25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kelima Pria Kemayu Itu jadi Kepala Kamar

Foto: Raja/PM Lima bencong yang digerebek saat pesta sabu.
Foto: Raja/PM
Lima bencong yang digerebek saat pesta sabu.

HAMPARAN PERAK, SUMUTPOS.CO – Sehari mendekam di sel tahanan Polsek Hamparanperak, 5 bencong yang sempat ‘berserak’ saat digerebek nyabu, berharap dipulangkan. Mereka tak betah dikerangkeng. Meski begitu, mereka justru jadi penguasa di sel alias kepala kamar.

Teman satu sel para pria kemayu berbadan tegap itu, gelisah menjelang tidur. “Aku terpaksa tidur-tidur ayam, takut dikerjai malam hari,” ungkap Sudarman, teman satu sel kelima bencong yang diciduk dari Pasar IV Barat Gg. Jagung, Kec. Medan Marelan itu.

Sudarman sendiri sudah seminggu lebih dulu dipenjara dalam kasus penganiayaan terhadap saudaranya sendiri. Lalu kenapa para bencong bisa jadi kepala kamar? Oh, ternyata di sel itu hanya ada 6 tahanan. Kelima bencong itu dan Sudarman. “Tahanan kita cuma ada 6 orang, 5 waria selebihnya laki-laki, udah pasti warianya menjadi kepala kamar,” senyum Kanit Reskrim Polsek Hamparanperak, Iptu Ponijo.

“Rencananya besok (hari ini-red) akan kita limpahkan berkasnya. Tahanannya juga akan segera kita titipkan ke rutan, karena kita takut nanti menganggu kenyamanan tahanan yang lain,” tambah Ponijo.

Para bencong itu sendiri mengeluh tak betah di dalam sel. “Bosan kami hidup di dalam sel, kami ingin bebas. Biasa hidup bebas, sekarang ini hidup terkekang. Kami mengharapkan dibebaskan, karena kami bukan pemakai yang kecanduan,” ungkap Yola, mewakili teman-temannya.

Kelima bencong itu diciduk dari sebuah rumah kontrakan di Pasar 4 Barat Gg. Jagung, Kec. Medan Marelan, Rabu (14/1) sekira pukul 10.00 WIB. Mereka adalah Irsan alias Susi (31) warga Pasar 2 Rengas Pulau, Kec. Medan Marelan; M. Solihin alias Yen (34) warga Jl. Rahmad Budin Gg. Ranting, Medan Marelan; Rudi bin Abdul Rani alias Rosa (31), warga Desa Pantai Cermin, Kec. Tanjungpura, Kab. Langkat; Zulkifli alias Leni (46) warga Jl. Pancing Gg. Rukun, Kel. Martubung, Kec. Medan Labuhan dan M. Chaidir alias Yola (29), yang ngontrak rumah.

Penangkapan kelimanya berawal dari informasi masyarakat yang curiga melihat kelima bencong ngumpul di rumah itu dan pintu ditutup rapat. Begitu dapat laporan, 7 polisi naik Avanza langsung bergerak ke lokasi. Mengintai 30 menit dari jarak sekitar 500 meter, pintu rumah tak juga terbuka. Tiga polisi lalu turun dan langsung mendobrak pintu rumah.

Brak!!! Lima bencong ditemukan di ruang tamu dengan 1 paket sabu Rp.200 ribu dan bong. Terlihat, kelimanya baru saja mengonsumsi sabu tersebut bergantian. Kontan bencong itu ‘berserak’. Mereka kaget dan berusaha menyelamatkan diri dari penangkapan. Ada berusaha sembunyi ke kamar mandi, ada yang berusaha keluar dari jendela namun tak sempat.

Sangkin paniknya, mereka juga melakukan perlawanan. Bermodal badan tegap dan rasa takut, para bencong akhirnya berusaha memukuli ketiga polisi yang menggerebek. Takut buruannya kabur, polisi akhirnya mengeluarkan pistol dan menodongkannya. Akhirnya, kelima bencong itu tak bisa berkutik lagi. Naik Avanza, kelimanya diboyong ke Polsek Hamparanperak.

Kepada kru koran ini, Yola mengaku awalnya berniat menyenangkan teman-temannya. “Karena sudah lama aku tidak jumpa sama teman-temanku, makanya aku telepon mereka,” ucap Yola. Setelah keempat temannya datang, Yola yang baru tiga bulan menyewa rumah di lokasi kejadian, keluar rumah bersama Susi.

Setelah 1 jam keluar rumah, Yola dan Susi pulang membawa sabu-sabu. Usai menyiapkan perlengakapan ‘masak’, sabu itu akhirnya ‘digoreng’ bergantian. Sial, lagi asyik nyabu malah digerebek.

 

Dipenjarakan Terpisah

Sementara, untuk penahanan selanjutnya, para waria tidak digabung dengan tahanan pria normal lainnya. Ini ditegaskan Kepala Rumah Tahanan Tanjung Gusta Klas I Medan, Tonny Nainggolan. “Sel tahananannya terpisah, tidak kita samakan dengan tahanan pria lainnya,” jelasnya.

Lanjutnya dirinya mengatakan kalau ada 5 waria yang jadi warga binaan ditempatkan di Blok Khusus H. “Untuk sekarang ini cuma 5 orang, itu kita tempatkan di blok H. Khusus untuk orang itu aja, karena tidak mungkin digabung takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Kemudian saat ditanyai apakah ada perlakuan khusus untuk waria ini, dirinya mengatakan kalau tidak ada. “Tidak ada perlakuan yang istimewa, sama. Hanya saja dilainkan sel tahanannya,” terangnya.

Bahkan karena waria memiliki kelebihan tersendiri, terkadang juga dijadikan tukang masak untuk tahanan lain. “Karena waria ini kan ada kelebihannya, makanya kita tempatkan jadi juru masak di bimbingan Kerja disela-sela aktifitasnya sehari-hari,” ujarnya. (mag1/bay/trg)

Foto: Raja/PM Lima bencong yang digerebek saat pesta sabu.
Foto: Raja/PM
Lima bencong yang digerebek saat pesta sabu.

HAMPARAN PERAK, SUMUTPOS.CO – Sehari mendekam di sel tahanan Polsek Hamparanperak, 5 bencong yang sempat ‘berserak’ saat digerebek nyabu, berharap dipulangkan. Mereka tak betah dikerangkeng. Meski begitu, mereka justru jadi penguasa di sel alias kepala kamar.

Teman satu sel para pria kemayu berbadan tegap itu, gelisah menjelang tidur. “Aku terpaksa tidur-tidur ayam, takut dikerjai malam hari,” ungkap Sudarman, teman satu sel kelima bencong yang diciduk dari Pasar IV Barat Gg. Jagung, Kec. Medan Marelan itu.

Sudarman sendiri sudah seminggu lebih dulu dipenjara dalam kasus penganiayaan terhadap saudaranya sendiri. Lalu kenapa para bencong bisa jadi kepala kamar? Oh, ternyata di sel itu hanya ada 6 tahanan. Kelima bencong itu dan Sudarman. “Tahanan kita cuma ada 6 orang, 5 waria selebihnya laki-laki, udah pasti warianya menjadi kepala kamar,” senyum Kanit Reskrim Polsek Hamparanperak, Iptu Ponijo.

“Rencananya besok (hari ini-red) akan kita limpahkan berkasnya. Tahanannya juga akan segera kita titipkan ke rutan, karena kita takut nanti menganggu kenyamanan tahanan yang lain,” tambah Ponijo.

Para bencong itu sendiri mengeluh tak betah di dalam sel. “Bosan kami hidup di dalam sel, kami ingin bebas. Biasa hidup bebas, sekarang ini hidup terkekang. Kami mengharapkan dibebaskan, karena kami bukan pemakai yang kecanduan,” ungkap Yola, mewakili teman-temannya.

Kelima bencong itu diciduk dari sebuah rumah kontrakan di Pasar 4 Barat Gg. Jagung, Kec. Medan Marelan, Rabu (14/1) sekira pukul 10.00 WIB. Mereka adalah Irsan alias Susi (31) warga Pasar 2 Rengas Pulau, Kec. Medan Marelan; M. Solihin alias Yen (34) warga Jl. Rahmad Budin Gg. Ranting, Medan Marelan; Rudi bin Abdul Rani alias Rosa (31), warga Desa Pantai Cermin, Kec. Tanjungpura, Kab. Langkat; Zulkifli alias Leni (46) warga Jl. Pancing Gg. Rukun, Kel. Martubung, Kec. Medan Labuhan dan M. Chaidir alias Yola (29), yang ngontrak rumah.

Penangkapan kelimanya berawal dari informasi masyarakat yang curiga melihat kelima bencong ngumpul di rumah itu dan pintu ditutup rapat. Begitu dapat laporan, 7 polisi naik Avanza langsung bergerak ke lokasi. Mengintai 30 menit dari jarak sekitar 500 meter, pintu rumah tak juga terbuka. Tiga polisi lalu turun dan langsung mendobrak pintu rumah.

Brak!!! Lima bencong ditemukan di ruang tamu dengan 1 paket sabu Rp.200 ribu dan bong. Terlihat, kelimanya baru saja mengonsumsi sabu tersebut bergantian. Kontan bencong itu ‘berserak’. Mereka kaget dan berusaha menyelamatkan diri dari penangkapan. Ada berusaha sembunyi ke kamar mandi, ada yang berusaha keluar dari jendela namun tak sempat.

Sangkin paniknya, mereka juga melakukan perlawanan. Bermodal badan tegap dan rasa takut, para bencong akhirnya berusaha memukuli ketiga polisi yang menggerebek. Takut buruannya kabur, polisi akhirnya mengeluarkan pistol dan menodongkannya. Akhirnya, kelima bencong itu tak bisa berkutik lagi. Naik Avanza, kelimanya diboyong ke Polsek Hamparanperak.

Kepada kru koran ini, Yola mengaku awalnya berniat menyenangkan teman-temannya. “Karena sudah lama aku tidak jumpa sama teman-temanku, makanya aku telepon mereka,” ucap Yola. Setelah keempat temannya datang, Yola yang baru tiga bulan menyewa rumah di lokasi kejadian, keluar rumah bersama Susi.

Setelah 1 jam keluar rumah, Yola dan Susi pulang membawa sabu-sabu. Usai menyiapkan perlengakapan ‘masak’, sabu itu akhirnya ‘digoreng’ bergantian. Sial, lagi asyik nyabu malah digerebek.

 

Dipenjarakan Terpisah

Sementara, untuk penahanan selanjutnya, para waria tidak digabung dengan tahanan pria normal lainnya. Ini ditegaskan Kepala Rumah Tahanan Tanjung Gusta Klas I Medan, Tonny Nainggolan. “Sel tahananannya terpisah, tidak kita samakan dengan tahanan pria lainnya,” jelasnya.

Lanjutnya dirinya mengatakan kalau ada 5 waria yang jadi warga binaan ditempatkan di Blok Khusus H. “Untuk sekarang ini cuma 5 orang, itu kita tempatkan di blok H. Khusus untuk orang itu aja, karena tidak mungkin digabung takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Kemudian saat ditanyai apakah ada perlakuan khusus untuk waria ini, dirinya mengatakan kalau tidak ada. “Tidak ada perlakuan yang istimewa, sama. Hanya saja dilainkan sel tahanannya,” terangnya.

Bahkan karena waria memiliki kelebihan tersendiri, terkadang juga dijadikan tukang masak untuk tahanan lain. “Karena waria ini kan ada kelebihannya, makanya kita tempatkan jadi juru masak di bimbingan Kerja disela-sela aktifitasnya sehari-hari,” ujarnya. (mag1/bay/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/