24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

Sel POM TNI AU Digergaji, Serka Viki Kabur

Jeruji penjara-Ilustrasi
Jeruji penjara-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 7 personel Polisi Militer TNI Angkatan Udara (POM TNI AU), Rabu (19/2) sore menyambangi Markas Polresta Medan. Mereka melaporkan Serka Viki Susanto yang kabur setelah berhasil menggergaji sel POM AU. Aksi personel TNI AU yang diamankan dalam kasus perampokan sepeda motor dengan berpura-pura sebagai petugas debt collector itu diketahui dibantu istrinya.

Pelarian Serka Viki Susanto bermula dari kunjungan istrinya, Anggi (21), Sabtu (15/2). Saat menjenguk, Anggi ternyata menyelipkan gergaji besi di dalam tasnya dan menyerahkannya pada Viki. Minggu (16/2), Viki pun melancarkan aksi dan meloloskan diri dari jeruji besi POM AU.

Hal itu pun dibenarkan salah seorang personel POM AU yang melaporkan Serka Viki. “Kami mau melaporkan suaminya mas (Serka Viki Susanto). Suaminya ditahan karena desersi. Dia lari subuh dengan mengergaji sel kami,” bebernya di depan ruang SPKT.

Sembari mengingat agar namanya tidak dimuat, pria tegap tinggi itu menambahkan bahwa mereka telah mmebentuk tim untuk mengejar Viki. “Yang dikejar ini terlatih juga mas, makanya dia dapat kabur. Kalau sipil mana mungkin dia berani kabur. Kalau mau lengkapnya, silahkan tanya komandan saja mas, saya hanya anggota,” ujarnya.

Terpisah, Kasidik POM TNI AU Kapten Andri yang dikonfirmasi mengatakan masih melaporkan kasusnya. “Memang ada kami melapor. Tapi, lebih jelasnya silakan tanya komandan Lanud,” tandas pria tambun itu.

Kapten Andri sendiri mengaku jarang bertemu dengan Serka Viki. “Saya jarang bertemu dengannya mas, ini saja saya baru tahu dia lari dari tahanan dan diperintahkan Danlanud untuk membuat laporan ke Polisi,” ucapnya.

Serka Viki Susanto merupakan pelaku perampokan sepeda motor di kawasan fly over Amplas dan sempat diamankan Polsek Patumbak, Jumat (7/2) lalu, sekira pukul 11.00 wib.

Kala itu, Serda Viki yang menyaru sebagai debt collector Adira bersama 7 rekannya, siang itu menghadang perjalanan Roby (35) warga Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai yang mengarah ke Medan. Roby lantas dituding menunggak sepeda motor Suzuki Satria BK 6734 XAI yang ditungganginya tersebut.

Korban yang merasa heran, karena tak pernah menunggak iuran sepeda motornya, mencoba bertahan. Namun, delapan pria yang mulai kasar memaksanya ikut di boncengan. Tak ingin celaka, Roby pun mengikuti ucapan Viki dan rekan-rekannya.

Saat berada di persimpangan amplas, Viki dan rekan-rekannya menguras harta Roby dan mengambil telepon seluler korban dan mencoba meninggalkannya. Namun korban yang terus berusaha mempertahankan sepeda motornya malah mengancam akan berteriak.

Hal itu pun membuat Viki dan 7 temannya takut. Alhasil Roby kembali dibawa jalan. Di tengah perjalanan, tepat di persimpangan Simpang Tritura, Mariendal Roby melihat ramai polisi lalu lintas sektor Patumbak menggelar razia. Kesempatan itu dimanfaatkan korban dengan melompat dari boncengan dan berteriak minta tolong.

Polisi lalulintas yang mendengar, langsung bergerak dan berhasil meringkus Viki. Namun 7 rekan oknum TNI AU itu berhasil kabur setelah berbalik arah. Setelah diamankan, polisi lalulintas pun menghubungi unit Reskrim Patumbak untuk memboyong Fiki.

Ketika diperiksa petugas kepolisian ternyata orang yang mengaku debt collector tersebut merupakan oknum TNI AU yang menyamar sebagai debt collector dan melakukan perampokan dengan cara menakut-nakuti para korbannya yang terlilit utang sepeda motor. Usai diperiksa di Mapolsek Patumbak, Serka Viki dijemput petugas POM AU, hingga akhirnya ditahan.

Menanggapi hal tersebut, Kapten Andri enggan berkomentar banyak. “Langsung saja tanya sama Danlanud mas,” ucapnya sembari tersenyum.

Sementara itu, salah seorang Provos TNI AU mengatakan bahwa keseharian Viki biasa saja. “Dia jarang terlihat bergaul dengan kami, mungkin karena dia tidak Provos, dia personil biasa mas. Saya tidak tahu banyak tentang kesehariannya,” tandasnya singkat.

 

ISTRI PELAKU DIPOLISIKAN

Sementara itu, keterlibatan Anggi sendiri menurut rekannya, Tantri (29) terpaksa dilakukan lantaran Viki memaksa dan sempat mengeluarkan ancaman.

“Pertamanya dia tidak mau, tapi suaminya mengancam akan bunuh diri. Makanya dibawanya gergajinya ke dalam,” beber Tantri yang mengaku anak polisi itu.

Lanjutnya, kedatangannya ke Polresta Medan karena kasihan melihat Anggi yang terpaksa berurusan dengan polisi karena kelakuan suaminya. “Kasian dia, anaknya yang masih menyusui itu harus telantar, apalagi selama ini kami dipantau terus oleh pihak TNI POM.

“Aku aja mau ke kedai diintai oleh TNI, makanya aku bingung. Viki yang salah, mengapa kami yang dikejar-kejar. Kalaupun si Anggi salah, kan itu karena disuruh suaminya. Kalau tidak suaminya bunuh diri. Sekarang dia dilapor pulak oleh pihak POM AU. Sekarang anaknya sama ibukulah, sementara si Anggi masih di dalam ruang SPKT bersama anggota POM,” ujar wanita berambut pirang itu. (gib/bd)

Jeruji penjara-Ilustrasi
Jeruji penjara-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 7 personel Polisi Militer TNI Angkatan Udara (POM TNI AU), Rabu (19/2) sore menyambangi Markas Polresta Medan. Mereka melaporkan Serka Viki Susanto yang kabur setelah berhasil menggergaji sel POM AU. Aksi personel TNI AU yang diamankan dalam kasus perampokan sepeda motor dengan berpura-pura sebagai petugas debt collector itu diketahui dibantu istrinya.

Pelarian Serka Viki Susanto bermula dari kunjungan istrinya, Anggi (21), Sabtu (15/2). Saat menjenguk, Anggi ternyata menyelipkan gergaji besi di dalam tasnya dan menyerahkannya pada Viki. Minggu (16/2), Viki pun melancarkan aksi dan meloloskan diri dari jeruji besi POM AU.

Hal itu pun dibenarkan salah seorang personel POM AU yang melaporkan Serka Viki. “Kami mau melaporkan suaminya mas (Serka Viki Susanto). Suaminya ditahan karena desersi. Dia lari subuh dengan mengergaji sel kami,” bebernya di depan ruang SPKT.

Sembari mengingat agar namanya tidak dimuat, pria tegap tinggi itu menambahkan bahwa mereka telah mmebentuk tim untuk mengejar Viki. “Yang dikejar ini terlatih juga mas, makanya dia dapat kabur. Kalau sipil mana mungkin dia berani kabur. Kalau mau lengkapnya, silahkan tanya komandan saja mas, saya hanya anggota,” ujarnya.

Terpisah, Kasidik POM TNI AU Kapten Andri yang dikonfirmasi mengatakan masih melaporkan kasusnya. “Memang ada kami melapor. Tapi, lebih jelasnya silakan tanya komandan Lanud,” tandas pria tambun itu.

Kapten Andri sendiri mengaku jarang bertemu dengan Serka Viki. “Saya jarang bertemu dengannya mas, ini saja saya baru tahu dia lari dari tahanan dan diperintahkan Danlanud untuk membuat laporan ke Polisi,” ucapnya.

Serka Viki Susanto merupakan pelaku perampokan sepeda motor di kawasan fly over Amplas dan sempat diamankan Polsek Patumbak, Jumat (7/2) lalu, sekira pukul 11.00 wib.

Kala itu, Serda Viki yang menyaru sebagai debt collector Adira bersama 7 rekannya, siang itu menghadang perjalanan Roby (35) warga Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai yang mengarah ke Medan. Roby lantas dituding menunggak sepeda motor Suzuki Satria BK 6734 XAI yang ditungganginya tersebut.

Korban yang merasa heran, karena tak pernah menunggak iuran sepeda motornya, mencoba bertahan. Namun, delapan pria yang mulai kasar memaksanya ikut di boncengan. Tak ingin celaka, Roby pun mengikuti ucapan Viki dan rekan-rekannya.

Saat berada di persimpangan amplas, Viki dan rekan-rekannya menguras harta Roby dan mengambil telepon seluler korban dan mencoba meninggalkannya. Namun korban yang terus berusaha mempertahankan sepeda motornya malah mengancam akan berteriak.

Hal itu pun membuat Viki dan 7 temannya takut. Alhasil Roby kembali dibawa jalan. Di tengah perjalanan, tepat di persimpangan Simpang Tritura, Mariendal Roby melihat ramai polisi lalu lintas sektor Patumbak menggelar razia. Kesempatan itu dimanfaatkan korban dengan melompat dari boncengan dan berteriak minta tolong.

Polisi lalulintas yang mendengar, langsung bergerak dan berhasil meringkus Viki. Namun 7 rekan oknum TNI AU itu berhasil kabur setelah berbalik arah. Setelah diamankan, polisi lalulintas pun menghubungi unit Reskrim Patumbak untuk memboyong Fiki.

Ketika diperiksa petugas kepolisian ternyata orang yang mengaku debt collector tersebut merupakan oknum TNI AU yang menyamar sebagai debt collector dan melakukan perampokan dengan cara menakut-nakuti para korbannya yang terlilit utang sepeda motor. Usai diperiksa di Mapolsek Patumbak, Serka Viki dijemput petugas POM AU, hingga akhirnya ditahan.

Menanggapi hal tersebut, Kapten Andri enggan berkomentar banyak. “Langsung saja tanya sama Danlanud mas,” ucapnya sembari tersenyum.

Sementara itu, salah seorang Provos TNI AU mengatakan bahwa keseharian Viki biasa saja. “Dia jarang terlihat bergaul dengan kami, mungkin karena dia tidak Provos, dia personil biasa mas. Saya tidak tahu banyak tentang kesehariannya,” tandasnya singkat.

 

ISTRI PELAKU DIPOLISIKAN

Sementara itu, keterlibatan Anggi sendiri menurut rekannya, Tantri (29) terpaksa dilakukan lantaran Viki memaksa dan sempat mengeluarkan ancaman.

“Pertamanya dia tidak mau, tapi suaminya mengancam akan bunuh diri. Makanya dibawanya gergajinya ke dalam,” beber Tantri yang mengaku anak polisi itu.

Lanjutnya, kedatangannya ke Polresta Medan karena kasihan melihat Anggi yang terpaksa berurusan dengan polisi karena kelakuan suaminya. “Kasian dia, anaknya yang masih menyusui itu harus telantar, apalagi selama ini kami dipantau terus oleh pihak TNI POM.

“Aku aja mau ke kedai diintai oleh TNI, makanya aku bingung. Viki yang salah, mengapa kami yang dikejar-kejar. Kalaupun si Anggi salah, kan itu karena disuruh suaminya. Kalau tidak suaminya bunuh diri. Sekarang dia dilapor pulak oleh pihak POM AU. Sekarang anaknya sama ibukulah, sementara si Anggi masih di dalam ruang SPKT bersama anggota POM,” ujar wanita berambut pirang itu. (gib/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/