32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Duh! Bayi Mungil Dibuang Ibunya ke Sungai Bah Bolon

Foto: Akbar Harahap Kondisi mayat bayi setelah diangkat warga dari anak sungai Bah Bolon ke depan rumah Pangulu Pematang Simalungun, Selasa (15/10).
Foto: Akbar Harahap
Kondisi mayat bayi setelah diangkat warga dari anak sungai Bah Bolon ke depan rumah Pangulu Pematang Simalungun, Selasa (15/10).

SIMALUNGUN- Mayat bayi berjenis kelamin perempuan, ditemukan hanyut di anak sungai Bah Bolon, Nagori Pamatang Simalungun, Kec. Siantar, Selasa (15/10) pagi. Jasad korban yang indentitasnya belum diketahui itu, pertama kali ditemukan tiga orang wanita yang sedang mencuci pakaian di lokasi. Ani Suhar (38), Dina Lestari (20) dan Ida (35) adalah nama ketiga wanita yang sama-sama menetap di Jl. Tuan Maja Purba, Kel. Pamatang Simalungun itu.

Menurut Ani Suhar, mayat bayi tanpa busana di sungai yang lebarnya sekira 3,5 meter itu melintas di hadapan mereka. Melihat itu, mereka tidak langsung mengambil tindakan karena takut. “Saat itu, cucian kami sudah mau selesai. Tiba-tiba saja, mayat itu dalam posisi wajah ke atas hanyut dan melintas di depan kami. Kami semua langsung kaget dan takut menolongnya,” ungkap Ani yang ditemui di depan rumahnya. Walau takut, mereka serentak berlari ke atas untuk memanggil Hilarius Reo alias Pak Vani (39) yang rumahnya paling dekat dengan sungai tersebut.

Sementara Hilarius mengatakan, saat dipanggil ketiga wanita tersebut, dia langsung datang dan meninggalkan makanannya yang sedang dihidangkan. Dia memanggil warga lainnya untuk bersama-sama mengambil mayat bayi dari sungai itu. Setelah beberapa lama warga Jl. Tuan Maja Purba berkumpul, mereka langsung menuju sungai untuk mengambil mayat korban. Saat beberapa warga setempat turun ke sungai, tapi mayat bayi itu sudah tidak nampak. Namun, hal itu tak membuat warga putus asa. Mereka terus berupaya mencari.

“Yang mencari, aku, Yono (21), Pak Diki (35) dan Kandar (22). Akhirnya kami menemukan mayat bayi itu tersangkut bambu dengan pintu air,” ujar Hilarius. Dia mengaku, bawah Yono, Pak Diki dan Kandar sempat mencari mayat bayi sekira 15 menit. Akhirnya, mereka temukan setelah menyeser sungai hingga pintu air yang jarak hanyutnya sekira 30 meter dari lokasi tempat 3 wanita itu menyuci. “Mungkin, kalau tak tersangkut, kami sudah tak menemukan mayat bayi itu lagi, karena arus sungai cukup deras. Yang tersangkut ke ranting bambu itu adalah tali pusarnya,” terangnya.

Setelah mayat bayi diambil dari sungai, kemudian dibawa ke depan rumah pangulu setempat. Di sana, mayat bayi itu dibaringkan di atas meja kecil dan diberi selimut Pangulu Pamatang Simalungun Simon Petrus Ginting, membenarkan adanya temuan mayat bayi perempuan di wilayahnya. Setelah ditemukan, mayat bayi diletak di depan rumahnya, menunggu polisi datang. Menurut pangulu, melihat kondisinya, mayat tersebut diduga sengaja dibuang tak lama setelah dilahirkan. Mayat bayi itu juga belum mengeluarkan bau, kulitnya masih bagus, dan tali pusar dan ari-arinya masih ada. “Kulihat masih bagus, belum mengeluarkan bau dan tali pusarnya belum dipotong. Pasti bayi ini baru dilahirkan lalu dibuang,” katanya.

Dia juga menduga, bayi tersebut dibuang karena merupakan hasil hubungan gelap. Kemungkinan, pembuangan bayi tersebut di Nagori Siantar State atau dari Kel. Tomuan Kota Siantar. Karena aliran sungai tersebut dari Tomuan Siantar, lalu ke Siantar State. Selanjutnya ke belakang Jl. Tuan Maja Purba. Kepada polisi, ia menyarankan agar segera menyeser tempat praktek-praktek bidan, untuk menemukan pelaku yang membuang bayi tersebut. Karena dia menduga, pelakunya adalah ibu dari anak tersebut.

Menurut dia, baru-baru ini tak ada warganya adanya yang mau melahirkan. Karena dia tak pernah melakukan pendataan terhadap wanita yang hamil.  “Tapi, kalau di sekitar rumahku, tepat di dekat temuan mayat itu, tidak ada yang sedang hamil tua. Adapun, masih hamil muda sekira 4 bulan,” ujarnya. Sementara, Kanit Jatanras Polres Simalungun Iptu Dedek Chandra Gunawan yang ditemui di lokasi membenarkan penemuan mayat jenis kelamin perempuan itu. Hanya saja, pihaknya belum mengetahui identitas korban.

Mengenai mayat bayi ini, kata Dedek, diduga kuat bayi ini dilahirkan dengan ibunya tanpa bantuan dari bidan. Hal itu terlihat dari ari-ari dan tali pusar bayi masih ada dan belum dipotong. “Kalau biasanya dari bidan, tali pusarnya sudah dipotong,” katanya. Dia menjelaskan, pihaknya masih mencari identitas mayat bayi tersebut, agar pelaku yang membuang bayi itu segera ditemukan. Diduga kuat, pelaku membuang mayat bayi itu tak jauh dari lokasi ditemukan. Karena kondisinya yang belum mengeluarkan bau dan masih bagus. Diperkirakan, mayat bayi tersebut baru dilahirkan dan umurnya belum ada satu hari. Salah seorang Bidan di Jl. Hok Salamuddin Nagori Siantar State, Kec. Siantar, Jariah T mengatkan, biasanya bidan yang membantu proses persalinan, tak pernah lupa memotong tali pusar. Karena, itu hal pertama yang dilakukan.

Ia mengaku, dia hari ini tidak ada seorang ibu hamil yang bersalin di tempat prakteknya. Pantauan awak koran ini di lokasi, mayat bayi dengan panjang sekira 40 cm itu diletakkan di depan rumah Pangulu Pamatang Simalungun dan menjadi tontonan warga sekitar.
Beberapa warga, menngaku kasihan terhadap anak tersebut, karena masih kecil sudah dibuang ke sungai. Mayat itu kemduaian dibawa petugas Palang Merah Indonesia (PMI) ke RSU Djasamen Saragih, Kota Siantar. Di ruang forensik, mayat belum ditangani. Untuk sementara dimasukkan dalam lemari es, menunggu petunjuk dari polisi. Kapolsek Bangun AKP Bonggas Simarmata menerangkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas temuan mayat bayi tersebut. (amg/deo)

Foto: Akbar Harahap Kondisi mayat bayi setelah diangkat warga dari anak sungai Bah Bolon ke depan rumah Pangulu Pematang Simalungun, Selasa (15/10).
Foto: Akbar Harahap
Kondisi mayat bayi setelah diangkat warga dari anak sungai Bah Bolon ke depan rumah Pangulu Pematang Simalungun, Selasa (15/10).

SIMALUNGUN- Mayat bayi berjenis kelamin perempuan, ditemukan hanyut di anak sungai Bah Bolon, Nagori Pamatang Simalungun, Kec. Siantar, Selasa (15/10) pagi. Jasad korban yang indentitasnya belum diketahui itu, pertama kali ditemukan tiga orang wanita yang sedang mencuci pakaian di lokasi. Ani Suhar (38), Dina Lestari (20) dan Ida (35) adalah nama ketiga wanita yang sama-sama menetap di Jl. Tuan Maja Purba, Kel. Pamatang Simalungun itu.

Menurut Ani Suhar, mayat bayi tanpa busana di sungai yang lebarnya sekira 3,5 meter itu melintas di hadapan mereka. Melihat itu, mereka tidak langsung mengambil tindakan karena takut. “Saat itu, cucian kami sudah mau selesai. Tiba-tiba saja, mayat itu dalam posisi wajah ke atas hanyut dan melintas di depan kami. Kami semua langsung kaget dan takut menolongnya,” ungkap Ani yang ditemui di depan rumahnya. Walau takut, mereka serentak berlari ke atas untuk memanggil Hilarius Reo alias Pak Vani (39) yang rumahnya paling dekat dengan sungai tersebut.

Sementara Hilarius mengatakan, saat dipanggil ketiga wanita tersebut, dia langsung datang dan meninggalkan makanannya yang sedang dihidangkan. Dia memanggil warga lainnya untuk bersama-sama mengambil mayat bayi dari sungai itu. Setelah beberapa lama warga Jl. Tuan Maja Purba berkumpul, mereka langsung menuju sungai untuk mengambil mayat korban. Saat beberapa warga setempat turun ke sungai, tapi mayat bayi itu sudah tidak nampak. Namun, hal itu tak membuat warga putus asa. Mereka terus berupaya mencari.

“Yang mencari, aku, Yono (21), Pak Diki (35) dan Kandar (22). Akhirnya kami menemukan mayat bayi itu tersangkut bambu dengan pintu air,” ujar Hilarius. Dia mengaku, bawah Yono, Pak Diki dan Kandar sempat mencari mayat bayi sekira 15 menit. Akhirnya, mereka temukan setelah menyeser sungai hingga pintu air yang jarak hanyutnya sekira 30 meter dari lokasi tempat 3 wanita itu menyuci. “Mungkin, kalau tak tersangkut, kami sudah tak menemukan mayat bayi itu lagi, karena arus sungai cukup deras. Yang tersangkut ke ranting bambu itu adalah tali pusarnya,” terangnya.

Setelah mayat bayi diambil dari sungai, kemudian dibawa ke depan rumah pangulu setempat. Di sana, mayat bayi itu dibaringkan di atas meja kecil dan diberi selimut Pangulu Pamatang Simalungun Simon Petrus Ginting, membenarkan adanya temuan mayat bayi perempuan di wilayahnya. Setelah ditemukan, mayat bayi diletak di depan rumahnya, menunggu polisi datang. Menurut pangulu, melihat kondisinya, mayat tersebut diduga sengaja dibuang tak lama setelah dilahirkan. Mayat bayi itu juga belum mengeluarkan bau, kulitnya masih bagus, dan tali pusar dan ari-arinya masih ada. “Kulihat masih bagus, belum mengeluarkan bau dan tali pusarnya belum dipotong. Pasti bayi ini baru dilahirkan lalu dibuang,” katanya.

Dia juga menduga, bayi tersebut dibuang karena merupakan hasil hubungan gelap. Kemungkinan, pembuangan bayi tersebut di Nagori Siantar State atau dari Kel. Tomuan Kota Siantar. Karena aliran sungai tersebut dari Tomuan Siantar, lalu ke Siantar State. Selanjutnya ke belakang Jl. Tuan Maja Purba. Kepada polisi, ia menyarankan agar segera menyeser tempat praktek-praktek bidan, untuk menemukan pelaku yang membuang bayi tersebut. Karena dia menduga, pelakunya adalah ibu dari anak tersebut.

Menurut dia, baru-baru ini tak ada warganya adanya yang mau melahirkan. Karena dia tak pernah melakukan pendataan terhadap wanita yang hamil.  “Tapi, kalau di sekitar rumahku, tepat di dekat temuan mayat itu, tidak ada yang sedang hamil tua. Adapun, masih hamil muda sekira 4 bulan,” ujarnya. Sementara, Kanit Jatanras Polres Simalungun Iptu Dedek Chandra Gunawan yang ditemui di lokasi membenarkan penemuan mayat jenis kelamin perempuan itu. Hanya saja, pihaknya belum mengetahui identitas korban.

Mengenai mayat bayi ini, kata Dedek, diduga kuat bayi ini dilahirkan dengan ibunya tanpa bantuan dari bidan. Hal itu terlihat dari ari-ari dan tali pusar bayi masih ada dan belum dipotong. “Kalau biasanya dari bidan, tali pusarnya sudah dipotong,” katanya. Dia menjelaskan, pihaknya masih mencari identitas mayat bayi tersebut, agar pelaku yang membuang bayi itu segera ditemukan. Diduga kuat, pelaku membuang mayat bayi itu tak jauh dari lokasi ditemukan. Karena kondisinya yang belum mengeluarkan bau dan masih bagus. Diperkirakan, mayat bayi tersebut baru dilahirkan dan umurnya belum ada satu hari. Salah seorang Bidan di Jl. Hok Salamuddin Nagori Siantar State, Kec. Siantar, Jariah T mengatkan, biasanya bidan yang membantu proses persalinan, tak pernah lupa memotong tali pusar. Karena, itu hal pertama yang dilakukan.

Ia mengaku, dia hari ini tidak ada seorang ibu hamil yang bersalin di tempat prakteknya. Pantauan awak koran ini di lokasi, mayat bayi dengan panjang sekira 40 cm itu diletakkan di depan rumah Pangulu Pamatang Simalungun dan menjadi tontonan warga sekitar.
Beberapa warga, menngaku kasihan terhadap anak tersebut, karena masih kecil sudah dibuang ke sungai. Mayat itu kemduaian dibawa petugas Palang Merah Indonesia (PMI) ke RSU Djasamen Saragih, Kota Siantar. Di ruang forensik, mayat belum ditangani. Untuk sementara dimasukkan dalam lemari es, menunggu petunjuk dari polisi. Kapolsek Bangun AKP Bonggas Simarmata menerangkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas temuan mayat bayi tersebut. (amg/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/