32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

13 Tahun Tanpa Momongan, Pasutri Ini Kaget di Kantor PA

Pasutri tak punya anak-Ilustrasi.

SUMUTPOS.CO – Memiliki anak adalah dambaan semua pasangan suami istri. Jika lama tak punya anak, maka bisa membuat depresi jika tak dibawa enjoy.

Perasaan itu yang dialami pasangan suami istri (pasutri), Tongat (40) dan Butet (38). Keduanya sempat frustrasi sampai harus keluar dari pekerjaannya.

Mereka sudah terlihat tak berdaya dan pasrah. Keduanya pun sempat sama-sama mengajukan perceraian di Pengadilan Agama (PA) secara bersamaan dengan alasan tidak punya anak.

Entah di sengaja atau tidak, keduanya tampak terkaget ketika bertemu di halaman kantor PA, Rabu (21/6).

Kedua wajah suami istri yang sudah menikah selama 13 tahun itu pucat. Keduanya saling menyalahkan sampai akhirnya hampir berkelahi di halaman PA.

Untung beberapa pegawai satpam dan pengunjung melerai, sampai akhirnya keduanya malah saling curhat menyentuh kalbu.

“Saya sebenarnya juga enggak ingin kayak gini mas. Saya stres karena merasa enggak bisa memberi keturunan. Udah gitu, orang-orang dan keluarga sampeyan tanya tanya terus kapan punya anak,” kata Butet yang berwajah cantik itu kepada Tongat, di salah satu warung depan PA.

Dengan wajah lelah, Butet mengaku sudah enggak kuat menahan tekanan soal anak. Karena, seluruh usaha untuk memiliki anak mulai ke dokter kandungan, ke orang pintar, kiai, minum obat tradisional hingga obat hamil lewat online sudah pernah ia lakukan. Namun, tak ada hasilnya.

Sampai akhirnya, wanita yang bekerja sebagai staf administrasi itu harus menjalani perawatan intensif oleh psikiater.

Tidak hanya Butet, Tongat juga demikian. Meski belum ada rencana untuk menikah lagi, Tongat juga sangat frustrasi karena malu dengan teman-temannya.

“Dibilang enggak jantan, kurang tepat bidikannya. Pusing. Sebagai laki-laki pastinya itu sangat tidak berharga. Harga diri terinjak-injak,” kata Tongat.

Pria yang bekerja sebagai pegawai akuntan itu menyatakan dirinya sudah sempat berhenti kerja demi memperoleh anak, namun hasilnya sia-sia.

“Saya jujur pernah mencoba nikah siri dengan beberapa wanita, ya saya coba kejantanan saya, tapi tetap enggak berhasil. Ya mereka juga sudah meninggalkan saya. Yang setia dan sayang emang hanya Butet saja. Makanya, saya berat mau meninggalkan istri,” jelasnya.

Tongat mengaku sangat berat hati untuk berpisah dengan Butet. Akan tetapi, tekanan tidak punya anak memang sangat menyiksanya.

“Tidak tahu ini bagaimana nasibnya? Kalau istri mau cerai ya saya pasrah,” pungkasnya. (jpg)

Pasutri tak punya anak-Ilustrasi.

SUMUTPOS.CO – Memiliki anak adalah dambaan semua pasangan suami istri. Jika lama tak punya anak, maka bisa membuat depresi jika tak dibawa enjoy.

Perasaan itu yang dialami pasangan suami istri (pasutri), Tongat (40) dan Butet (38). Keduanya sempat frustrasi sampai harus keluar dari pekerjaannya.

Mereka sudah terlihat tak berdaya dan pasrah. Keduanya pun sempat sama-sama mengajukan perceraian di Pengadilan Agama (PA) secara bersamaan dengan alasan tidak punya anak.

Entah di sengaja atau tidak, keduanya tampak terkaget ketika bertemu di halaman kantor PA, Rabu (21/6).

Kedua wajah suami istri yang sudah menikah selama 13 tahun itu pucat. Keduanya saling menyalahkan sampai akhirnya hampir berkelahi di halaman PA.

Untung beberapa pegawai satpam dan pengunjung melerai, sampai akhirnya keduanya malah saling curhat menyentuh kalbu.

“Saya sebenarnya juga enggak ingin kayak gini mas. Saya stres karena merasa enggak bisa memberi keturunan. Udah gitu, orang-orang dan keluarga sampeyan tanya tanya terus kapan punya anak,” kata Butet yang berwajah cantik itu kepada Tongat, di salah satu warung depan PA.

Dengan wajah lelah, Butet mengaku sudah enggak kuat menahan tekanan soal anak. Karena, seluruh usaha untuk memiliki anak mulai ke dokter kandungan, ke orang pintar, kiai, minum obat tradisional hingga obat hamil lewat online sudah pernah ia lakukan. Namun, tak ada hasilnya.

Sampai akhirnya, wanita yang bekerja sebagai staf administrasi itu harus menjalani perawatan intensif oleh psikiater.

Tidak hanya Butet, Tongat juga demikian. Meski belum ada rencana untuk menikah lagi, Tongat juga sangat frustrasi karena malu dengan teman-temannya.

“Dibilang enggak jantan, kurang tepat bidikannya. Pusing. Sebagai laki-laki pastinya itu sangat tidak berharga. Harga diri terinjak-injak,” kata Tongat.

Pria yang bekerja sebagai pegawai akuntan itu menyatakan dirinya sudah sempat berhenti kerja demi memperoleh anak, namun hasilnya sia-sia.

“Saya jujur pernah mencoba nikah siri dengan beberapa wanita, ya saya coba kejantanan saya, tapi tetap enggak berhasil. Ya mereka juga sudah meninggalkan saya. Yang setia dan sayang emang hanya Butet saja. Makanya, saya berat mau meninggalkan istri,” jelasnya.

Tongat mengaku sangat berat hati untuk berpisah dengan Butet. Akan tetapi, tekanan tidak punya anak memang sangat menyiksanya.

“Tidak tahu ini bagaimana nasibnya? Kalau istri mau cerai ya saya pasrah,” pungkasnya. (jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/