26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Siswi SMK Itu Digilir, Disiram Bensin, lalu Dibakar

Foto: PM Julhijjah, siswi SMK Sri Langkat Tanjung Pura, digilir tiga pelaku, dicekik, dan dibakar.
Foto: PM
Julhijjah, siswi SMK Sri Langkat Tanjung Pura, digilir tiga pelaku, dicekik, dan dibakar.

STABAT, SUMUTPOS.CO – Masih ingat pembunuhan Julhizzah alias Hijjah, siswi SMK Sri Langkat Tanjung Pura, di perkebunan sawit PT. Nusantara Kepong tepatnya Afdeling I, Blok D, Desa Tamaran, Kec. Hinai, Langkat, Kamis (18/12/2014) pagi lalu? Dua pelaku telah ditangkap, seorang lagi buron.

Ketiga pelaku yakni MHS alias Een (20) dan Sup alias Udin (20), keduanya warga Desa Tamaran, serta Say (24), warga Hinai (DPO). Pengakuan pelaku, Jul Hijjah terlebih dahulu dibunuh lalu digilir 4 kali lalu dibakar.

Kapolres Langkat, AKBP Dwi Asmoro mengatakan, terungkapnya kasus ini bermula dari keterangan saksi yang melihat korban dibonceng pelaku melintas di Simpang Tamaran, Hinai.

Berikutnya, mereka membentuk tim khusus di bawah pimpinan Iptu Eridal Fitra (Pjs Kasat Reskrim Polres Langkat) dan Ipda Zul Iskandar Ginting (Kanit VC/Ranmor), serta Ipda Rudi Saputra (Kanit Ekonomi).

Setelah sebulan lebih melakukan pencarian akhirnya tim berhasil menangkap Een tak jauh dari rumahnya. Dalam pemeriksaan, pemuda ini mengaku pembunuhan terhadap anak dari pasangan Arsad (49) dan Siti Hawa (46) itu dilakukan bersama 2 temannya.

Atas pengakuan itu, tim bergerak menuju persembunyian Udin di kawasan Takengon, NAD. Tanpa perlawanan berarti, Udin pun berhasil diciduk dan diboyong ke Mapolres guna dimintai keterangan.

“Untuk tersangka Say, kini sedang berada di luar daerah dan tim telah menuju ke lokasi yang diduga dijadikan tempat persembunyiannya. Mudah-mudahan anggota tidak mengalami kendala menangkapnya,” ujar Asmoro.

Ditemui terpisah, Iptu Eridal menambahkan kalau Een mengaku kronologi pembunuhan bermula ketika dirinya bertemu dengan Say di Simpang Tamaran, Pasar IV, pada Rabu (17/12) sekira pukul 22.30 WIB. Saat itu Say membonceng korban.

Foto: Bambang/PM Dua tersangka pembunuh Hijjah, diapit petugas. Seorang lagi pelaku masih buron.
Foto: Bambang/PM
Dua tersangka pembunuh Hijjah, diapit petugas. Seorang lagi pelaku masih buron.

Tak lama, tersangka Sup datang dan minta diantarkan pulang. Karena ban kereta Een kempes, Sup akhirnya meminta tolong kepada Say. Tidak ingin dibilang tidak setia kawan, Say pun menyanggupi permintaan Sup.

Namun sebelum pergi, Say terlebih dahulu meyakinkan Hijjah agar ikut bersamanya mengantar Sup. Tanpa menaruh curiga, korban setuju. Selanjutnya mereka pergi dengan bonceng tiga, dengan posisi Hijjah berada di tengah. Sementara Een mengikuti setelah ban keretanya diperbaiki.

Ketika melintasi perkebunan sawit, Say berhenti. Tak lama, Een tiba di lokasi. Diduga curiga dengan gelagat ketiga pemuda tersebut, Hijjah minta diantarkan pulang dengan alasan mau ujian.

Bukannya bergegas mengantar, Say malah mengajak korban berhubungan badan tapi ditolak. Tak terima dengan penolakkan itu, Say menyuruh Sup memegang kedua kaki Hijjah sedangkan Een memegangi tangan.

Tidak terima dipaksa, Hijjah berontak sembari berteriak minta tolong. Panik, ketiga pelaku memukul dan mencekik korban. Setelah bungsu dari 5 bersaudara itu tidak bernyawa, Say menyuruh Sup membuka celana jeans korban.

Berikutnya, Say dan Sup serta Een bergiliran menyetubuhi Hijjah. Bejatnya, Say bahkan mengulangi perbuatannya setelah Sup dan Een. “Tersangka Een mengaku terpaksa melakukannya karena diancam Say,” ujar Iptu Eridal.

Setelah melampiaskan nafsu, pelaku coba menghilangkan jejak dengan membakar korban. Untuk memuluskan niat tersebut, mereka mengambil bensin dari kereta lalu menyiramkannya ke tubuh korban.

Sial, setelah bensin disiramkan, ternyata tak seorang pun dari mereka yang memiliki korek api atau mancis. Beberapa menit berpikir, akhirnya muncul ide memanfaatkan busi kereta.

Tak mau buang waktu, mereka mengambil ranting lalu mencelupkannya ke botol air mineral berisi bensin. Jurus berikutnya, ranting dibakar pakai percikan api dari busi.

Begitu ranting terbakar, pelaku mengambil sandal dan meletakkannya di perut korban lalu membakarnya. Selanjutnya mereka pun pergi. Begitulah, pagi harinya warga menemukan jasad gadis yang menetap di Dusun II Pekubuan Kec. Tanjung Pura, itu ditemukan warga sekitar.

Terpisah, bibi korban bernama Mbak Pur mengaku bisa sedikit lega dengan tertangkapnya 2 pembunuh keponakannya. Pun begitu, keluarga berharap Polisi bisa segera menangkap Say.

Disinggung apakah mereka mengenal dua pelaku yang telah tertangkap, Mbak Pur mengaku keluarga sama sekali tidak kenal. “Keluarga berharap para pelaku dihukum seberat-beratnya. Sebab dari kronologi yang terungkap, kuat dugaan pembunuhan telah direncanakan,” ujar Mbak Pur. (bam/ras)

 

Foto: PM Julhijjah, siswi SMK Sri Langkat Tanjung Pura, digilir tiga pelaku, dicekik, dan dibakar.
Foto: PM
Julhijjah, siswi SMK Sri Langkat Tanjung Pura, digilir tiga pelaku, dicekik, dan dibakar.

STABAT, SUMUTPOS.CO – Masih ingat pembunuhan Julhizzah alias Hijjah, siswi SMK Sri Langkat Tanjung Pura, di perkebunan sawit PT. Nusantara Kepong tepatnya Afdeling I, Blok D, Desa Tamaran, Kec. Hinai, Langkat, Kamis (18/12/2014) pagi lalu? Dua pelaku telah ditangkap, seorang lagi buron.

Ketiga pelaku yakni MHS alias Een (20) dan Sup alias Udin (20), keduanya warga Desa Tamaran, serta Say (24), warga Hinai (DPO). Pengakuan pelaku, Jul Hijjah terlebih dahulu dibunuh lalu digilir 4 kali lalu dibakar.

Kapolres Langkat, AKBP Dwi Asmoro mengatakan, terungkapnya kasus ini bermula dari keterangan saksi yang melihat korban dibonceng pelaku melintas di Simpang Tamaran, Hinai.

Berikutnya, mereka membentuk tim khusus di bawah pimpinan Iptu Eridal Fitra (Pjs Kasat Reskrim Polres Langkat) dan Ipda Zul Iskandar Ginting (Kanit VC/Ranmor), serta Ipda Rudi Saputra (Kanit Ekonomi).

Setelah sebulan lebih melakukan pencarian akhirnya tim berhasil menangkap Een tak jauh dari rumahnya. Dalam pemeriksaan, pemuda ini mengaku pembunuhan terhadap anak dari pasangan Arsad (49) dan Siti Hawa (46) itu dilakukan bersama 2 temannya.

Atas pengakuan itu, tim bergerak menuju persembunyian Udin di kawasan Takengon, NAD. Tanpa perlawanan berarti, Udin pun berhasil diciduk dan diboyong ke Mapolres guna dimintai keterangan.

“Untuk tersangka Say, kini sedang berada di luar daerah dan tim telah menuju ke lokasi yang diduga dijadikan tempat persembunyiannya. Mudah-mudahan anggota tidak mengalami kendala menangkapnya,” ujar Asmoro.

Ditemui terpisah, Iptu Eridal menambahkan kalau Een mengaku kronologi pembunuhan bermula ketika dirinya bertemu dengan Say di Simpang Tamaran, Pasar IV, pada Rabu (17/12) sekira pukul 22.30 WIB. Saat itu Say membonceng korban.

Foto: Bambang/PM Dua tersangka pembunuh Hijjah, diapit petugas. Seorang lagi pelaku masih buron.
Foto: Bambang/PM
Dua tersangka pembunuh Hijjah, diapit petugas. Seorang lagi pelaku masih buron.

Tak lama, tersangka Sup datang dan minta diantarkan pulang. Karena ban kereta Een kempes, Sup akhirnya meminta tolong kepada Say. Tidak ingin dibilang tidak setia kawan, Say pun menyanggupi permintaan Sup.

Namun sebelum pergi, Say terlebih dahulu meyakinkan Hijjah agar ikut bersamanya mengantar Sup. Tanpa menaruh curiga, korban setuju. Selanjutnya mereka pergi dengan bonceng tiga, dengan posisi Hijjah berada di tengah. Sementara Een mengikuti setelah ban keretanya diperbaiki.

Ketika melintasi perkebunan sawit, Say berhenti. Tak lama, Een tiba di lokasi. Diduga curiga dengan gelagat ketiga pemuda tersebut, Hijjah minta diantarkan pulang dengan alasan mau ujian.

Bukannya bergegas mengantar, Say malah mengajak korban berhubungan badan tapi ditolak. Tak terima dengan penolakkan itu, Say menyuruh Sup memegang kedua kaki Hijjah sedangkan Een memegangi tangan.

Tidak terima dipaksa, Hijjah berontak sembari berteriak minta tolong. Panik, ketiga pelaku memukul dan mencekik korban. Setelah bungsu dari 5 bersaudara itu tidak bernyawa, Say menyuruh Sup membuka celana jeans korban.

Berikutnya, Say dan Sup serta Een bergiliran menyetubuhi Hijjah. Bejatnya, Say bahkan mengulangi perbuatannya setelah Sup dan Een. “Tersangka Een mengaku terpaksa melakukannya karena diancam Say,” ujar Iptu Eridal.

Setelah melampiaskan nafsu, pelaku coba menghilangkan jejak dengan membakar korban. Untuk memuluskan niat tersebut, mereka mengambil bensin dari kereta lalu menyiramkannya ke tubuh korban.

Sial, setelah bensin disiramkan, ternyata tak seorang pun dari mereka yang memiliki korek api atau mancis. Beberapa menit berpikir, akhirnya muncul ide memanfaatkan busi kereta.

Tak mau buang waktu, mereka mengambil ranting lalu mencelupkannya ke botol air mineral berisi bensin. Jurus berikutnya, ranting dibakar pakai percikan api dari busi.

Begitu ranting terbakar, pelaku mengambil sandal dan meletakkannya di perut korban lalu membakarnya. Selanjutnya mereka pun pergi. Begitulah, pagi harinya warga menemukan jasad gadis yang menetap di Dusun II Pekubuan Kec. Tanjung Pura, itu ditemukan warga sekitar.

Terpisah, bibi korban bernama Mbak Pur mengaku bisa sedikit lega dengan tertangkapnya 2 pembunuh keponakannya. Pun begitu, keluarga berharap Polisi bisa segera menangkap Say.

Disinggung apakah mereka mengenal dua pelaku yang telah tertangkap, Mbak Pur mengaku keluarga sama sekali tidak kenal. “Keluarga berharap para pelaku dihukum seberat-beratnya. Sebab dari kronologi yang terungkap, kuat dugaan pembunuhan telah direncanakan,” ujar Mbak Pur. (bam/ras)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/