25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Napi Demam, Lapas Lhokseumawe Dibakar

FOTO: IDRIS BENDUNG/RAKYAT ACEH LP klas II A Lhokseumawe dibakar, Minggu dinihari (16/2).
FOTO: IDRIS BENDUNG/RAKYAT ACEH
LP klas II A Lhokseumawe dibakar, Minggu dinihari (16/2).

LHOKSEUMAWE, SUMUTPOS.CO – Masih teringat ketika Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjunggusta Medan dan Labuhanruku Batubara dibakar. Persis dengan kedua lapas itu, kemarin dini hari Lapas Lhokseumawe pun membara. Pemicunya bukan karena ada perang antarkelompok narapidana (napi), tapi karena seorang napi mengalami demam.

Laporan wartawan Sumut Pos Grup, Sabtu (15/2) sekitar Pukul 16.00 WIB, Khairul napi kasus narkoba, Warga Desa Sampoiniet, Kecamatan Baktia Barat, Aceh Utara, dikabarkan mengalami demam. Dia meminta sipir membawanya ke rumah sakit. Selain itu, dia juga ingin mengunjungi makam ayahnya di kampung. Namun permintaan itu ditolak sipir karena belum ada izin dari Kalapas.

Sekitar pukul 21.00 WIB, pihak keluarga mendatangi Khairul dan menyakini para sipir yang bertugas bahwasanya korban memang harus pergi ke makam bapaknya. Menurut pihak keluarga berdasarkan mimpi dialami, diyakini penyakit demam yang diderita Khairul hanya bisa disembuhkan oleh orang pintar atau membawanya ke makam sang ayah. Permohonan itu ditolak Kalapas dengan alasan tidak ada aturan yang membolehkan napi berobat ke dukun atau orang pintar, yang ada hanya berobat medis.

Selang sejam kemudian, bibit rusuh di Lapas mulai terasa. Kalapas dan Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) langsung memerintahkan petugas untuk menggembok pintu tengah. dan menginformasikan situasi ke pihak kepolisian. Sekitar pukul 23.30 WIB, para napi yang berusaha meyakinkan sipir mulai mengamuk, suara ricuh mulai terdengar dari halaman tengah penjara. Selang beberapa menit, beberapa napi dan tahanan mulai melempar kaca jendela kantor dari dalam Lapas. Selang beberapa menit, anggota kepolisian dipimpin langsung Kapolres Lhokseumawe AKBP Joko Surachmanto tiba di lokasi.

Suasana dalam Lapas semakin tidak menentu, para napi mulai menerobos pintu tengah agar bisa menjangkau ruang administrasi. Saat itu petugas tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya memberikan tembakan peringatan. Saat itu api pun mulai menyala di beberapa ruang, termasuk arsip dan register. Para perusuh juga ikut mengobrak abrik barang-barang didalamnya.

Memasuki pukul 00.00 WIB dini hari, Minggu (16/2) api mulai tampak berkobar dan menghanguskan sisi sebelah timur Lapas. Tiga unit pemadam kebakaran dari Pemko Lhokseumawe datang ke lokasi kejadian, berusaha memadamkan api. Baru pada pukul 00.30 api berhasil dijinakkan. Namun ruangan seperti ruang Kalapas, dapur, kantin, dan lainnya ludes terbakar.

Pukul 01.20 WIB, napi kembali beraksi membakar kantor sebelah barat . Letusan senjata mulai terdengar lagi, beruntung sebanyak delapan unit pemadam  dari Pemko Lhokseumawe, Pemkab Aceh Utara, dan PT Arun sudah siaga di lokasi sehingga api mudah dipadamkan. Pukul 02.00 WIB, ada beberapa napi yang berusaha melarikan diri dengan cara memanjat pagar samping kanan Lapas. Saat itu petugas kembali memberikan tembakan peringatan sehingga para napi gagal kabur. Situasi di lapas yang dibangun pada 1913 mulai terkendali pada pukul 03.00 WIB.

Tak ada korban dari kisruh di lapas yang letaknya pas di belakang Kantor Wali Kota Lhokseumawe tersebut. “Ini akibat keterbatasan saja baik itu fasilitas maupun pelayanan. Ya, awal pertama katanya ada yang sakit. Yang sakit minta izin. Itu yang tidak diizinkan. Ya itu saja sebenarnya titik pemicu,” jawab Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi menjawab Rakyat Aceh, usai berdialog dengan ratusan napi, kemarin pagi.

Petugas Hanya 5 Orang

Dari Jakarta, Kasubdit Komunikasi Ditjen Pemasyarakatan Akbar Hadi Prabowo mengatakan, kerusuhan tidak mampu dibendung karena petugas yang berjaga hanya lima orang.

“Jumlah penghuni 289 napi dan tahanan, sedangkan kapasitas hunian untuk 136 orang,” katanya. Malah, dua petugas jaga sempat tertahan di dalam Lapas. Namun, Akbar memastikan kalau dua petugas tersebut dalam keadaan aman dan tidak sedang disandera oleh para WB.

Pada Minggu pagi, Akbar sempat mengabarkan kalau keluarga yang ingin menjemput C sempat terjebak di dalam Lapas. Lantaran tidak bersifat penyanderaan, Akbar mengatakan kondisi mereka baik-baik saja. Sekitar pukul 09.00 mereka sudah bisa dikeluarkan dengan selamat.

Hingga kerusuhan benar-benar reda, dikabarkan tidak ada korban meninggal dalam insiden itu. Polisi yang terjun di lokasi terus berjaga dan mengendalikan situasi supaya tidak ada kerusuhan susulan. (ra/smg/dim/jpnn/rbb)

FOTO: IDRIS BENDUNG/RAKYAT ACEH LP klas II A Lhokseumawe dibakar, Minggu dinihari (16/2).
FOTO: IDRIS BENDUNG/RAKYAT ACEH
LP klas II A Lhokseumawe dibakar, Minggu dinihari (16/2).

LHOKSEUMAWE, SUMUTPOS.CO – Masih teringat ketika Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjunggusta Medan dan Labuhanruku Batubara dibakar. Persis dengan kedua lapas itu, kemarin dini hari Lapas Lhokseumawe pun membara. Pemicunya bukan karena ada perang antarkelompok narapidana (napi), tapi karena seorang napi mengalami demam.

Laporan wartawan Sumut Pos Grup, Sabtu (15/2) sekitar Pukul 16.00 WIB, Khairul napi kasus narkoba, Warga Desa Sampoiniet, Kecamatan Baktia Barat, Aceh Utara, dikabarkan mengalami demam. Dia meminta sipir membawanya ke rumah sakit. Selain itu, dia juga ingin mengunjungi makam ayahnya di kampung. Namun permintaan itu ditolak sipir karena belum ada izin dari Kalapas.

Sekitar pukul 21.00 WIB, pihak keluarga mendatangi Khairul dan menyakini para sipir yang bertugas bahwasanya korban memang harus pergi ke makam bapaknya. Menurut pihak keluarga berdasarkan mimpi dialami, diyakini penyakit demam yang diderita Khairul hanya bisa disembuhkan oleh orang pintar atau membawanya ke makam sang ayah. Permohonan itu ditolak Kalapas dengan alasan tidak ada aturan yang membolehkan napi berobat ke dukun atau orang pintar, yang ada hanya berobat medis.

Selang sejam kemudian, bibit rusuh di Lapas mulai terasa. Kalapas dan Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) langsung memerintahkan petugas untuk menggembok pintu tengah. dan menginformasikan situasi ke pihak kepolisian. Sekitar pukul 23.30 WIB, para napi yang berusaha meyakinkan sipir mulai mengamuk, suara ricuh mulai terdengar dari halaman tengah penjara. Selang beberapa menit, beberapa napi dan tahanan mulai melempar kaca jendela kantor dari dalam Lapas. Selang beberapa menit, anggota kepolisian dipimpin langsung Kapolres Lhokseumawe AKBP Joko Surachmanto tiba di lokasi.

Suasana dalam Lapas semakin tidak menentu, para napi mulai menerobos pintu tengah agar bisa menjangkau ruang administrasi. Saat itu petugas tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya memberikan tembakan peringatan. Saat itu api pun mulai menyala di beberapa ruang, termasuk arsip dan register. Para perusuh juga ikut mengobrak abrik barang-barang didalamnya.

Memasuki pukul 00.00 WIB dini hari, Minggu (16/2) api mulai tampak berkobar dan menghanguskan sisi sebelah timur Lapas. Tiga unit pemadam kebakaran dari Pemko Lhokseumawe datang ke lokasi kejadian, berusaha memadamkan api. Baru pada pukul 00.30 api berhasil dijinakkan. Namun ruangan seperti ruang Kalapas, dapur, kantin, dan lainnya ludes terbakar.

Pukul 01.20 WIB, napi kembali beraksi membakar kantor sebelah barat . Letusan senjata mulai terdengar lagi, beruntung sebanyak delapan unit pemadam  dari Pemko Lhokseumawe, Pemkab Aceh Utara, dan PT Arun sudah siaga di lokasi sehingga api mudah dipadamkan. Pukul 02.00 WIB, ada beberapa napi yang berusaha melarikan diri dengan cara memanjat pagar samping kanan Lapas. Saat itu petugas kembali memberikan tembakan peringatan sehingga para napi gagal kabur. Situasi di lapas yang dibangun pada 1913 mulai terkendali pada pukul 03.00 WIB.

Tak ada korban dari kisruh di lapas yang letaknya pas di belakang Kantor Wali Kota Lhokseumawe tersebut. “Ini akibat keterbatasan saja baik itu fasilitas maupun pelayanan. Ya, awal pertama katanya ada yang sakit. Yang sakit minta izin. Itu yang tidak diizinkan. Ya itu saja sebenarnya titik pemicu,” jawab Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi menjawab Rakyat Aceh, usai berdialog dengan ratusan napi, kemarin pagi.

Petugas Hanya 5 Orang

Dari Jakarta, Kasubdit Komunikasi Ditjen Pemasyarakatan Akbar Hadi Prabowo mengatakan, kerusuhan tidak mampu dibendung karena petugas yang berjaga hanya lima orang.

“Jumlah penghuni 289 napi dan tahanan, sedangkan kapasitas hunian untuk 136 orang,” katanya. Malah, dua petugas jaga sempat tertahan di dalam Lapas. Namun, Akbar memastikan kalau dua petugas tersebut dalam keadaan aman dan tidak sedang disandera oleh para WB.

Pada Minggu pagi, Akbar sempat mengabarkan kalau keluarga yang ingin menjemput C sempat terjebak di dalam Lapas. Lantaran tidak bersifat penyanderaan, Akbar mengatakan kondisi mereka baik-baik saja. Sekitar pukul 09.00 mereka sudah bisa dikeluarkan dengan selamat.

Hingga kerusuhan benar-benar reda, dikabarkan tidak ada korban meninggal dalam insiden itu. Polisi yang terjun di lokasi terus berjaga dan mengendalikan situasi supaya tidak ada kerusuhan susulan. (ra/smg/dim/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/