30 C
Medan
Saturday, December 7, 2024
spot_img

Cewek Bakar Tubuh Sopir Angkot

PEMATANGSIANTAR, SUMUTPOS.CO – Aman Siahaan alias Asen (25), sopir angkutan kota (angkot) nyaris meregang nyawa, setelah dibakar oleh Rita (35), di depan rumah milik Rita di Jalan Lokomotif, Siantar Utara, Sabtu (19/4) sekira pukul 21.30 WIB.

Peristiwa tersebut disaksikan langsung oleh suami Rita, Dedi (37) dan adik Rita, He (30). Namun mereka tak berusaha menyelamatkan Asen, melainkan hanya menonton.

Asen saat ditemui di Kamar 04 CII RUSD Djasamen Saragih Kota Siantar menceritakan, pada malam itu dia yang sedang duduk di atas rel kereta api dekat rumahnya di Bangsal Jalan Tanah Jawa, Siantar Utara, tiba-tiba ditelepon Rita. Rita memintanya untuk datang ke rumahnya.

Tanpa rasa curiga sedikitpun, dia mendatangi rumah Rita yang jaraknya sekira 100 meter dari tempat ia duduk dengan berjalan kaki.

Sesampainya di depan rumah Rita, dia melihat, ada Rita, Dedi dan He yang sedang duduk di depan rumah. Rita langsung memanggilnya dan menuding, bahwa dia yang telah mengatai Rita sebagai seorang penadah barang curian.

“Aku bilang tidak ada, tapi tetap dipaksanya aku ngaku dan dia (Rita) mengancamku akan menyiramkan bensin di dalam botol yang dia pegang,” ujarnya.

Walaupun ia sudah mengatakan tidak ada, Rita tetap menudingnya, dan langsung menyiramkan bensin tersebut ke bagian kepalanya. “Saat disiram bensin, aku tidak berani melawan, karena ada suami dan adiknya tersebut,” katanya.

Lanjutnya, Rita kembali memaksanya untuk mengaku tudingan tersebut sembari mengancam akan membakarnya. Ia tetap saja tidak mengaku, sehingga Rita menyulutkan api dari sebuah mancis yang telah dipegangnya itu dan seketika ia langsung terbakar.

“Aku tak bisa ngelak waktu dibakarnya itu. Aku bisa selamat, bukan karena suami dan adiknya itu, melainkan karena aku berguling-guling di jalan depan rumahnya itu,” ujarnya
Setelah selamat, dengan kondisi penuh luka bakar mulai dada hingga kepalanya,  dia langsung kabur  ke Polsek Siantar Barat, untuk melaporkan hal ini dan selanjutnya dibawa ke RSUD.

Asen mengatakan, sebelumnya ia tak pernah memiliki masalah dengan Rita. Adapun, masalah dengan Rita jauh sebelumnya adalah masalah utang piutang sebesar Rp30 ribu. “Tapi, utangku itu tak pernah dipermasalahkannya lagi,” ujarnya
Atas peristiwa ini, Asen mengaku keberatan dan meminta pihak kepolisian menangkap Rita segera mungkin, bersama suami dan adiknya tersebut.

Amatan wartawan, Luka bakar yang dialami Asen, bagian wajahnya, kedua tangannya, dan dadanya. Saat ini, Asen terbaring lemas ditempat tidurnya dan belum ada satu orangpun keluarga Asen yang menjenguknya.

 

RITA DIKENAL ORANG PEMBUAT ONAR
Peristiwa pembakaran tersebut diketahui oleh banyak tetangganya, namun tetangganya tersebut enggan memberikan keterangan mengenai hal tersebut, beralasan karena takut bermasalah dengan Rita.

“Kami tahunya masalah itu bang. Tapi, kami tidak mau mencampuri urusannya, karena dia (Rita) suka membuat keributan di sini,” ujar seorang ibu yang jarak rumahnya sekira hanya 3 rumah.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Melayu, Pangeran Harahap mengatakan, dalam peristiwa tersebut ia memang mengetahui, namun ia mengetahui setelah Asen berada di Polsek Siantar Barat dan pihak Polsek melaporkannya kepadanya.

“Setelah dikabari oleh orang Polsek Siantar Barat, barulah kami beritahu ke Polsek Siantar Utara, mengingat lokasi kejadiannya di Siantar Utara,” ujarnya.

Pangeran mengaku, bahwa hal dilakukan Rita kepada Asen memang sudah benar-benar keterlaluan, dan tidak menunjukkan sifat prikemanusian. “ Selama ini Rita memang sering membuat keributan di sini. Tapi, nggak separah ini,” ujarnya.

Atas perisitwa ini, Pangeran meminta pihak kepolisian agar menangkap Rita, sebelum hal yang dibuat rita lebih ngeri lagi.

Rita yang hendak di Konfirmasi, ternyata tidak berhasil ditemui di rumahnya yang bercat kuning hijau tersebut, diduga telah melarikan diri. Tampak rumah Rita, sudah terkunci rapat dan digembok dari luar. Begitu juga, suami Rita dan adiknya.

Kasubbag Humas Polres Siantar, AKP Nuriaman Rangkuti membenarkan adanya perisitwa pembakaran orang dilakukan oleh perempuan bernama Rita terhadap seorang sopir angkot Aman Siahaan.

Saat ini, Aman sedang dirawat di RSUD, dan belum satu orang pun keluarga Aman yang menjenguknya.

Dia mengaku, pelaku belum berhasil ditemukan, karena saat dicoba dicek ke rumah sudah tidak ada lagi, diduga sudah melarikan diri.

 

ANAK TELANTAR

Keluarga Asen, Atong warga Jalan Tanah Jawa, Kelurahan Malayu, yang hendak dikonfirmasi mengenai peristiwa yang dialami Asen ternyata tidak mengakuinya lagi sebagai keluarga.

Mariani (28), yang mengaku anak Atong, saat ditemui dirumahnya, mengatakan, memang benar Aseng lima tahun yang lalu, masih terdaftar dikeluarga mereka, namun saat ini sudah tidak lagi.

“Memang dulu dia keluarga kami, sekarang sudah tidak lagi, dan kami sudah membuat surat pernyataan yang sudah ditandatangi oleh Asen,” ujarnya.

Diceritakannya, sebelum Asen adalah anak angkat kedua orangtuanya, yang mulanya diambil dari neneknya mulai umur Asen belum sampai satu tahun. Asen dibesarkan oleh kedua orangtuanya memiliki sifat yang cukup bandal, sehingga dikeluarkan dari keluarga.

“Kami nggak tahu nenek kami ngambil Asen dari mana, sekarang nenek kami itu sudah meninggal, sehingga kami nggak tahu asal usul Asen,” ujarnya.

Ketika ditanya keberadaan ayahnya Atong, Mariani mengaku, bahwa ayahnya sedang keluar rumah, dan tak bisa dipastikan kapan kembali ke rumahnya. (mag-01/smg)

PEMATANGSIANTAR, SUMUTPOS.CO – Aman Siahaan alias Asen (25), sopir angkutan kota (angkot) nyaris meregang nyawa, setelah dibakar oleh Rita (35), di depan rumah milik Rita di Jalan Lokomotif, Siantar Utara, Sabtu (19/4) sekira pukul 21.30 WIB.

Peristiwa tersebut disaksikan langsung oleh suami Rita, Dedi (37) dan adik Rita, He (30). Namun mereka tak berusaha menyelamatkan Asen, melainkan hanya menonton.

Asen saat ditemui di Kamar 04 CII RUSD Djasamen Saragih Kota Siantar menceritakan, pada malam itu dia yang sedang duduk di atas rel kereta api dekat rumahnya di Bangsal Jalan Tanah Jawa, Siantar Utara, tiba-tiba ditelepon Rita. Rita memintanya untuk datang ke rumahnya.

Tanpa rasa curiga sedikitpun, dia mendatangi rumah Rita yang jaraknya sekira 100 meter dari tempat ia duduk dengan berjalan kaki.

Sesampainya di depan rumah Rita, dia melihat, ada Rita, Dedi dan He yang sedang duduk di depan rumah. Rita langsung memanggilnya dan menuding, bahwa dia yang telah mengatai Rita sebagai seorang penadah barang curian.

“Aku bilang tidak ada, tapi tetap dipaksanya aku ngaku dan dia (Rita) mengancamku akan menyiramkan bensin di dalam botol yang dia pegang,” ujarnya.

Walaupun ia sudah mengatakan tidak ada, Rita tetap menudingnya, dan langsung menyiramkan bensin tersebut ke bagian kepalanya. “Saat disiram bensin, aku tidak berani melawan, karena ada suami dan adiknya tersebut,” katanya.

Lanjutnya, Rita kembali memaksanya untuk mengaku tudingan tersebut sembari mengancam akan membakarnya. Ia tetap saja tidak mengaku, sehingga Rita menyulutkan api dari sebuah mancis yang telah dipegangnya itu dan seketika ia langsung terbakar.

“Aku tak bisa ngelak waktu dibakarnya itu. Aku bisa selamat, bukan karena suami dan adiknya itu, melainkan karena aku berguling-guling di jalan depan rumahnya itu,” ujarnya
Setelah selamat, dengan kondisi penuh luka bakar mulai dada hingga kepalanya,  dia langsung kabur  ke Polsek Siantar Barat, untuk melaporkan hal ini dan selanjutnya dibawa ke RSUD.

Asen mengatakan, sebelumnya ia tak pernah memiliki masalah dengan Rita. Adapun, masalah dengan Rita jauh sebelumnya adalah masalah utang piutang sebesar Rp30 ribu. “Tapi, utangku itu tak pernah dipermasalahkannya lagi,” ujarnya
Atas peristiwa ini, Asen mengaku keberatan dan meminta pihak kepolisian menangkap Rita segera mungkin, bersama suami dan adiknya tersebut.

Amatan wartawan, Luka bakar yang dialami Asen, bagian wajahnya, kedua tangannya, dan dadanya. Saat ini, Asen terbaring lemas ditempat tidurnya dan belum ada satu orangpun keluarga Asen yang menjenguknya.

 

RITA DIKENAL ORANG PEMBUAT ONAR
Peristiwa pembakaran tersebut diketahui oleh banyak tetangganya, namun tetangganya tersebut enggan memberikan keterangan mengenai hal tersebut, beralasan karena takut bermasalah dengan Rita.

“Kami tahunya masalah itu bang. Tapi, kami tidak mau mencampuri urusannya, karena dia (Rita) suka membuat keributan di sini,” ujar seorang ibu yang jarak rumahnya sekira hanya 3 rumah.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Melayu, Pangeran Harahap mengatakan, dalam peristiwa tersebut ia memang mengetahui, namun ia mengetahui setelah Asen berada di Polsek Siantar Barat dan pihak Polsek melaporkannya kepadanya.

“Setelah dikabari oleh orang Polsek Siantar Barat, barulah kami beritahu ke Polsek Siantar Utara, mengingat lokasi kejadiannya di Siantar Utara,” ujarnya.

Pangeran mengaku, bahwa hal dilakukan Rita kepada Asen memang sudah benar-benar keterlaluan, dan tidak menunjukkan sifat prikemanusian. “ Selama ini Rita memang sering membuat keributan di sini. Tapi, nggak separah ini,” ujarnya.

Atas perisitwa ini, Pangeran meminta pihak kepolisian agar menangkap Rita, sebelum hal yang dibuat rita lebih ngeri lagi.

Rita yang hendak di Konfirmasi, ternyata tidak berhasil ditemui di rumahnya yang bercat kuning hijau tersebut, diduga telah melarikan diri. Tampak rumah Rita, sudah terkunci rapat dan digembok dari luar. Begitu juga, suami Rita dan adiknya.

Kasubbag Humas Polres Siantar, AKP Nuriaman Rangkuti membenarkan adanya perisitwa pembakaran orang dilakukan oleh perempuan bernama Rita terhadap seorang sopir angkot Aman Siahaan.

Saat ini, Aman sedang dirawat di RSUD, dan belum satu orang pun keluarga Aman yang menjenguknya.

Dia mengaku, pelaku belum berhasil ditemukan, karena saat dicoba dicek ke rumah sudah tidak ada lagi, diduga sudah melarikan diri.

 

ANAK TELANTAR

Keluarga Asen, Atong warga Jalan Tanah Jawa, Kelurahan Malayu, yang hendak dikonfirmasi mengenai peristiwa yang dialami Asen ternyata tidak mengakuinya lagi sebagai keluarga.

Mariani (28), yang mengaku anak Atong, saat ditemui dirumahnya, mengatakan, memang benar Aseng lima tahun yang lalu, masih terdaftar dikeluarga mereka, namun saat ini sudah tidak lagi.

“Memang dulu dia keluarga kami, sekarang sudah tidak lagi, dan kami sudah membuat surat pernyataan yang sudah ditandatangi oleh Asen,” ujarnya.

Diceritakannya, sebelum Asen adalah anak angkat kedua orangtuanya, yang mulanya diambil dari neneknya mulai umur Asen belum sampai satu tahun. Asen dibesarkan oleh kedua orangtuanya memiliki sifat yang cukup bandal, sehingga dikeluarkan dari keluarga.

“Kami nggak tahu nenek kami ngambil Asen dari mana, sekarang nenek kami itu sudah meninggal, sehingga kami nggak tahu asal usul Asen,” ujarnya.

Ketika ditanya keberadaan ayahnya Atong, Mariani mengaku, bahwa ayahnya sedang keluar rumah, dan tak bisa dipastikan kapan kembali ke rumahnya. (mag-01/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/