itu disebut-sebut berada di kawasan Cimanggu. Seperti yang diutarakan pemilik akun @Fahrul_togul97 dalam Instagram. “Haha koplok, asa cimanggu we nya,” tulisnya.

Meski video hot itu menjadi perbincangan heboh, Polres Bogor Kota menyebut tak bisa mengusut jika tidak ada pihak yang melapor dan merasa dirugikan.

“Kalau aktor di video itu merasa tidak terima dan buat laporan, bisa ditindak. Kalau nggak ya tidak,” ucap Kasubag Humas Polresta Bogor Kota, AKP Syarif Hidayat.

Disinggung soal adanya tim Cyber Patroli yang baru dibentuk Polresta Bogor Kota, ia menyatakan timnya hanya fokus menindak status yang isinya berisi hinaan pada polisi.

Di samping itu, tim Cyber Patroli juga bertugas mengawasi dan menindak tegas pelaku kejahatan di media sosial. “Intinya bisa ditindak kalau ada laporan,” tegasnya.

Padahal, aksi mesum ABG belakangan sudah membuat resah banyak pihak karena adegannya yang makin parah. Termasuk dari kalangan pendidikan.

Kepala SMKN 2 Kota Bogor Firdaus sangat menyayangkan perbuatan itu. Menurutnya, dengan majunya teknologi informasi saat ini, para pelajar yang seharusnya mulai belajar dan menimba ilmu justru terjerumus ke pergaulan bebas.

“Pelajar sekarang bisa dengan mudah menonton tayangan porno, termasuk video yang beredar saat ini. Ini betul-betul jadi pukulan berat bagi dunia pendidikan,” tuturnya.

Ia pun mengaku jadi lebih ketat mengawasi peserta didiknya, termasuk juga anaknya sendiri. Sebagai kepala sekolah, pihaknya tidak akan segan mengeluarkan siswa yang kedapatan seperti itu.

Sementara menurut Pakar Hukum, polisi tidak bisa bersikap pasif dalam menerima informasi. Apalagi jika informasi yang diberikan sudah meresahkan banyak pihak.

“Polisi itu kan tugasnya membuat suasana jadi aman, nyaman. Mereka kan punya intel, mereka disuruh kerja, lidik, cari tahu siapa pengunggahnya, siapa orangnya, karena ini sudah mausk ke unsur pornografi,” katanya.

Menurutnya, setiap ada hal-hal yang meresahkan masyarakat, polisi harus hadir memberi ketenangan.

“Nggak usah tunggu ada laporan. Itu kan sudah jelas ada videonya, tinggal intel yang selidiki. Jangan dibiarkan, mau jadi apa kalau pornoaksi sudah terang-terangan begitu,” sindirnya.

Senada, anggota DPRD Komisi B Kota Bogor Adity­awarman Adil juga mendesak polisi turun tangan mengusut. Bahkan, ia menyarankan agar pihak kepolisian bisa bekerja sama dengan Satpol PP melakukan razia terhadap perilaku asusila yang kerap meresahkan masyarakat.

“Berita yang tersebar luas saat ini, bukan hanya kesalahan para pelaku tindak asusila itu sendiri, melainkan pelaku yang menyebarkan video porno itu. Polisi harus bergerak,” ujarnya kepada Metropolitan.

Meski diakuinya ada prosedur dalam melakukan penyelidikan, namun sebagai aparat penegak hukum, polisi perlu menggandeng semua pihak untuk membuat nyaman.

“Karena kan sebelumnya memang terjadi mesum di pedestrian. Kami juga sering dapat laporan di teman-teman. Kasusnya sama, hanya saja itu tidak terekam. Makanya masalah ini harus jadi perhatian serius bersama muspida,” tandasnya.(jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/