26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Bersenjata Kelewang & Pistol, Puluhan Pria Bersebo Serang & Hancurkan Rumah Warga

Fachril/SUMUT POS
RUMAH: Rumah warga yang dihancurkan puluhan pria bersebo dan bersenjata di lahan garapan Pasar IV, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhandeli, Minggu (17/3) pukul 03.00 WIB dinihari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan pria diduga preman bayaran orang tidak dikenal menyerang rumah penduduk di lahan garapan Pasar IV, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhandeli, Minggu (17/3) pukul 03.00 WIB. Mengenakan penutup wajah atau sebo, para pelaku yang bersenjatakan kelewang dan pistol itu, menyekap warga dan merusak sejumlah rumah penduduk di kawasan tersebut.

Seorang warga, Adi (40) mengatakan, peristiwa penyerangan itu terjadi Minggu dini hari. Saat itu, dirinya bersama tiga temannya, sedang jaga malam di lingkungan tempat tinggalnya. Tiba-tiba, 9 mobil pribadi masuk ke kawasan garapan tempat tinggal mereka.

Kedatangan puluhan pria itu sontak membuat ia dan temannya terkejut,. Aliran listrik langsung dimatikan. Dalam keadaan gelap, puluhan preman bersenjata martil besar, kelewang, dan pistol itu mengancam mereka agar tidak lari. Karena dikepung, Adi dan dua temannya tak berdaya dan langsung diikat oleh sekelompok pemuda tersebut.

“Aku ingat kali, saat itu masih jam 3 pagi. Waktu mereka datang, lampu langsung dimatikan. Mereka mengikat kami pakai tali,” cerita Adi.

Para pelaku itu dengan brutal menghancurkan sejumlah rumah yang baru dibangun. Kemudian mereka merusak sejumlah pondasi rumah yang sedang dalam tahap dibangun. Mengancam akan menembak, para pelaku mengejar warga yang coba keluar rumah melihat kejadian tersebut.

“Mereka tidak lama. Paling sekitar setengah jam lebih, tapi mereka menghancurkan 5 rumah. Terus mereka pergi kabur membawa mobil keluar dari lokasi,” beber penggarap ini.

Didik (35), warga yang sama mengatakan, dirinya sempat dikejar pelaku yang mengancam akan menembak. Namun ia berhasil sembunyi ke rumah warga.

“Mencekam kali malam itu. Saya waktu dikejar sempat diteriaki: jangan lari kau. Kutembak kau nanti. Rupanya ada kawannya bilang, ‘jangan tembak belum ada intruksi’. Mmakanya saya selamat,” celoteh Didik.

Setelah para preman yang diduga suruhan pengembang yang ingin menguasai lahan seluas 1 hektar tersebut berlalu, masyarakat bernai keluar rumah menolong rekan mereka yang disekap para pelaku.

“Saya bersama masyarakat menolong Pak Adi yang terikat. Kami sempat temukan martil dan hp pelaku yang tinggal di lokasi,” beber Didik.

Syaifal selaku ketua penggarap, menyayangkan aksi para OTK yang melakukan penyerangan malam hari. Padahal malam itu masyarakat baru saja pulang mengikuti deklarasi acara Presiden Jokowi.

“Mungkin para pelaku tahu, masyarakat kelelahan pulang dari acara itu. Makanya melakukan penyerangan. Ini perbuatan pengecut. Kita minta kepada Bapak Kapolda untuk mengusut mafia tanah yang menggunakan dan membayar preman” tegas Syaifal.

Berdasarkan laporan dan bukti, para pelaku menggunakan pistol berbadan tegap. Mereka menduga pelaku ada kaitannya dengam aparat. Untuk itu penegak hukum untuk segera mengusutnya.

“Rencananya, besok (hari ini) kami akan melapor ke Polda. Semua bukti yang ada akan kami serahkan ke polisi. Ini negara hukum, bukan preman, kami ingin mafia tanah ini segera diusut,” pinta Syaifal.

Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Rosyid Hartanto dikonfirmasi belum mengetahui kejadian tersebut. Ia pun segera memerintahkan anggotanya untuk mengecek ke lapangan. “Saya belum terima informasi, saya akan perintahkan anggota cek ke lapangan,” katanya. (fac)

Fachril/SUMUT POS
RUMAH: Rumah warga yang dihancurkan puluhan pria bersebo dan bersenjata di lahan garapan Pasar IV, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhandeli, Minggu (17/3) pukul 03.00 WIB dinihari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan pria diduga preman bayaran orang tidak dikenal menyerang rumah penduduk di lahan garapan Pasar IV, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhandeli, Minggu (17/3) pukul 03.00 WIB. Mengenakan penutup wajah atau sebo, para pelaku yang bersenjatakan kelewang dan pistol itu, menyekap warga dan merusak sejumlah rumah penduduk di kawasan tersebut.

Seorang warga, Adi (40) mengatakan, peristiwa penyerangan itu terjadi Minggu dini hari. Saat itu, dirinya bersama tiga temannya, sedang jaga malam di lingkungan tempat tinggalnya. Tiba-tiba, 9 mobil pribadi masuk ke kawasan garapan tempat tinggal mereka.

Kedatangan puluhan pria itu sontak membuat ia dan temannya terkejut,. Aliran listrik langsung dimatikan. Dalam keadaan gelap, puluhan preman bersenjata martil besar, kelewang, dan pistol itu mengancam mereka agar tidak lari. Karena dikepung, Adi dan dua temannya tak berdaya dan langsung diikat oleh sekelompok pemuda tersebut.

“Aku ingat kali, saat itu masih jam 3 pagi. Waktu mereka datang, lampu langsung dimatikan. Mereka mengikat kami pakai tali,” cerita Adi.

Para pelaku itu dengan brutal menghancurkan sejumlah rumah yang baru dibangun. Kemudian mereka merusak sejumlah pondasi rumah yang sedang dalam tahap dibangun. Mengancam akan menembak, para pelaku mengejar warga yang coba keluar rumah melihat kejadian tersebut.

“Mereka tidak lama. Paling sekitar setengah jam lebih, tapi mereka menghancurkan 5 rumah. Terus mereka pergi kabur membawa mobil keluar dari lokasi,” beber penggarap ini.

Didik (35), warga yang sama mengatakan, dirinya sempat dikejar pelaku yang mengancam akan menembak. Namun ia berhasil sembunyi ke rumah warga.

“Mencekam kali malam itu. Saya waktu dikejar sempat diteriaki: jangan lari kau. Kutembak kau nanti. Rupanya ada kawannya bilang, ‘jangan tembak belum ada intruksi’. Mmakanya saya selamat,” celoteh Didik.

Setelah para preman yang diduga suruhan pengembang yang ingin menguasai lahan seluas 1 hektar tersebut berlalu, masyarakat bernai keluar rumah menolong rekan mereka yang disekap para pelaku.

“Saya bersama masyarakat menolong Pak Adi yang terikat. Kami sempat temukan martil dan hp pelaku yang tinggal di lokasi,” beber Didik.

Syaifal selaku ketua penggarap, menyayangkan aksi para OTK yang melakukan penyerangan malam hari. Padahal malam itu masyarakat baru saja pulang mengikuti deklarasi acara Presiden Jokowi.

“Mungkin para pelaku tahu, masyarakat kelelahan pulang dari acara itu. Makanya melakukan penyerangan. Ini perbuatan pengecut. Kita minta kepada Bapak Kapolda untuk mengusut mafia tanah yang menggunakan dan membayar preman” tegas Syaifal.

Berdasarkan laporan dan bukti, para pelaku menggunakan pistol berbadan tegap. Mereka menduga pelaku ada kaitannya dengam aparat. Untuk itu penegak hukum untuk segera mengusutnya.

“Rencananya, besok (hari ini) kami akan melapor ke Polda. Semua bukti yang ada akan kami serahkan ke polisi. Ini negara hukum, bukan preman, kami ingin mafia tanah ini segera diusut,” pinta Syaifal.

Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Rosyid Hartanto dikonfirmasi belum mengetahui kejadian tersebut. Ia pun segera memerintahkan anggotanya untuk mengecek ke lapangan. “Saya belum terima informasi, saya akan perintahkan anggota cek ke lapangan,” katanya. (fac)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/