25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Indra Rangkap Jabatan, Berulah Sejak Kawin Lagi

 

Indra Zulkifli Nasution menderita luka di kepala setelah dipukuli massa karena menggelapkan uang kurban warga senilai Rp91 juta.
Indra Zulkifli Nasution menderita luka di kepala setelah dipukuli massa karena menggelapkan uang kurban warga senilai Rp91 juta.

MEDAN-Kasus penggelapan uang pembelian hewan kurban senilai Rp 91 juta yang dilakoni Sekretaris Badan Kenaziran Masjid (BKM) Baitul Rohim, Indra Z Nasution (46) masih jadi pergunjingan warga, khususnya di Delitua. Ironisnya, selain uang kurban, pelaku yang menetap di Jl. Purwo Dusun III, Desa Suka Makmur, Kec. Delitua, Kab. Deliserdang ini juga diduga kuat turut ‘menelan’ uang kas BKM Baitul Rohim. Pelaku lebih leluasa beraksi karena merangkap jabatan sebagai bendahara.

 

Hal ini terkuak saat kru koran ini menyambangi Masjid Baitul Rohim di Jl. Purwo Dusun III, Desa Suka Makmur, Kec. Delitua, Kab. Deliserdang, Rabu (16/10) siang. Kepada kru koran ini, anggota BKM Baitul Rohim, Hendra (48) mengatakan, selain sekretaris, ternyata Indra juga menjabat sebagai bendahara. Rangkap jabatan ini berlaku sejak lima bulan lalu. “Pasalnya, Bendahara BKM, Ponidin pindah ke Banda Aceh. Makanya, sejak saat itu, jabatan itu diserahkan pada dia (Indra),” ucap Hendra. Lebih lanjut Hendra membeberkan, sejak rangkap jabatan itulah, Indra mulai melakukan pengutipan uang kurban tersebut tiap bulannya pada warga.

“Kalau masalah keuangan sama warga dia selalu mengerti. Makanya dengan mudahnya dia menipu warga mentah-mentah. Disamping itu, setiap warga yang ikut kurban tersebut dikenakan biaya Rp 1,3 juta,” ucapnya. Saat disinggung mengapa pihak BKM Baitul Rohim dengan mudahnya percaya sama Indra mengingat Indra baru 4 tahun menetap di kawasan itu, Hendra mengaku pihaknya berkaca pada kesuksesan Indra menjalankan kurban tahun sebelumnya.  Disamping itu, Indra makin dipercaya karena ia sering datang ke masjid. “Hanya saja, waktu kurban tahun lalu, ada pihak BKM Baitul Rohim yang ikut melakukan pengecekan ke lokasi pembelian hewan ke Sicanggang Langkat sana. Tapi tahun ini, tak ada seorang penguruspun yang melihat ataupun mengecek ke sana, hanya Indra sendiri,” ucapnya.

Sejak awal, Hendra mengaku sudah curiga melihat gelagat Indra. Pasalnya, setiap kali dirinya menanyakan mengenai bukti pembelian hewan kurban tersebut, Indra selalu mengatakan ada namun tidak menunjukkan buktinya. “Sudah timbul kecurigaan aku sama dia beberapa bulan lalu. Pasalnya, kalau sebuah organisasi ada jabatan yang dirangkap sama seseorang pasti akan terjadi penyelewengan. Disamping itu, dia juga tak pernah menunjukkan bukti pembelian hewan kurban tersebut,” cetusnya. Saat disinggung mengapa pihak BKM Baitul Rohim tidak melakukan pembentukan kepengurusan pasca Bendahara BKM Baitul Rohim ditinggalkan Ponidin, Hendra mengatakan pihaknya belum sempat.

Makanya, pihaknya masih menggunakan kepengurusan lama disamping jarak yang sangat dekat.  “Bukan Bendahara BKM saja yang ditinggalkan saat itu. Jabatan Ketua BKM juga ditinggalkan sama pak Sadiman, yang saat ini tinggal di Batam,” ucapnya. Kemudian, saat disinggung apakah semua uang kas BKM Baitul Rohim juga di pegang sama Indra, Hendra mengiyakan hal tersebut. Namun, saat ini pihaknya masih menunggu kedatangan Sadiman untuk mengecek apakah uang kas BKM Baitul Rohim tersebut ikut habis digelapkan Indra. “Kita hanya menunggu kedatangan Pak Sadiman saja. Disamping itu, kita sedang mengumpulkan sisa 70 kupon para yang akan melangsungkan kurban untuk kita laporkan kembali ke Polsek Delitua,” pungkasnya. Kekesalan warga dianggap wajar, karena perbuatan pelaku mengakibatkan 800 Kepala Keluarga (KK) di Dusun III/IV Desa Suka Makmur gagal menerima daging kurban pada Hari Raya Idul Adha 1434 Hijriah, Selasa (15/10) kemarin. Atas perbuatan tersebut, pelaku telah dijebloskan ke penjara. (ind/deo)

 

Indra Zulkifli Nasution menderita luka di kepala setelah dipukuli massa karena menggelapkan uang kurban warga senilai Rp91 juta.
Indra Zulkifli Nasution menderita luka di kepala setelah dipukuli massa karena menggelapkan uang kurban warga senilai Rp91 juta.

MEDAN-Kasus penggelapan uang pembelian hewan kurban senilai Rp 91 juta yang dilakoni Sekretaris Badan Kenaziran Masjid (BKM) Baitul Rohim, Indra Z Nasution (46) masih jadi pergunjingan warga, khususnya di Delitua. Ironisnya, selain uang kurban, pelaku yang menetap di Jl. Purwo Dusun III, Desa Suka Makmur, Kec. Delitua, Kab. Deliserdang ini juga diduga kuat turut ‘menelan’ uang kas BKM Baitul Rohim. Pelaku lebih leluasa beraksi karena merangkap jabatan sebagai bendahara.

 

Hal ini terkuak saat kru koran ini menyambangi Masjid Baitul Rohim di Jl. Purwo Dusun III, Desa Suka Makmur, Kec. Delitua, Kab. Deliserdang, Rabu (16/10) siang. Kepada kru koran ini, anggota BKM Baitul Rohim, Hendra (48) mengatakan, selain sekretaris, ternyata Indra juga menjabat sebagai bendahara. Rangkap jabatan ini berlaku sejak lima bulan lalu. “Pasalnya, Bendahara BKM, Ponidin pindah ke Banda Aceh. Makanya, sejak saat itu, jabatan itu diserahkan pada dia (Indra),” ucap Hendra. Lebih lanjut Hendra membeberkan, sejak rangkap jabatan itulah, Indra mulai melakukan pengutipan uang kurban tersebut tiap bulannya pada warga.

“Kalau masalah keuangan sama warga dia selalu mengerti. Makanya dengan mudahnya dia menipu warga mentah-mentah. Disamping itu, setiap warga yang ikut kurban tersebut dikenakan biaya Rp 1,3 juta,” ucapnya. Saat disinggung mengapa pihak BKM Baitul Rohim dengan mudahnya percaya sama Indra mengingat Indra baru 4 tahun menetap di kawasan itu, Hendra mengaku pihaknya berkaca pada kesuksesan Indra menjalankan kurban tahun sebelumnya.  Disamping itu, Indra makin dipercaya karena ia sering datang ke masjid. “Hanya saja, waktu kurban tahun lalu, ada pihak BKM Baitul Rohim yang ikut melakukan pengecekan ke lokasi pembelian hewan ke Sicanggang Langkat sana. Tapi tahun ini, tak ada seorang penguruspun yang melihat ataupun mengecek ke sana, hanya Indra sendiri,” ucapnya.

Sejak awal, Hendra mengaku sudah curiga melihat gelagat Indra. Pasalnya, setiap kali dirinya menanyakan mengenai bukti pembelian hewan kurban tersebut, Indra selalu mengatakan ada namun tidak menunjukkan buktinya. “Sudah timbul kecurigaan aku sama dia beberapa bulan lalu. Pasalnya, kalau sebuah organisasi ada jabatan yang dirangkap sama seseorang pasti akan terjadi penyelewengan. Disamping itu, dia juga tak pernah menunjukkan bukti pembelian hewan kurban tersebut,” cetusnya. Saat disinggung mengapa pihak BKM Baitul Rohim tidak melakukan pembentukan kepengurusan pasca Bendahara BKM Baitul Rohim ditinggalkan Ponidin, Hendra mengatakan pihaknya belum sempat.

Makanya, pihaknya masih menggunakan kepengurusan lama disamping jarak yang sangat dekat.  “Bukan Bendahara BKM saja yang ditinggalkan saat itu. Jabatan Ketua BKM juga ditinggalkan sama pak Sadiman, yang saat ini tinggal di Batam,” ucapnya. Kemudian, saat disinggung apakah semua uang kas BKM Baitul Rohim juga di pegang sama Indra, Hendra mengiyakan hal tersebut. Namun, saat ini pihaknya masih menunggu kedatangan Sadiman untuk mengecek apakah uang kas BKM Baitul Rohim tersebut ikut habis digelapkan Indra. “Kita hanya menunggu kedatangan Pak Sadiman saja. Disamping itu, kita sedang mengumpulkan sisa 70 kupon para yang akan melangsungkan kurban untuk kita laporkan kembali ke Polsek Delitua,” pungkasnya. Kekesalan warga dianggap wajar, karena perbuatan pelaku mengakibatkan 800 Kepala Keluarga (KK) di Dusun III/IV Desa Suka Makmur gagal menerima daging kurban pada Hari Raya Idul Adha 1434 Hijriah, Selasa (15/10) kemarin. Atas perbuatan tersebut, pelaku telah dijebloskan ke penjara. (ind/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/