25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Barang Bukti Tertinggal di Bukit Iblis

PEMBUNUHAN

SALAPIAN–Pelaku pembunuh Misman (46), berserta istrinya Suliah (43), dan dua anaknya Dedek Febriansyah (21) dan Tria Winanda Aulia (14), telah tertangkap. Para pelaku pun telah mendekam di sel Polres Langkat sembari menunggu proses hukum. Namun masih banyak keganjilan dibalik kasus yang menghebohkan Langkat sepanjang tahun 2013 ini.

Motif utang piutang sebesar Rp 40 juta yang tidak dibayarkan korban, dirasa tak masuk akal. Pasalnya dilihat secara kasat mata, kehidupan korban jauh lebih mapan ketimbang pelaku. Apalagi belum lama ini korban disebut-sebut baru menjualkan sebagian hartanya dan mengantongi uang sebesar Rp 90 juta.

Jadi, kalaupun korban benar ada memiliki utang kepada pelaku, sepertinya tidak terlalu sulit bagi korban untuk membayarnya. Karena penasaran dengan itulah, POSMETRO kembali menelusuri jejak pembunuhan ini. Selain rasa penasaran itu, kru POSMETRO LANGKAT (group POSMETRO MEDAN) sempat didatangi roh salah seorang korban.

Pesan dari arwah korban, meminta POSMETRO membuka dengan terang kasus ini. Semua itu dialami secara tak sengaja oleh kru POSMETRO ketika mendatangi lokasi yang diduga dijadikan tempat pembantaian oleh pelaku. Bahkan, dari petunjuk gaib korban yang dibantai inilah POSMETRO menemukan sejumlah alat yang digunakan pelaku saat itu sebelum akhirnya kesemua barang bukti tadi diamankan Polisi.

Dengan penuh rasa penasaran, Minggu (20/10) POSMETRO kembali mendatangi bukit Iblis bersama seorang para normal. Kedatangan kali kedua ke lokasi ini berdasarkan adanya bisikan yang mengatakan kalau masih ada barang bukti yang ketingalan di lokasi itu. Memang sejak dulu nama tempat ini telah diketahui sebagai lokasi angker dengan bermacam mahluk lelembut penghuninya. Jadi tak heran kalau setiap orang yang dilihat menuju arah bukit ini akan menjadi tanda tanya bagi warga sekitar.

Apalagi sejak kasus pembunuhan yang mengegerkan wilayah tersebut. Keangkeran bukit Iblis kian bertambah. Tak sulit memang menemukan bukit Iblis, sebab bila ditarik benang lurus, keberadaanya tepat dari rumah korban. Jarak ke bukit ini juga tidaklah terlalu jauh, hanya memakan waktu beberapa menit saja jika ditempuh dengan sepeda motor.

Seperti ada yang menuntun langkah saat menapaki jalanan bertanah kuning yang dikiri kanannya ditumbuhi pohon-pohon sawit tersebut. Tidak berapa lama, POSMETRO yang ditemani seorang sahabat seorang paranormal, tiba di lokasi. Sebagai bentuk penghormatan kepada para lelembut disitu, terlebih dulu melakukan meditasi memohon dimudahkan penelusuran hari ini dan memohon perlindungan dari sang khalik agar selalu dijauhkan dari segala mara bahaya.

Hasil penelusuran ditemukan sebuah barang bukti baru berupa karet alas kaki yang diduga dipergunakan pelaku saat ingin mengeluarkan mobil pick-up dari kubangan lumpur. Diyakini, malam kejadian itu mobil yang digunakan pelaku sempat berjalan di tempat (terpatar-red).

Mengunakan karet alas kaki pelaku coba mengeluarkan mobilnya dari lumpur. Dan saat ini karet alas kaki tersebut masih berada di tempat itu. Pantauan POSMETRO di lokasi yang sama juga ditemukan bekas roda ban mobil pick-up yang menindih tumpukan tanaman mukuna (rumput) menjadikan tanaman itu mati seperti terbakar, jejak kaki serta tapak ban mobil memberikan tanda serta isyarat matinya tanaman mukuna akibat tertindih sesuatu benda.

Dari pandangan mata bathin salah seorang Supranatural muda rekan POSMETRO mengaku ada pesan gaib yang terpancar dari lokasi Blok L tahun tanam 2011, dengan luas areal 80 Ha tersebut. Lokasi itu sedikit bergeser dari lokasi sebelumnya.

“Kalau sembarangan masuk kemari pasti nggak melihat apa-apa bang. Kawasan ini telah ditutupi dengan aura gaib. Bahkan kalau orang biasa masuk daerah ini bisa lingkung kayak orang bingung. Mau keluar dari tempat ini aja bisa mutar-mutar,” ujar suprantural POSMETRO ini mengisyaratkan.

Katanya lagi, seperti barang bukti yang diamankan Polisi kemarin juga sebenarnya berserakan di lokasi, tapi bisanya Polisi tidak melihatnya, mau percaya atau tidak, tapi itu adalah kerjaan mahluk gaib disini yang kurang suka melihat kerja Polisi saat itu, makanya mereka tidak mendukung dan menyembunyikannya dari Polisi. Tapi ketika kru POSMETRO yang datang, benda-benda itu kelihatan.

Ibarat masuk rumah orang, Polisinya main nyelonong aja, nggak pakek salam lekom, karena itulah mahluk gaibnya merasa tidak dihargai dan menyembunyikan benda-benda itu. Harusnya Polisi berterima kasih secara khusus kepada POSMETRO LANGKAT karena membantu hingga kasus ini terungkap dengan cepat. Kalau tidak bisa saja sampai hari ini kasusnya tidak terungkap,” ketus sahabat yang memiliki pengetahuan gaib ini.

Amatan kru POSMETRO pasca kejadian yang menewaskan empat korban sekeluarga di Desa Naman jahe Salapian, situasi di lokasi kejadian menjadi berubah total. Sedianya para pekerja disana merasa aman serta biasa saja bekerja jika kebetulan tepat berada di lokasi Bukit Iblis atau biasa disebut Pulau Setan atau kolam Mbah. Para pekerja perkebunan yang biasanya tidak merasakan hal mistis. Namun setelah kejadian beberapa pekan lalu menimbulkan kejanggalan dan keanehan yang selalu mengikuti para pekerja dalam penyiangan atau pembersihan areal tanaman sawit muda yang siap panen.

“Mosok siang-siang begini kita kerja di lokasi ini kok terus merinding. bukan hanya perasaan itu, macamnya ada sosok yang menampak-nampaki kita yang lagi kerja disini,” ujar seorang pekerja kebun yang kebetulan bertemu kru Koran ini.

“Kamipun yang bekerja disini juga heran, apa arwahnya masih belum menerima, atau masih penasaran. Makanya sering juga kayaknya mengikuti kita yang bekerja,” diamiani beberapa rekan pekerja kebun lainnya.

Sementara di lokasi kediaman Pelaku di Dusun IX Pondok Sebelas Desa Tanjung Keliling, Rumah kediaman pelaku sejak diketahui pelakunya adalah Suami atau anaknya, kedua omak-omak itu sudah tak terlihat lagi batang hidungnya.

Ya, dia adalah Fitri (24) isteri Alamsyah alias Lilik si pelaku pembunuhan, sedangkan satunya lagi Saniah (57) adalah ibu kandung Alamsyah beserta seorang anaknya yang masih berumur 4 tahun pergi meninggalkan rumah tidak diketahui kepergiannya kemana arah tujuannya. Masyarakat yang mendiami lokasi sekitar kediaman Pelaku itu juga mengatakan, “Kami disini bang tidak menyangka sama sekali kalau beliau itu yang membunuhnya. Kok teganya dia itu, sudahlah kenal dan dekat dengan korban sekeluarga semasa hidupnya, dibantai pulak lagi.

Aku mau mengungkapkannya asal jangan namaku ditarok di Koran abang lah, pintanya berkali-kali. “ Bukan hanya itu aja bang, kita disini juga serem rasanya, karena Polisi kan terus aja bolak balik datang kesini, lagi pulak ada beberapa warga yang terus saja dimintai keterangannya di Polsek untuk kepentingan penyelidikan, itu wajarlah tapi rasanya tempat kami ini kan tak pernah ada semacam beginian jadinya kami omak-omak disini ketakutan rasanya,” dibebernya.

“Parahnya lagi abang piker cobak, terkecoh kita-kita dibuatnya, kesehariannya yang terbilang doyan beramal itu tapi nyatanya coba. Tak kusangka itu orangnya begitu, mudah-mudahan dia akan memperoleh imbalan setimpal atas semua pekerjaannya yang tak tak diridhoi Allah itu. Banyak warga disini juga meminta kepada aparat penegak hukum di negeri ini, kalau bisa dihukum seumur hidupnya,” kesal warga. (mir/dw/bud)

PEMBUNUHAN

SALAPIAN–Pelaku pembunuh Misman (46), berserta istrinya Suliah (43), dan dua anaknya Dedek Febriansyah (21) dan Tria Winanda Aulia (14), telah tertangkap. Para pelaku pun telah mendekam di sel Polres Langkat sembari menunggu proses hukum. Namun masih banyak keganjilan dibalik kasus yang menghebohkan Langkat sepanjang tahun 2013 ini.

Motif utang piutang sebesar Rp 40 juta yang tidak dibayarkan korban, dirasa tak masuk akal. Pasalnya dilihat secara kasat mata, kehidupan korban jauh lebih mapan ketimbang pelaku. Apalagi belum lama ini korban disebut-sebut baru menjualkan sebagian hartanya dan mengantongi uang sebesar Rp 90 juta.

Jadi, kalaupun korban benar ada memiliki utang kepada pelaku, sepertinya tidak terlalu sulit bagi korban untuk membayarnya. Karena penasaran dengan itulah, POSMETRO kembali menelusuri jejak pembunuhan ini. Selain rasa penasaran itu, kru POSMETRO LANGKAT (group POSMETRO MEDAN) sempat didatangi roh salah seorang korban.

Pesan dari arwah korban, meminta POSMETRO membuka dengan terang kasus ini. Semua itu dialami secara tak sengaja oleh kru POSMETRO ketika mendatangi lokasi yang diduga dijadikan tempat pembantaian oleh pelaku. Bahkan, dari petunjuk gaib korban yang dibantai inilah POSMETRO menemukan sejumlah alat yang digunakan pelaku saat itu sebelum akhirnya kesemua barang bukti tadi diamankan Polisi.

Dengan penuh rasa penasaran, Minggu (20/10) POSMETRO kembali mendatangi bukit Iblis bersama seorang para normal. Kedatangan kali kedua ke lokasi ini berdasarkan adanya bisikan yang mengatakan kalau masih ada barang bukti yang ketingalan di lokasi itu. Memang sejak dulu nama tempat ini telah diketahui sebagai lokasi angker dengan bermacam mahluk lelembut penghuninya. Jadi tak heran kalau setiap orang yang dilihat menuju arah bukit ini akan menjadi tanda tanya bagi warga sekitar.

Apalagi sejak kasus pembunuhan yang mengegerkan wilayah tersebut. Keangkeran bukit Iblis kian bertambah. Tak sulit memang menemukan bukit Iblis, sebab bila ditarik benang lurus, keberadaanya tepat dari rumah korban. Jarak ke bukit ini juga tidaklah terlalu jauh, hanya memakan waktu beberapa menit saja jika ditempuh dengan sepeda motor.

Seperti ada yang menuntun langkah saat menapaki jalanan bertanah kuning yang dikiri kanannya ditumbuhi pohon-pohon sawit tersebut. Tidak berapa lama, POSMETRO yang ditemani seorang sahabat seorang paranormal, tiba di lokasi. Sebagai bentuk penghormatan kepada para lelembut disitu, terlebih dulu melakukan meditasi memohon dimudahkan penelusuran hari ini dan memohon perlindungan dari sang khalik agar selalu dijauhkan dari segala mara bahaya.

Hasil penelusuran ditemukan sebuah barang bukti baru berupa karet alas kaki yang diduga dipergunakan pelaku saat ingin mengeluarkan mobil pick-up dari kubangan lumpur. Diyakini, malam kejadian itu mobil yang digunakan pelaku sempat berjalan di tempat (terpatar-red).

Mengunakan karet alas kaki pelaku coba mengeluarkan mobilnya dari lumpur. Dan saat ini karet alas kaki tersebut masih berada di tempat itu. Pantauan POSMETRO di lokasi yang sama juga ditemukan bekas roda ban mobil pick-up yang menindih tumpukan tanaman mukuna (rumput) menjadikan tanaman itu mati seperti terbakar, jejak kaki serta tapak ban mobil memberikan tanda serta isyarat matinya tanaman mukuna akibat tertindih sesuatu benda.

Dari pandangan mata bathin salah seorang Supranatural muda rekan POSMETRO mengaku ada pesan gaib yang terpancar dari lokasi Blok L tahun tanam 2011, dengan luas areal 80 Ha tersebut. Lokasi itu sedikit bergeser dari lokasi sebelumnya.

“Kalau sembarangan masuk kemari pasti nggak melihat apa-apa bang. Kawasan ini telah ditutupi dengan aura gaib. Bahkan kalau orang biasa masuk daerah ini bisa lingkung kayak orang bingung. Mau keluar dari tempat ini aja bisa mutar-mutar,” ujar suprantural POSMETRO ini mengisyaratkan.

Katanya lagi, seperti barang bukti yang diamankan Polisi kemarin juga sebenarnya berserakan di lokasi, tapi bisanya Polisi tidak melihatnya, mau percaya atau tidak, tapi itu adalah kerjaan mahluk gaib disini yang kurang suka melihat kerja Polisi saat itu, makanya mereka tidak mendukung dan menyembunyikannya dari Polisi. Tapi ketika kru POSMETRO yang datang, benda-benda itu kelihatan.

Ibarat masuk rumah orang, Polisinya main nyelonong aja, nggak pakek salam lekom, karena itulah mahluk gaibnya merasa tidak dihargai dan menyembunyikan benda-benda itu. Harusnya Polisi berterima kasih secara khusus kepada POSMETRO LANGKAT karena membantu hingga kasus ini terungkap dengan cepat. Kalau tidak bisa saja sampai hari ini kasusnya tidak terungkap,” ketus sahabat yang memiliki pengetahuan gaib ini.

Amatan kru POSMETRO pasca kejadian yang menewaskan empat korban sekeluarga di Desa Naman jahe Salapian, situasi di lokasi kejadian menjadi berubah total. Sedianya para pekerja disana merasa aman serta biasa saja bekerja jika kebetulan tepat berada di lokasi Bukit Iblis atau biasa disebut Pulau Setan atau kolam Mbah. Para pekerja perkebunan yang biasanya tidak merasakan hal mistis. Namun setelah kejadian beberapa pekan lalu menimbulkan kejanggalan dan keanehan yang selalu mengikuti para pekerja dalam penyiangan atau pembersihan areal tanaman sawit muda yang siap panen.

“Mosok siang-siang begini kita kerja di lokasi ini kok terus merinding. bukan hanya perasaan itu, macamnya ada sosok yang menampak-nampaki kita yang lagi kerja disini,” ujar seorang pekerja kebun yang kebetulan bertemu kru Koran ini.

“Kamipun yang bekerja disini juga heran, apa arwahnya masih belum menerima, atau masih penasaran. Makanya sering juga kayaknya mengikuti kita yang bekerja,” diamiani beberapa rekan pekerja kebun lainnya.

Sementara di lokasi kediaman Pelaku di Dusun IX Pondok Sebelas Desa Tanjung Keliling, Rumah kediaman pelaku sejak diketahui pelakunya adalah Suami atau anaknya, kedua omak-omak itu sudah tak terlihat lagi batang hidungnya.

Ya, dia adalah Fitri (24) isteri Alamsyah alias Lilik si pelaku pembunuhan, sedangkan satunya lagi Saniah (57) adalah ibu kandung Alamsyah beserta seorang anaknya yang masih berumur 4 tahun pergi meninggalkan rumah tidak diketahui kepergiannya kemana arah tujuannya. Masyarakat yang mendiami lokasi sekitar kediaman Pelaku itu juga mengatakan, “Kami disini bang tidak menyangka sama sekali kalau beliau itu yang membunuhnya. Kok teganya dia itu, sudahlah kenal dan dekat dengan korban sekeluarga semasa hidupnya, dibantai pulak lagi.

Aku mau mengungkapkannya asal jangan namaku ditarok di Koran abang lah, pintanya berkali-kali. “ Bukan hanya itu aja bang, kita disini juga serem rasanya, karena Polisi kan terus aja bolak balik datang kesini, lagi pulak ada beberapa warga yang terus saja dimintai keterangannya di Polsek untuk kepentingan penyelidikan, itu wajarlah tapi rasanya tempat kami ini kan tak pernah ada semacam beginian jadinya kami omak-omak disini ketakutan rasanya,” dibebernya.

“Parahnya lagi abang piker cobak, terkecoh kita-kita dibuatnya, kesehariannya yang terbilang doyan beramal itu tapi nyatanya coba. Tak kusangka itu orangnya begitu, mudah-mudahan dia akan memperoleh imbalan setimpal atas semua pekerjaannya yang tak tak diridhoi Allah itu. Banyak warga disini juga meminta kepada aparat penegak hukum di negeri ini, kalau bisa dihukum seumur hidupnya,” kesal warga. (mir/dw/bud)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/