25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Beli 4 Jimat Rp500 Ribu dari Pesisir Jawa

Foto: Amri/PM Gembong perampok berilmu kebal diringkus aparat Polsek Percut Seituan.
Foto: Amri/PM
Gembong perampok berilmu kebal diringkus aparat Polsek Percut Seituan. Jimat kebal mereka beli dari pantai pesisir Jawa.

SUMUTPOS.CO – Kesaktian 4 jimat Gingser sudah tak diragukan lagi. Selain kebal atas senjata tajam dan peluru, pelaku perampokan juga punya ilmu meloloskan dari kepungan polisi.

Hal ini diakui Panit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Ipda Marco Lumban Batu yang jadi kepala tim (katim) untuk menangkap Gingser.

Dikisahkan Marco, setelah menangkap dua anggota perampok, Minggu (14/9) pagi, pihaknya melakukan pengembangan dengan menggerebek rumah istri kedua Ucok di Uni Kampung, Belawan.

Entah sengaja atau tidak, saat itu pintu rumah Ucok tidak dikunci sehingga polisi yang sudah kordinasi dengan Kepling setempat leluasa masuk. Nah, saat masuk, polisi yang masuk mendapati Ucok tengah tidur dengan istri serta ketiga orang anaknya.

Tapi saat disergap, Ucok tiba-tiba terbangun dan melompat dari jendela yang juga sengaja tak dikunci. Seketika itu juga ia menghilang. “Kami kehilangan jejak. Padahal saat itu pelaku tidur dengan anak dan istrinya satu tempat,” kenang Marco mengawali kisah penangkapan Gingser.

Tak putus asa, pihaknya kembali mencari informasi keberadaan Ucok. Sampai pada Selasa (16/9) siang, seorang informan polisi melihat Ucok sedang asik makan di sebuah warung nasi tak jauh dari Komplek Cemara Asri. “Warga yang melihat langsung menghubungi kita, saya dan anggota langsung menuju tempat yang dimaksud,” katanya.

Tapi kedatangan polisi diketahui oleh Ucok. “Dia langsung lari ke perladangan milik warga,” tukasnya. Langkah Ucok terhenti setelah petugas mengeluarkan tembakan peringatan. Tapi saat akan ditangkap, rupanya Ucok tak ciut nyali, ia malah melawan dan memukul salah seorang petugas.

“Dia mengeluarkan pisau dan coba melawan, dia pukul anggota juga,” bebernya sembari menyebut Ucok juga sempat bergumul dengan salah seorang anggotanya.

Melihat anggotanya terancam, Marco sempat 5 kali menembak kaki Ucok. Tapi hingga pelurunya tinggal satu, Ucok tak apa-apa. Beruntung, letusan senjata api menghebohkan warga yang lantas mendatangi lokasi. “Entah mengapa, melihat warga, Ucok seakan ciut. Pas warga datang itulah dia nyerah, kami pun tak tau kenapa,” herannya.

“Memang susah kali kami nangkapnya, sampai habis peluru di pistolku. Kutembaki tapi dia nggak apa-apa. Pas mau kubidik lagi, tiba-tiba banyak warga datang. Gak jadilah kutembak, karena dia tiba-tiba menyerah. Mungkin karena takut dimassa atau karena bawaan jimatnya,” kenangnya.

Saat digeledah, dari kantong celana Gingser ditemukan 4 jimat yang dibungkus kain kafan mayat.

Saat diwawancarai, Gingser mengaku jimat tersebut ia peroleh dari daerah pantai pesisir Jawa. Kain kafan yang bentuknya digulung-gulung tersebut merupakan jimat untuk kekebalan fisik dari senjata tajam dan peluru, serta ilmu meloloskan diri dari kepungan musuh.

“Percaya gak percaya itu jimat bang, aku ambil dari Jawa sana. Temanku yang ngasih, aku bayar dia Rp500 ribu. Gunanya buat kekebalan tubuh dan biar gampang lolos dari kepungan musuh,” beber Ucok yang berstatus sebagai anak veteran TNI itu.

Marco pun mengakui keampuhan jimat itu. “Sakti kali memang jimatnya itu. Aku dan anggota sudah ada 8 kali menyergapnya, tapi dia selalu berhasil lolos,” katanya. Dipaparkan Marco, pihaknya pernah menyergap pelaku di simpang Tol Balmera Jl. Letda Sudjono sekitar sebulan lalu. Kala itu komplotan Gingser menyandera sebuah truk colt diesel pengangkut barang pecah belah dan menampok sopir dan membawa lari uang Rp3 juta. Anehnya, meski telah terkepung, tapi pelaku berhasil memoloskan diri.

“Cepat kali gerak mereka. Nggak ada juga takutnya mereka ini saata beraksi,” papar Marco diamini anggotanya.

Tak lama berselang, para pelaku kembali merampok sepeda motor milik mahasiswa Unimed bernama Reza di kawasan Jalan Tol Haji Anif. Ketika itu, pelaku juga tepergok sama petugas. Tapi saat akan ditangkap para pelaku tiba-tiba menghilang. Tidak hanya sampai di situ saja, para pelaku juga pernah beraksi di kawasan Helvetia tepatnya di Jl.Kapten Sumarsono. Mereka sempat dikejar-kejar polisi dan warga, tapi mereka tetap lolos juga.

Para pelaku juga pernah merampok dan mengajar korbannya yang merupakan tukang bandrek keliling di Pasar X Tembung. Saat itu, pelaku juga sempat dikepung warga. Tapi mereka kembali lolos. “Mereka ini seperti belut, capek kali kita sudah mengejarnya. Makanya sekarang kita sangat puas,” ujar salah seorang personel tugas luar (TL) yang ikut melakukan pengejaran. (mri/deo)

Foto: Amri/PM Gembong perampok berilmu kebal diringkus aparat Polsek Percut Seituan.
Foto: Amri/PM
Gembong perampok berilmu kebal diringkus aparat Polsek Percut Seituan. Jimat kebal mereka beli dari pantai pesisir Jawa.

SUMUTPOS.CO – Kesaktian 4 jimat Gingser sudah tak diragukan lagi. Selain kebal atas senjata tajam dan peluru, pelaku perampokan juga punya ilmu meloloskan dari kepungan polisi.

Hal ini diakui Panit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Ipda Marco Lumban Batu yang jadi kepala tim (katim) untuk menangkap Gingser.

Dikisahkan Marco, setelah menangkap dua anggota perampok, Minggu (14/9) pagi, pihaknya melakukan pengembangan dengan menggerebek rumah istri kedua Ucok di Uni Kampung, Belawan.

Entah sengaja atau tidak, saat itu pintu rumah Ucok tidak dikunci sehingga polisi yang sudah kordinasi dengan Kepling setempat leluasa masuk. Nah, saat masuk, polisi yang masuk mendapati Ucok tengah tidur dengan istri serta ketiga orang anaknya.

Tapi saat disergap, Ucok tiba-tiba terbangun dan melompat dari jendela yang juga sengaja tak dikunci. Seketika itu juga ia menghilang. “Kami kehilangan jejak. Padahal saat itu pelaku tidur dengan anak dan istrinya satu tempat,” kenang Marco mengawali kisah penangkapan Gingser.

Tak putus asa, pihaknya kembali mencari informasi keberadaan Ucok. Sampai pada Selasa (16/9) siang, seorang informan polisi melihat Ucok sedang asik makan di sebuah warung nasi tak jauh dari Komplek Cemara Asri. “Warga yang melihat langsung menghubungi kita, saya dan anggota langsung menuju tempat yang dimaksud,” katanya.

Tapi kedatangan polisi diketahui oleh Ucok. “Dia langsung lari ke perladangan milik warga,” tukasnya. Langkah Ucok terhenti setelah petugas mengeluarkan tembakan peringatan. Tapi saat akan ditangkap, rupanya Ucok tak ciut nyali, ia malah melawan dan memukul salah seorang petugas.

“Dia mengeluarkan pisau dan coba melawan, dia pukul anggota juga,” bebernya sembari menyebut Ucok juga sempat bergumul dengan salah seorang anggotanya.

Melihat anggotanya terancam, Marco sempat 5 kali menembak kaki Ucok. Tapi hingga pelurunya tinggal satu, Ucok tak apa-apa. Beruntung, letusan senjata api menghebohkan warga yang lantas mendatangi lokasi. “Entah mengapa, melihat warga, Ucok seakan ciut. Pas warga datang itulah dia nyerah, kami pun tak tau kenapa,” herannya.

“Memang susah kali kami nangkapnya, sampai habis peluru di pistolku. Kutembaki tapi dia nggak apa-apa. Pas mau kubidik lagi, tiba-tiba banyak warga datang. Gak jadilah kutembak, karena dia tiba-tiba menyerah. Mungkin karena takut dimassa atau karena bawaan jimatnya,” kenangnya.

Saat digeledah, dari kantong celana Gingser ditemukan 4 jimat yang dibungkus kain kafan mayat.

Saat diwawancarai, Gingser mengaku jimat tersebut ia peroleh dari daerah pantai pesisir Jawa. Kain kafan yang bentuknya digulung-gulung tersebut merupakan jimat untuk kekebalan fisik dari senjata tajam dan peluru, serta ilmu meloloskan diri dari kepungan musuh.

“Percaya gak percaya itu jimat bang, aku ambil dari Jawa sana. Temanku yang ngasih, aku bayar dia Rp500 ribu. Gunanya buat kekebalan tubuh dan biar gampang lolos dari kepungan musuh,” beber Ucok yang berstatus sebagai anak veteran TNI itu.

Marco pun mengakui keampuhan jimat itu. “Sakti kali memang jimatnya itu. Aku dan anggota sudah ada 8 kali menyergapnya, tapi dia selalu berhasil lolos,” katanya. Dipaparkan Marco, pihaknya pernah menyergap pelaku di simpang Tol Balmera Jl. Letda Sudjono sekitar sebulan lalu. Kala itu komplotan Gingser menyandera sebuah truk colt diesel pengangkut barang pecah belah dan menampok sopir dan membawa lari uang Rp3 juta. Anehnya, meski telah terkepung, tapi pelaku berhasil memoloskan diri.

“Cepat kali gerak mereka. Nggak ada juga takutnya mereka ini saata beraksi,” papar Marco diamini anggotanya.

Tak lama berselang, para pelaku kembali merampok sepeda motor milik mahasiswa Unimed bernama Reza di kawasan Jalan Tol Haji Anif. Ketika itu, pelaku juga tepergok sama petugas. Tapi saat akan ditangkap para pelaku tiba-tiba menghilang. Tidak hanya sampai di situ saja, para pelaku juga pernah beraksi di kawasan Helvetia tepatnya di Jl.Kapten Sumarsono. Mereka sempat dikejar-kejar polisi dan warga, tapi mereka tetap lolos juga.

Para pelaku juga pernah merampok dan mengajar korbannya yang merupakan tukang bandrek keliling di Pasar X Tembung. Saat itu, pelaku juga sempat dikepung warga. Tapi mereka kembali lolos. “Mereka ini seperti belut, capek kali kita sudah mengejarnya. Makanya sekarang kita sangat puas,” ujar salah seorang personel tugas luar (TL) yang ikut melakukan pengejaran. (mri/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/