25 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Menutup Jalur Narkoba Melalui Laut, Pengawasan dan Intelijen Jadi Prioritas

.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Maraknya penyelundupan narkoba melalui jalur laut, membuat aparat penegak hukum terus melakukan pemantapan pengawasan dan Intelijen secara manual dan teknologi.

Demikian dikatakan, Wadir Polair Polda Sumut, AKBP Untung Sangaji, Kamis (17/1). Dijelaskan Untung, penyelundupan barang berbahaya khususnya narkoba, merupakan prioritas dalam penindakan yang mereka lakukan.

Untuk mencegah dan menindak masuknya barang ilegal seperti narkoba melalui jalur laut, pihaknya terus melakukan patroli rutin di berbagai wilayah perairan yang dianggap rawan. Selain patroli rutin, pihaknya melakukan pemantapan pengawasan dan peningkatan Intelijen secara manual dan teknologi. “Kita sudah petakan, dimana kawasan perairan rawan, itu terus kita awasi terhadap kapal-kapal yang mencurigakan,” terang Untung.

Mengenai pelabuhan ilegal, kata Untung, untuk Sumatera Utara banyak pelabuhan kecil atau ilegal. Masalah pelabuhan non resmi sudah masuk tahap pembahasan dengan stakeholder di beberapa daerah di Sumatera Utara. “Kita selama ini, terus berkoordinasi atau bersinergi dengan penegak hukum lain untuk memantau keluar dan masuknya kapal dari luar negeri. Dengan cara itu, kita bisa mengecek barang-barang mencurigakan,” kata Untung.

Sebelumnya, Kepala Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol Drs Arman Depari mengakui, penyelundupan narkoba berskala internasional kembali marak masuk ke wilayah Indonesia.

Masuknya narkoba yang kini menjadi perhatian serius bagi seluruh rakyat Indonesia, umumnya masuk melalui jalur laut dari beberapa daerah. Seperti Aceh, Sumut, Riau, Kepri, Kalimantan dan Sulawesi.

Proses penyelundupan dilakukan para mafia, biasanya menggunakan jalur strategis melalui jalur tikus atau pelabuhan ilegal yang ada di beberapa daerah di Indonesia.

“Kita sudah mengevaluasi jalur – jalur ilegal, kita terus bersinergi dengan penegak hukum lain untuk mengatasi jalur ilegal. Kita juga akan kordinasi dengan pemerintah daerah setempat,” sebut Arman Depari.

Sementara, Pengamat Kriminolog, Rediyanto Sidi menilai penyelundupan narkoba tidak dapat dipungkiri dari akses yang dibuka oleh para mafia.

Secara garis besar, penyelundupan narkoba umumnya masuk melalui jalur laut. Langkah yang dilakukan para mafia dengan memanfaatkan jalur-jalur non resmi atau jalur tikus.

Oleh karena itu, dukungan wilayah yang strategis, membuka peluang barang dari luar negeri dapat di pasok ke Sumatera Utara. Untuk itu, aparat keamanan harus mampu memetakan seluruh wilayah yang dianggap menjadi peluang penyelundupan. “Seluruh aparat yang terlibat untuk keamanan laut, perlu mengawasi secara global dengan melibatkan seluruh personel di lokasi perairan secara terbuka dan tertutup,” pungkasnya. (fac/ala)

.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Maraknya penyelundupan narkoba melalui jalur laut, membuat aparat penegak hukum terus melakukan pemantapan pengawasan dan Intelijen secara manual dan teknologi.

Demikian dikatakan, Wadir Polair Polda Sumut, AKBP Untung Sangaji, Kamis (17/1). Dijelaskan Untung, penyelundupan barang berbahaya khususnya narkoba, merupakan prioritas dalam penindakan yang mereka lakukan.

Untuk mencegah dan menindak masuknya barang ilegal seperti narkoba melalui jalur laut, pihaknya terus melakukan patroli rutin di berbagai wilayah perairan yang dianggap rawan. Selain patroli rutin, pihaknya melakukan pemantapan pengawasan dan peningkatan Intelijen secara manual dan teknologi. “Kita sudah petakan, dimana kawasan perairan rawan, itu terus kita awasi terhadap kapal-kapal yang mencurigakan,” terang Untung.

Mengenai pelabuhan ilegal, kata Untung, untuk Sumatera Utara banyak pelabuhan kecil atau ilegal. Masalah pelabuhan non resmi sudah masuk tahap pembahasan dengan stakeholder di beberapa daerah di Sumatera Utara. “Kita selama ini, terus berkoordinasi atau bersinergi dengan penegak hukum lain untuk memantau keluar dan masuknya kapal dari luar negeri. Dengan cara itu, kita bisa mengecek barang-barang mencurigakan,” kata Untung.

Sebelumnya, Kepala Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol Drs Arman Depari mengakui, penyelundupan narkoba berskala internasional kembali marak masuk ke wilayah Indonesia.

Masuknya narkoba yang kini menjadi perhatian serius bagi seluruh rakyat Indonesia, umumnya masuk melalui jalur laut dari beberapa daerah. Seperti Aceh, Sumut, Riau, Kepri, Kalimantan dan Sulawesi.

Proses penyelundupan dilakukan para mafia, biasanya menggunakan jalur strategis melalui jalur tikus atau pelabuhan ilegal yang ada di beberapa daerah di Indonesia.

“Kita sudah mengevaluasi jalur – jalur ilegal, kita terus bersinergi dengan penegak hukum lain untuk mengatasi jalur ilegal. Kita juga akan kordinasi dengan pemerintah daerah setempat,” sebut Arman Depari.

Sementara, Pengamat Kriminolog, Rediyanto Sidi menilai penyelundupan narkoba tidak dapat dipungkiri dari akses yang dibuka oleh para mafia.

Secara garis besar, penyelundupan narkoba umumnya masuk melalui jalur laut. Langkah yang dilakukan para mafia dengan memanfaatkan jalur-jalur non resmi atau jalur tikus.

Oleh karena itu, dukungan wilayah yang strategis, membuka peluang barang dari luar negeri dapat di pasok ke Sumatera Utara. Untuk itu, aparat keamanan harus mampu memetakan seluruh wilayah yang dianggap menjadi peluang penyelundupan. “Seluruh aparat yang terlibat untuk keamanan laut, perlu mengawasi secara global dengan melibatkan seluruh personel di lokasi perairan secara terbuka dan tertutup,” pungkasnya. (fac/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/