31 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Gembong Rampok Sadis Ditembak

Foto: Gibson/Posmetro Medan Guntur Syahputra, otak pelaku perampokan di Jalan Monginsidi diboyong ke RS Bhayangkara Medan.
Foto: Gibson/Posmetro Medan
Guntur Syahputra, otak pelaku perampokan di Jalan Monginsidi diboyong ke RS Bhayangkara Medan.

SUMUTPOS.CO – Guntur Syahputra (20), gembong perampok sadis yang kerap beraksi di Jl. Mongonsidi hingga Jl. KH Wahid Hasyim Medan, hanya bisa merintih saat kedua betisnya ditembus timah panas, Minggu (17/11) sekira pukul 08.30 WIB.

Penangkapan bos rampok ini adalah hasil pengembangan pasca polisi membekuk dua anggotanya. Riski Syahputera (19) warga Jl. Simpang Kampus dan M Dona (22), warga Jl. Dr. Sucipto Polonia adalah nama kedua anak buah Guntur tertangkap saat beraksi di Jl. Mongonsidi. Saat diperiksa di Polsek Medan Baru, Riski dan Dona ‘nyanyi’ kalau mereka hanya mengikuti perintah Guntur. Atas info itulah, polisi melakukan pengembangan dan berhasil menemukan Guntur di sekitaran rumahnya.

Tapi saat akan dicokok, Guntur memberi perlawanan dan mencoba kabur. Alhasil, polisi yang tak ingin kehilangan buruan langsung bertindak tegas dengan menembak kedua kaki pelaku. Saat ditemui kru koran ini, lajang bertubuh kurus tersebut mengaku bahwa ia dan anggotanya telah melakukan aksi perampokan sebanyak lima kali Jl. Mongonsidi. “Kami kerap beraksi dengan celurit,parang dan benda tajam lainnya. Terakhir kami merampok Satria FU BK 5269 AED milik warga yang melintas, waktu itu kami menyabet leher pemilik kereta itu,” terangnya di ruang IGD RS Bhayangkara Medan.

Mengenai modusnya, Guntur menjelaskan bahwa mereka selalu menunggu korban di lokasi sepi. “Kami tuduh korban geng motor lalu kami rampas keretanya. Kalau melawan kami klewang,” ujarnya seraya sesekali meringsi kesakitan. Guntur mengaku nekat merampok untuk menenuhi keperluan sehari-harinya. “Gak ada kerjaan aku bang. Inipun untuk keperluan aku sehari-hari. Gak pemakai narkoba aku bang,” ucapnya.  Saat disinggung kemana dirinya menjual sepeda motor curian tersebut, Guntur mengaku sepeda motor curian tersebut selalu mereka jual ke kawasan Marelan. “Aku jual ke Marelan bang sama si R (DPO). Kalau sepeda motor Jupiter MX aku jual seharga Rp 1,5 juta dan hasilnya kami bagi rata,” pungkasnya.

Kapolsekta Medan Baru, Kompol Nasrun Pasaribu didampingi Panit Reskrim, Iptu Alexander Piliang mengatakan bahwa ketiganya adalah sindikat perampok jalanan yang tak segan-segan melukai korbannya.   “Otak pelakunya adalah Guntur. Sudah sering para korban membuat laporan perampokan yang terjadi di Jl. Monginsidi itu. Karena itulah kita melakukan pengintaian dan dapatlah mereka,” ucap mantan Kapolsek Medan Barat itu. Dikatakannya, ketiganya adalah sindikat yang sering ‘main’ di sekitar Jl. Mongonsidi. Bahkan, dari hasil pemeriksaan, para pelaku ini juga pernah merampok di dekat markas Brimob Jl. KH Wahid Hasyim Medan.

“Jadi ketiga pelaku ini memang sudah jadi target operasi. Mereka kerap merampok sekitar pukul 03.00 – 04.30 WIB. Saat ini kita masih melakukan pengembangan kemana saja mereka menjual hasil rampokan dan siapa lagi teman-temannya,” tegas. Selain ketiga tersangka, polisi juga turut mengamankan barang bukti satu unit sepedamotor jenis Suzuki Satria FU 150 BK 5269 AED milik korban. Sementara itu, Dona yang ditemui di tahanan Polsek Medan Baru mengaku nekat merampok untuk kepentingan keluarga. “Aku baru nikah bang, dan istriku mengandung sembilan bulan. Yang mengajakku ‘main’ adalah Guntur. Kami pernah merampok sepeda motor merek Jupiter dan kami jual ke Marelan seharga Rp 2,3 juta. Hasilnya kami bagi rata. Aku menyesal dan inilah terakhir aku merampok. Takutnya, kalau dapat lagi merampok, aku ditembak polisi. Mudah-mudahan keluargaku tak malu,” katanya. (gib/ind)

Foto: Gibson/Posmetro Medan Guntur Syahputra, otak pelaku perampokan di Jalan Monginsidi diboyong ke RS Bhayangkara Medan.
Foto: Gibson/Posmetro Medan
Guntur Syahputra, otak pelaku perampokan di Jalan Monginsidi diboyong ke RS Bhayangkara Medan.

SUMUTPOS.CO – Guntur Syahputra (20), gembong perampok sadis yang kerap beraksi di Jl. Mongonsidi hingga Jl. KH Wahid Hasyim Medan, hanya bisa merintih saat kedua betisnya ditembus timah panas, Minggu (17/11) sekira pukul 08.30 WIB.

Penangkapan bos rampok ini adalah hasil pengembangan pasca polisi membekuk dua anggotanya. Riski Syahputera (19) warga Jl. Simpang Kampus dan M Dona (22), warga Jl. Dr. Sucipto Polonia adalah nama kedua anak buah Guntur tertangkap saat beraksi di Jl. Mongonsidi. Saat diperiksa di Polsek Medan Baru, Riski dan Dona ‘nyanyi’ kalau mereka hanya mengikuti perintah Guntur. Atas info itulah, polisi melakukan pengembangan dan berhasil menemukan Guntur di sekitaran rumahnya.

Tapi saat akan dicokok, Guntur memberi perlawanan dan mencoba kabur. Alhasil, polisi yang tak ingin kehilangan buruan langsung bertindak tegas dengan menembak kedua kaki pelaku. Saat ditemui kru koran ini, lajang bertubuh kurus tersebut mengaku bahwa ia dan anggotanya telah melakukan aksi perampokan sebanyak lima kali Jl. Mongonsidi. “Kami kerap beraksi dengan celurit,parang dan benda tajam lainnya. Terakhir kami merampok Satria FU BK 5269 AED milik warga yang melintas, waktu itu kami menyabet leher pemilik kereta itu,” terangnya di ruang IGD RS Bhayangkara Medan.

Mengenai modusnya, Guntur menjelaskan bahwa mereka selalu menunggu korban di lokasi sepi. “Kami tuduh korban geng motor lalu kami rampas keretanya. Kalau melawan kami klewang,” ujarnya seraya sesekali meringsi kesakitan. Guntur mengaku nekat merampok untuk menenuhi keperluan sehari-harinya. “Gak ada kerjaan aku bang. Inipun untuk keperluan aku sehari-hari. Gak pemakai narkoba aku bang,” ucapnya.  Saat disinggung kemana dirinya menjual sepeda motor curian tersebut, Guntur mengaku sepeda motor curian tersebut selalu mereka jual ke kawasan Marelan. “Aku jual ke Marelan bang sama si R (DPO). Kalau sepeda motor Jupiter MX aku jual seharga Rp 1,5 juta dan hasilnya kami bagi rata,” pungkasnya.

Kapolsekta Medan Baru, Kompol Nasrun Pasaribu didampingi Panit Reskrim, Iptu Alexander Piliang mengatakan bahwa ketiganya adalah sindikat perampok jalanan yang tak segan-segan melukai korbannya.   “Otak pelakunya adalah Guntur. Sudah sering para korban membuat laporan perampokan yang terjadi di Jl. Monginsidi itu. Karena itulah kita melakukan pengintaian dan dapatlah mereka,” ucap mantan Kapolsek Medan Barat itu. Dikatakannya, ketiganya adalah sindikat yang sering ‘main’ di sekitar Jl. Mongonsidi. Bahkan, dari hasil pemeriksaan, para pelaku ini juga pernah merampok di dekat markas Brimob Jl. KH Wahid Hasyim Medan.

“Jadi ketiga pelaku ini memang sudah jadi target operasi. Mereka kerap merampok sekitar pukul 03.00 – 04.30 WIB. Saat ini kita masih melakukan pengembangan kemana saja mereka menjual hasil rampokan dan siapa lagi teman-temannya,” tegas. Selain ketiga tersangka, polisi juga turut mengamankan barang bukti satu unit sepedamotor jenis Suzuki Satria FU 150 BK 5269 AED milik korban. Sementara itu, Dona yang ditemui di tahanan Polsek Medan Baru mengaku nekat merampok untuk kepentingan keluarga. “Aku baru nikah bang, dan istriku mengandung sembilan bulan. Yang mengajakku ‘main’ adalah Guntur. Kami pernah merampok sepeda motor merek Jupiter dan kami jual ke Marelan seharga Rp 2,3 juta. Hasilnya kami bagi rata. Aku menyesal dan inilah terakhir aku merampok. Takutnya, kalau dapat lagi merampok, aku ditembak polisi. Mudah-mudahan keluargaku tak malu,” katanya. (gib/ind)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/