PEKANBARU, SUMUTPOS.CO – Muhamad Delfi dan Dita adalah mantan pasangan suami istri yang memutilasi anak-anak di Riau. Mereka bercerai karena Delfi ringan tangan dan diduga impoten.
Informasi itu disampaikan sejumlah kerabat dari Eri (42) orangtua Dita. Orangtua Dita selama ini tinggal di Desa Pinang Sebatang Timur. Mereka mengontrak satu unit rumah petak terbuat dari dinding beton dan papan.
Pernikahan Delfi dan Dita dilakukan saat mereka masih di bawah umur. Itu sebabnya, mereka tidak bisa menikah secara resmi di Kantor Urusan Agama (KUA), karena usia mereka yang belum cukup. Namun saat itu, Delfi dan Dita terus mendesak agar mereka direstui untuk mengakhiri masa lajangnya.
Kabarnya, orangtua Dita sejak awal tidak merestui pernikahan tersebut. Namun karena desakan anaknya, akhirnya restu itu diberikan walau hanya pernikahan siri.
Namun setelah mereka menikah, Delfi diduga ringan tangan. Jika terjadi perselisihan, Delfi suka memukul istrinya. Keluhan itu pernah disampaikan orangtua Dita terhadap salah seorang rekannya.
“Dita sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Tak hanya itu, konon, Delfi juga tidak perkasa di atas ranjang alias impoten,” kata salah seorang sahabat dari orangtua Dita yang enggan disebutkan namanya, Kamis (14/8).
Dari sinilah, ada dugaan, Delfi pergi ke dukun untuk mengobati penyakitnya itu. Tapi diperkirakan, dukunnya adalah orangtua kandung Delfi sendiri.
Delfi saat diperlihatkan kepada wartawan di Mapolres Siak, membunuh dan mengambil alat vital korban untuk disop dan digoreng, atas petunjuk sang dukun. Walau dia tidak menjelaskan siapa gerangan dukun tersebut.
Seluruh korban yang dibunuh Delfi alat vitalnya dia makan. Katanya, ada keyakinan jika sudah memakan alat vital tersebut, Delfi bisa perkasa di atas ranjang.
TAK DISODOMI
Ada perkembangan baru dalam kasus pembunuhan dan mutilasi 7 bocah di Riau. Para korban ternyata tidak disodomi. Kasusnya saat ini baru sebatas pembunuhan dan alat vital korbannya dipotong.
Kapolres Siak, Riau, AKBP Dedi Rahman mengatakan, dalam kasus ini pihaknya telah menetapkan 4 orang sebagai tersangka. Mereka adalah, M Delfi (19) sebagai aktor utama. Selanjutnya Dita mantan istri Delfi. Dua tersangka lainnya, Sopiyan (20) dan Diky.
“Kami tidak pernah memberikan keterangan kalau kasus pembunuhan ini dibarengi kasus sodomi. Saya juga bingung, dari mana media menyebut para korbannya disodomi,” kata Dedi.
Masih menurut Dedi, bahwa kasus yang ditangani ini masih sebatas pembunuhan dengan alat vital korbannya dipotong. “Para tersangka mengaku, mereka tidak melakukan sodomi,” katanya.
Selain itu, untuk membuktikan apakah korbannya disodomi, lanjut Dedi Rahman, harus ada bukti dari hasil Labfor di Mabes Polri.”Kita masih menunggu hasil uji labfor di Mabes Polri. Karena kami tidak bisa menyimpulkan kalau kalau para korban disodomi tanpa ada buktinya,” kata Dedi.
Jika para korbannya tidak disodomi lantas apa motif pembunuhan itu “Makanya kasus ini masih kita kembangkan,” kata Dedi.
KELUARGA TERSANGKA TINGGALKAN RUMAH
Keluarga tersangka kasus mutilasi bocah di Riau, Muhamad Delfi (19) dan mantan istrinya Dita (19) meninggalkan rumah mereka. Keluarga mereka memang perantau di Riau. Ada dugaan setelah kasus terungkap, mereka kembali ke kampung asal di Sumatera Barat.
Orangtua Delfi sejak awal memang sudah pindah dari Perawang, Siak ke Duri, Kabupaten Bengkalis. Namun orangtua Dita yang tinggal di Perawang baru sepekan ini meninggalnya rumahnya.
Orangtua Dita bernama Eri dan selama ini mengontrak rumah di Desa Pinang Sebatang Timur. Sudah sepekan ini, rumah kontrakannya dikunci. Para tetangganya tidak tahu pasti kapan keluarga ini meninggalkan rumah kontrakannya.
Tapi yang pasti, Eri merasa kaget jika Dita anak pertamanya itu terlibat dalam aksi mutilasi bersama Delfi. Malah, saat Dita dijemput polisi di rumahnya, sang ayahnya masih bekerja sebagai buruh angkut kayu.
Eri merasa bingung mengapa putri pertamanya dari 4 bersaudara itu bisa terlibat pembunuhan sadis.
“Sejak ditangkap polisi, Pak Eri itu banyak melamun. Dia terpukul atas kejadian itu. Dia tak habis fikir mengapa anaknya terlibat kasus pembunuhan,” kata Tugimin (42) rekan Eri.
Kini, Eri bersama istri dan ketiga anaknya telah menghilang. Tidak jelas kemana perginya. Namun para petangga menduga, keluarga Eri ini pulang ke kampung halamannya di Sumatera Barat
“Ya mungkin Pak Eri itu juga takut, kalau mereka jadi sasaran kemarahan warga. Padahal sih Pak Eri juga tidak tahu menahu soal kasus anaknya itu,” kata Tugimin.
Selain itu, keluarga tersangka Sopian yang awalnya juga masih di desa itu, sepekan ini juga terlihat menghilang. Tidak jelas kemana perginya. Rumah kontrakannya kini tergembok. Kabarnya, keluarga tersangka Sopian ini juga kembali ke kampung halamannya di Jambi.
Sedangkan keluarga tersangka Diky Pramata juga menghilang. Konon Diky ini berasal dari Lampung.
Kapolres Siak, AKBP Dedi Rahman juga mengakui jika saat ini keluarga para tersangka menghilang. Hal itu dinungkinkan rasa kekhawatiran terhadap keluarga yang menjadi korban pembunuhan.
“Memang para keluarga tersangka sudah menghilang. Namun ada keluarga dari tersangka Delfi masih di Duri Kab Bengkalis. Mereka ada yang kita mintai keterangan terkait kasus ini,” kata Dedi. (net/bbs)