MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sepak terjang Ali Codet di dunia kriminal memang sudah cukup terkenal, khususnya bagi warga yang berdomisili di kawasan Pajak Simpang Limun, Jl. SM Raja Medan.
Hal ini diakui Hendra (25), warga Jl. Pertahanan, Gang Bersama, Dusun I, Desa Patumbak Kampung yang jadi korban perampokan Ali Codet Cs, Senin (17/2) sore. “Ali Codet itu memang polisi gila. Selama ini merampok saja kerjanya di sana. Semua orang tau siapa dia. Karena bukan aku saja yang jadi korban,” beber Hendra pada kru koran ini di Polsek Patumbak, Selasa (18/2) siang.
Karena itu, Hendra yang ditemani keluarganya berjanji akan melaporkan oknum polisi yang bertugas di Poldasu itu ke Propam. “Saya akan segera melaporkan Ali Codet itu ke Propam. Tapi saya masih menunggu kepastian dari pihak Polsek Patumbak,” ujar Hendra.
Hendra meyakini, salah seorang pelaku yang mengancamnya dengan senpi dan memborgol tangannya itu adalah Ali Codet. “Aku memang kurang kenal kali. Tapi kakakku orang Simpang Limun. Banyak juga kawan-kawanku di sana. Pria itu adalah Ali Codet. Bukan kakakku saja yang bilang dia polisi. Puluhan warga juga bilang begitu. Mereka kan tau siapa si Ali Codet itu,” katanya.
Kanit Reskrim Polsek Patumbak AKP David Bakara yang dikonfirmasi mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan. “Masih dalam penyidikan ya, kita masih melacak keberadaan pelaku. Doakan saja pelaku segera kita tangkap,” pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang personel Poldasu juga mengaku kenal dengan Ali Codet alias Brigadir Ali. “Memang ringan tangan kalau kawan itu. Makanya ia sering dimutasi atasannya. Sudah pastilah, dia orangnya,” ucap petugas yang minta namanya dirahasiakan.
Masih menurut polisi, aksi Brigadir Ali bukan hanya kali ini saja, tapi sudah sering. “Sudah sering kalilah dia berkasus, ringan kali memang tangannya. Sekarang dia (Brigadir Ali) tugas di SPKT Polda Sumut,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (KSPKT) Polda Sumut, AKBP Sofian Hadi saat dikonfirmasi membenarkan kalau Brigadir Ali alias Ali Codet adalah anggotanya. “Iya, anggota saya itu,” ujarnya.
Saat ditanya sudah berapa lama Brigadir Ali tak masuk, perwira dua melati emas di pundaknya itu mengaku tak mengetahuinya secara persis karena ia baru pulang dari Jakarta dalam rangka dinas. “Saya baru pulang dari Jakarta, jadi kurang tahu berapa lama dia tak masuk. Seminggu saya di Jakarta. Nanti saya cek,” tandasnya.
Sekedar mengingatkan, perampokan Hendra terjadi di Gang Mandailing/Simpang Limun, Kec. Medan Amplas, Senin (17/2) sekira pukul 16.00 WIB. Sore sebelum kejadian, korban berencana menjemput kakaknya yang tengah belanja di Pajak Simpang Limun mengendarai Yamaha Mio Soul BM 6917 NR. Tapi naas, saat melintas di lokasi yang kala itu tengah sepi, korban tiba-tiba dijegat dua pria tegap berboncengan mengendarai sepeda motor jenis bebek.
Detik berikutnya, pelaku langsung mengancam korban dengan sebilah pisau dapur. Setelah mengikat kedua tangan korban dengan tali rafiah, salah seorang pelaku lantas mengambil alih sepeda motor dan membawa korban ke sebuah rumah yang berada di ujung Gang Syahrudin/Simpang Limun, Medan Amplas.
Ternyata, di sana korban dan pelaku sudah ditunggu dua pelaku lain yang satu diantaranya menenteng senjata api jenis revolver bernama Ali Codet.
Di rumah itu, ikatan tangan korban sempat dilepas dan diganti dengan borgol. Setelah itu, korban pun didudukkan di sebuah kursi usang. Tak puas, Ali Codet itu langsung memukuli korban. Tak hanya itu, kepala Hendra juga diancam dengan senjata api. Selanjutnya pelaku pergi membawa kabur sepeda motor korban. Sedang Hendra ditinggal begitu saja dalam rumah gelap dengan pintu terkunci dan tangan terborgol.
Korban teriak sempat minta tolong, namun sayang, tak ada yang mendengar. Tak patah arang, ntah bagaimana, lima jam berusaha, Hendra akhirnya berhasil membuka borgol yang menjerat kedua pergelangan tangannya.
Berhasil melepas bongol, korban lantas pergi ke pintu depan. Ternyata pintudikunci pelaku dari depan. Tak mau membuang waktu, korban langsung menendang pintu yang terbuat dari papan itu hingga terbuka. Dengan langkah seribu, korban yang ketakutan memilih pulang ke rumah kakaknya di Jl. SM Raja. Setelah menceritakan peristiwa yang menimpanya, sekira pukul 22.00 WIB, ditemani sang kakak, korban pun membuat pengaduan ke Polsek Patumbak. (Cr-1/eza/deo)