27 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Abang Tewas Dipukuli Adik Ipar

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Faisal (42) tiba-tiba mengamuk dan memukuli abang iparnya, Supane (52) menggunakan blender kaca, Senin (14/7). Korban yang saat kejadian tengah berwudhu, meregang nyawa di kamar mandi sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit.

Selasa (15/7) siang, Faisal diamankan dan diboyong ke Polsek Binjai Timur. Duda yang menumpang di rumah Supane dijebloskan ke penjara setelah sempat kabur.

Informasi dihimpun, pemukulan terjadi ketika korban akan berwudhu untuk melaksanakan salat Ashar di kediamannya. Tiba-tiba Faisal muncul dari belakang dan memukuli abang iparnya menggunakan sebuah belender kaca. Supane yang tak mampu memberikan perlawanan akhirnya terkapar di kamar mandi.

Usai menganiaya abang iparnya, Faisal yang disebut-sebut memiliki ganguang kejiwaan itu sempat mengganti baju yang berlumur darah. Lalu pergi meninggalkan korban dalam keadaan sekarat.

Tak lama muncul Mija Boru Rambe dan melihat Supane terkapar bersimbah darah. Hal itu sontak membuat Mija berteriak histeris. Hal itu sontak membuat warga sekitar beramai-ramai mendatangi kediaman asal suara Mija. Dibantu warga sekitar, korban dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Sayang, nyawa korban sudah tidak dapat tertolong lagi dan akhirya menghembuskan nyawa pada Senin sore. “Kepalanya pecah dan kami sempat melarikannya ke rumah sakit. Sayang, korban keburu meninggal dunia,” terang warga tadi diamini beberapa warga lain.

Pihak kepolisian yang mendapatkan laporan dan turun ke lokasi kejadian melakukan olah tempat kejadian perkara. Selanjutnya, dibantu warga sekitar pelaku diburu.

“Warga ikut mengejar pelaku. Memang selama ini pelaku diketahui stres. Tapi kami gak tahu apa penyebabnya stres,” timpal Leni, warga lain.

Pemburuan pelaku pun berakhir ketika pihak berwajib menemukannya di depan sekolah SMK Satria, pada Selasa (15/7) pukul 02.00 dinihari. Tanpa melakukan perlawanan berarti. Pihak kepolisian langsung menggiring pelaku ke kantor polisi guna dimintai keterangan dan memeriksa kejiwaannya.

PUNYA SURAT MERAH

Sejauh ini pihak kepolisian masih terus memintai keterangan dan mengamankan Faisal. Meski pria berusia 42 tahun ini sakit jiwa dan juga memiliki surat merah (gila-red).

“Kita masih menahannya meski dia memiliki surat merah. Karena, kita juga ingin memeriksakan kondisi kejiwaanya. Jika memang gila, sepertinya kita tidak bisa melakukan penahanan. Pun begitu, pelaku akan dikirim ke rumah sakit jiwa agar tidak mebahayakan yang lain,” kata Kapolsek Binjai Timur AKP Ngemat Surbakti melalui Aiptu Jupen Erwin, selaku Humas Polsek Binjai Timur, Selasa (15/7) siang.

Sejauh ini, diakuinya, pelaku belum bisa ditemui untuk ditanya-tanya oleh beberapa pemburu berita yang mendatangi Polsek. Sebab, mereka masih harus memintai keterangan pelaku lagi dan menunggu periksa dokter jiwa.

“Belum bisa ditemui, soalnya selain jupernya belum datang. Kita masih akan memeriksanya dengan melibatkan dokter jiwa,” pinta dia di kantor Polsek Binjai Timur.

Selain mengamankan pelaku dan alat bukti blender yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban. Pihak penyidik juga telah memeriksa beberapa saksi keluarga dan warga sekitar. “Saksi-saksi sudah kita mintai keterangan termaksud keluarganya Mija Boru Rambe,” tegas dia.

Sebelumnya, pihak keluarga yang enggan berkomentar banyak atas kejadian ini mengakui, kalau semuanya diserahkan kepada pihak yang berwajib. “Semua kita serahkan sama yang berwajib. Lagian, pelaku yang merupakan adik iparnya juga sudah diamankan,” terang keluarga ketika ditanya terkait kasus ini.

Sementara beberapa warga di lokasi kejadian mengakui merasa takut akan menjadi korban berikutnya jika pelaku mengamuk. Untuk itu warga meminta agar pihak kepolisian tetap mengamankan pelaku.

“Kalau bisa diamankan ajalah. Karena takutnya ada korban lain pulak nanti,” kata salah seorang wanita yang membuka kedai yang rumahnya berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka.

Sepengetahuan dirinya, kalau selama ini pelaku kerap keluar rumah ketika mengambil nasi rantangan pesanan keluarga dengan berjalan kaki. “Sering lewat kedai sini dia. Kalau ditegur selalu diam saja dan hanya berjalan ketika mengambil rantangan,” terang dia.

Meski diakuinya pelaku memiliki surat merah, papar mereka, kalau selama ini pelaku tidak seperti orang gila. Buktinya ketika membantai korban, dia sempat ganti baju dan kabur. “Kalau kita lihat seperti bukan orang gila. Masak bisa lari setelah membunuh. Makanya kita takut nantinya warga lain yang kena,” terang mereka. (bam/mar/bd)

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Faisal (42) tiba-tiba mengamuk dan memukuli abang iparnya, Supane (52) menggunakan blender kaca, Senin (14/7). Korban yang saat kejadian tengah berwudhu, meregang nyawa di kamar mandi sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit.

Selasa (15/7) siang, Faisal diamankan dan diboyong ke Polsek Binjai Timur. Duda yang menumpang di rumah Supane dijebloskan ke penjara setelah sempat kabur.

Informasi dihimpun, pemukulan terjadi ketika korban akan berwudhu untuk melaksanakan salat Ashar di kediamannya. Tiba-tiba Faisal muncul dari belakang dan memukuli abang iparnya menggunakan sebuah belender kaca. Supane yang tak mampu memberikan perlawanan akhirnya terkapar di kamar mandi.

Usai menganiaya abang iparnya, Faisal yang disebut-sebut memiliki ganguang kejiwaan itu sempat mengganti baju yang berlumur darah. Lalu pergi meninggalkan korban dalam keadaan sekarat.

Tak lama muncul Mija Boru Rambe dan melihat Supane terkapar bersimbah darah. Hal itu sontak membuat Mija berteriak histeris. Hal itu sontak membuat warga sekitar beramai-ramai mendatangi kediaman asal suara Mija. Dibantu warga sekitar, korban dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Sayang, nyawa korban sudah tidak dapat tertolong lagi dan akhirya menghembuskan nyawa pada Senin sore. “Kepalanya pecah dan kami sempat melarikannya ke rumah sakit. Sayang, korban keburu meninggal dunia,” terang warga tadi diamini beberapa warga lain.

Pihak kepolisian yang mendapatkan laporan dan turun ke lokasi kejadian melakukan olah tempat kejadian perkara. Selanjutnya, dibantu warga sekitar pelaku diburu.

“Warga ikut mengejar pelaku. Memang selama ini pelaku diketahui stres. Tapi kami gak tahu apa penyebabnya stres,” timpal Leni, warga lain.

Pemburuan pelaku pun berakhir ketika pihak berwajib menemukannya di depan sekolah SMK Satria, pada Selasa (15/7) pukul 02.00 dinihari. Tanpa melakukan perlawanan berarti. Pihak kepolisian langsung menggiring pelaku ke kantor polisi guna dimintai keterangan dan memeriksa kejiwaannya.

PUNYA SURAT MERAH

Sejauh ini pihak kepolisian masih terus memintai keterangan dan mengamankan Faisal. Meski pria berusia 42 tahun ini sakit jiwa dan juga memiliki surat merah (gila-red).

“Kita masih menahannya meski dia memiliki surat merah. Karena, kita juga ingin memeriksakan kondisi kejiwaanya. Jika memang gila, sepertinya kita tidak bisa melakukan penahanan. Pun begitu, pelaku akan dikirim ke rumah sakit jiwa agar tidak mebahayakan yang lain,” kata Kapolsek Binjai Timur AKP Ngemat Surbakti melalui Aiptu Jupen Erwin, selaku Humas Polsek Binjai Timur, Selasa (15/7) siang.

Sejauh ini, diakuinya, pelaku belum bisa ditemui untuk ditanya-tanya oleh beberapa pemburu berita yang mendatangi Polsek. Sebab, mereka masih harus memintai keterangan pelaku lagi dan menunggu periksa dokter jiwa.

“Belum bisa ditemui, soalnya selain jupernya belum datang. Kita masih akan memeriksanya dengan melibatkan dokter jiwa,” pinta dia di kantor Polsek Binjai Timur.

Selain mengamankan pelaku dan alat bukti blender yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban. Pihak penyidik juga telah memeriksa beberapa saksi keluarga dan warga sekitar. “Saksi-saksi sudah kita mintai keterangan termaksud keluarganya Mija Boru Rambe,” tegas dia.

Sebelumnya, pihak keluarga yang enggan berkomentar banyak atas kejadian ini mengakui, kalau semuanya diserahkan kepada pihak yang berwajib. “Semua kita serahkan sama yang berwajib. Lagian, pelaku yang merupakan adik iparnya juga sudah diamankan,” terang keluarga ketika ditanya terkait kasus ini.

Sementara beberapa warga di lokasi kejadian mengakui merasa takut akan menjadi korban berikutnya jika pelaku mengamuk. Untuk itu warga meminta agar pihak kepolisian tetap mengamankan pelaku.

“Kalau bisa diamankan ajalah. Karena takutnya ada korban lain pulak nanti,” kata salah seorang wanita yang membuka kedai yang rumahnya berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka.

Sepengetahuan dirinya, kalau selama ini pelaku kerap keluar rumah ketika mengambil nasi rantangan pesanan keluarga dengan berjalan kaki. “Sering lewat kedai sini dia. Kalau ditegur selalu diam saja dan hanya berjalan ketika mengambil rantangan,” terang dia.

Meski diakuinya pelaku memiliki surat merah, papar mereka, kalau selama ini pelaku tidak seperti orang gila. Buktinya ketika membantai korban, dia sempat ganti baju dan kabur. “Kalau kita lihat seperti bukan orang gila. Masak bisa lari setelah membunuh. Makanya kita takut nantinya warga lain yang kena,” terang mereka. (bam/mar/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/