MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lagi ngobrol di depan gang kediamannya, Briptu Edy Alfaris ketiban sial. Dia dibacok dan dipukuli hingga terjatuh, di Jalan Karya Damar Gang Narai, Kel. Polonia, Kec. Medan Polonia, Sabtu (14/3) sekitar pukul 21.00 WIB. Alfaris mengalami luka bacokan di tangan sebelah kirinya.
Menurut pria kelahiran 1975 ini, kejadian berawal saat dia baru saja lepas dinas. “Aku baru pulang dinas itu,” ucapnya memulai pembicaraan, Senin (16/3) malam. Setibanya di rumah, Alfariz pun mengganti baju dinasnya. “Baju dinas dah aku ganti, cuma pakai baju kaos polisi aja,” sambung saat ditemui di RS Bhayangkara Medan.
Setibanya di depan gang rumahnya, dia melihat Erland Ginting sedang membakar sampah. “Lantas, aku hampirin sambil cerita-cerita kami,” kata personel Polsek Pancurbatu itu lagi.
Selang lima menit lamanya, tiba-tiba Pe alias Ac dan seorang lelaki bertubuh tambun melintas dengan mengendarai sepeda motor jenis Honda Supra X. “Yang di boncengan langsung nge-mob aku: mata kau!!!” ucapnya mengingat kejadian itu.
Mendengar itu, Erland Ginting langsung memberitahu kalau Alfariz adalah polisi. “Aku bilang dia polisi, tapi mereka langsung main pukul,” sambung Erland saat di RS Brimob.
Selang beberapa menit, Ah, anak kandung Pe yang tinggal di Jalan Karya Darma datang membawa klewang. Dengan cepat, Pe dan seorang temannya bertubuh tambun memegang kedua tangan Briptu Alfaris. “Dua orang yang tadi di motor pegang tangan aku, si Ah ini langsung bacok tangan aku. Aku ngelak, jadi kena tangan aku,” jelasnya.
Melihat itu, mantan anggota Sabhara Polresta Medan ini mencoba melawan. Akan tetapi dirinya terus dipukuli hingga terjatuh. “Keroyok 3 orang itu, gitu aku terjatuh keluar istrinya minta tolong baru warga ramai datang, mereka pun kabur,” ujar bapak beranak enam ini.
Kesal menjadi korban pembacokan, Briptu Alfaris pun memilih membuat laporan ke Polresta Medan yang tertuang dalam STTLP\598\III\2015\Resta Medan.
Abang korban, Johan Alfaris, berharap polisi segera menangkap pelaku penganiayaan adik kandung tersebut. “Padahal malam itu, perintah Kapolres tangkap semua pelaku. Tapi setelah dimintai keterangan malah paginya sudah pulang,” ucapnya dengan nada kesal.
Menurut Erland Ginting, aksi ketiga pelaku tersebut seperti preman. “Keroyok 3 orang itu, masing-masing pegang tangan. Satu lagi ngayunkan klewang,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Israf Lina, dirinya berharap pihak kepolisian Polresta Medan segera menangkap para pelakunya. “Saya mau pelakunya segera tangkap, karena saya lihat langsung suami saya terjatuh. Mereka mau membunuh suami saya,” ucap wanita berkulit sawo matang ini.
Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram tidak mengetahui adanya laporan penganiayaan tersebut. “Nggak ada di sini, di Polsek Medan Baru mungkin,” tegasnya melalui via telepon, Senin (16/3) siang.