MEDAN- Pasca terbunuhnya Remon Tambunan (25) warga Jl. Panglima Denai, Gang Seser, Kec. Medan Amplas di Jl. Pengilar, Kec. Medan Amplas, Sabtu (19/10) malam. Keterlibatan Rianto Hutabarat menghabisi Remon dengan 10 tikaman semakin menguat.
Jika sebelumnya, Rianto menuduhkan pembunuhan Remon kepada abang kandungnya, Hatoguan Hutabarat (23). Dan beralasan abangnya sengaja membelanya lantaran melihatnya sempat bertengkar di depan Jalan Penggilar dengan Remon Tambunan.
Namun keterangan Rianto ketika diperiksa polisi justru menyudutkan dirinya sendiri.
“Aku hanya melihat dua luka tusuk di dadanya saja, kemudian aku membawanya ke rumah sakit Ridho. Tidak ada niatku untuk membunuhnya. Aku juga heran mengapa abangku sampai menikamnya. Padahal aku memanggil abangku hanya untuk mendengarkan janji dari Remon mengenai gajiku,” terang Rianto berbelit-belit di hadapan penyidik, Minggu (20/10) pagi.
Dari keterangan Rianto tersebut, penyidik lantas menyoal kalau sebenarnya luka di tubuh korban bukan 2 melainkan 10. Mendengar keterangan petugas yang mempertanyakan kebenaran keterangannya, Rianto Hutabarat langsung tertunduk lesu dan menjawab. “Tidak tahu lagi saya pak,” ucapnya mulai bernada lemah.
Hal itu lantas membuat penyidik melontarkan pertanyaan dan kecurigaan kalau Rianto Hutabarat ikut terlibat dalam pembunuhan Remon Tambunan.
“Kamu kan ada di lokasi, pasti kamu mengetahui siapa yang menusuknya. Dan jumlah tusukannya ada 10 lubang, berarti abangmu 2 lubang dan 8 lubang lagi kamu yang nikam kan? Luka tusukan itu banyak terdapat di dada dan satu di kakinya,” seru penyidik sembari memperlihatkan baju korban yang berlumuran darah.
Namun lain ditanya petugas, Rianto malah memberi penjelasan terkait awal mula ia dan Remon bertengkar. “Selepas pulang kerja aku meminta gajiku untuk dibayarnya penuh, tapi korban tidak menyanggupinya. Lalu kami ke kolam pancing di Delitua. Disana kami ribut tapi didamaikan oleh teman kami lainnya. Selanjutnya kami pulang ke rumah, namun di Jalan Penggilar kami cekcok lagi. Disana, Remon sempat mengancamku supaya aku jangan menanyakan gajiku lagi. Tapi aku terus mendesaknya dan Remon sempat bilang samaku bahwa dia sudah capek dipukuli, jadi aku jangan macam-macam sama dia (Remon). Nah, pas kami cekcok itu, lewatlah abangku dan kupanggil, dikira abangku kami berantam lalu abangku menikamnya,” ujarnya di ruang penyidik.
Keterangan Rianto tadi ternyata berbeda dengan saksi yang ditemui POSMETRO di lokasi kejadian. “Saya lihat Rianto cekcok dengan korban lalu memanggil Hatoguan (abangnya). Kemudian abangnya menikam dada korban hingga tersungkur. Korban sempat lari ke dalam Gang Penggilar dikejar oleh mereka berdua. Tapi karena gelap, aku tidak nampak lagi. Beberapa menit kemudian aku dapat kabar bahwa Remon telah tewas,” ucap sumber tadi.
Sementara itu, abang korban, Melky mengaku belum mengatahui motif pembunuhan adiknya. “Kami masih mau mencari pemborongnya, nanti kalau sudah ketemu, kami lapor ke Polsek Patumbak,” tandasnya saat disambangi ke rumah duka.
Terpisah, Kapolsek Patumbak, AKP. Andoko Wicaksono membenarkan telah mengamankan satu orang terkait pembunuhan tersebut. “Kita sudah mengamankan satu orang yang diduga mengetahui kasusnya. Dan untuk keperluan pemeriksaan kami menahannya,” ujarnya via selular.
Ditanya strategi apa yang dipakai polisi untuk menangkap pelaku utama, perwira tiga balok emas di pundaknya tersebut menjelaskan bahwa mereka telah membentuk tim untuk mencari pelaku. “Kita telah bentuk tim untuk menangkap Hatoguan. Mengenai lokasinya saya tidak bisa katakan, takutnya dia lari pulak. Kami akan terus mencari keterangan terkait kasus ini,” pungkasnya.
Pelaku Lebih 3 Orang
Sementara itu adik kandung korban, Iwan meyakini pembunuh abangnya lebih dari tiga orang. Sebab, dijelaskan Iwan, diawal kejadiaan saksi mata, Rantau Saragi menyebut sempat melerai perkelahian abangnya. Hanya saja karena banyaknya pelaku membuat Rantau takut.
Karena sadar Remon akan dikeroyok, Rantau memanggil teman mereka, Surya (30) yang saat itu berada di Gg. Mesjid tak jauh dari TKP. Naasnya, saat kembali ke lokasi Rantau dan Surya sudah melihat rekannya tewas bersimbah darah.
“Pas berantam mereka, si Rantau masih sempat melerai. Tapi karena mereka ramai, si Rantau mencoba memanggil teman, bernama Surya. Tapi disitulah, setelah mereka kembali abangku sudah tewas duluan,” ujarnya.
Korban Pekerja Keras
Di mata teman satu gangnya, Remon Tambunan adalah sosok pemuda yang ramah, rajin bekerja, sering memberi pekerjaan kepada teman satu kampungnya.
“Bang Remon ini belum kawin, tapi rajin kerja. Dia berangkat kerja jam 6 pagi dan pulang sore. Aku pernah diajaknya kerja sebagai kernet bangunan, setelah habis kami tidak sama lagi. Terakhir aku dengar bang Remon kerja di Jalan Johor sebagai tukang bangunan. Setelah kami tanyain, ternyata yang bunuh adalah satu gang dan satu STM pulak. Mau apalagi bang, sudah terlanjur. Menurut rencananya, besok (Senin, 21 Oktober 2013) Remon akan dikebumikan di pekuburan Jalan Turi, Medan Amplas,” ungkap pria bercelana pendek saat duduk di depan rumah korban. (gib/cr1/bud)