STM HILIR, SUMUTPOS.CO – Selain kecewa cintanya bertepuk sebelah tangan, aksi Nia Saraswati br Perangin-angin (16) yang nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri juga tak terlepas dari minimnya perhatian keluarga.
“Beberapa waktu lalu Nia memang pernah curhat. Katanya, dia suntuk di rumah. Tapi tak mau dia ngasih tau apa penyebabnya. Bahkan sehari sebelum bunuh diri, ia juga tak masuk sekolah,” kenang Widianti, teman satu sekolah korban pada kru koran ini, Senin (21/4) siang.
Diceritakan Widianti, pada Kamis (17/4) lalu Nia masuk sekolah untuk latihan bola volley. Tapi karena pelatihanya tak datang, korban sempat mengajak siswi yang duduk di bangku kelas X 3 itu jalan-jalan. Namun karena ada keperluan, Widianti pun menolak. Sedangkan kepada teman sekelasnya Pujiana Rahayu, korban juga sempat bilang mau pindah sekolah. Ia mengaku tak betah di MAN karena teman-teman di sana ada yang asik diajak berteman.
“Korban itu periang tapi tidak mau bercerita soal masalah pribadinya. Kami tidak kenal siapa cowok bernama Ryan itu. Kadang-kadang korban ke sekolah naik sepeda motor Yamaha vixion milik abangnya. Kami tidak ada mimpi jika korban akan pergi selamanya,” ungkapnya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MAN Tanjung Morawa, Aswin yang ditemui kru koran ini menerangkan selama ini korban tidak pernah punya masalah di sekolah. Dari 25 siswi wanita di sekolah, korban yang duduk sendiri dan mengambil bangku di pojok belakang sebelah kanan menghadap papan tulis itu adalah salah satu siswi yang pintar bergaul.
Bahkan mereka kaget mendengar kabar kematian korban dengan jalan pintas. Meskin prestasi korban tergolong tidak begitu menonjol di bidang mata pelajaran, tapi korban sangat periang dan hobi olahraga. Bahkan korban pernah mengikuti seleksi tingkat kecamatan bola volley untuk persiapan Popkab (Pekan Olahrga Pelajar Kabupaten) Deli Serdang. Tapi keberuntungan belum berpihak pada korban karena saat seleksi tingkat kabupaten, korban tidak berhasil melewati seleksi. “Perangainya sebelum meninggal dunia biasa saja. Tidak ada tanda-tanda korban bakal pergi secepat itu,” bilang Aswin
Terpisah Kapolsek Talun Kenas AKP Amir Sinaga SH saat dikonfirmasi mengatakan jika Salamuddin perangin-angin, ayah korban sudah membuat pernyataan jika korban tewas gantung diri dan ikhlas menerima kepegian putrinya. “Korban dikebumikan pada minggu (20/4) sekira pukul 17.00 WIB di TPU Dusun I Desa Tadukan Raga,” katanya.
Sekedar mengingatkan, siswi kelas I MAN Desa Medan Sinembah, Kec. Tanjung Morawa itu tewas gantung diri menggunakan seutas tali di kamar belakang rumahnya, Dusun I, Desa Tadukan Raga, Kec. STM Hilir, Minggu (20/4) sekira pukul 10.00 WIB
Aksi gadis remaja anak kedua dari tiga bersaudara ini pertama kali diketahui oleh Andika, adiknya yang masih duduk di kelas III SD. Pagi jelang siang itu, Andika tak sengaja masuk ke kamar belakang dekat dapur. Bocah berusia 9 tahun itu sontak menjerit tatkala melihat tubuh kakaknya tergantung dengan tali tambang yang diikatkan ke kayu yang ada dibawah atap rumah. Jeritan itu mengundang perhatian Rusmani br Ginting (40), ibu kandung korban yang langsung berlari menuju lokasi.
Melihat putrinya tergantung, Rusmani sontak menjerit histeris hingga mengundang perhatian warga sekitar. Dalam hitungan detik puluhan warga menyemuti kediaman Rusmani dan membantunya menurunkan tubuh korban yang lidahnya sudah menjulur keluar itu.
Berharap korban masih hidup, siang itu juga warga melarikan korban ke Rumah Sakit Dermaga Tanjung Morawa. Tapi apa daya, saat diperiksa ternyata nyawa Nia sudah melayang. Oleh warga, jenazah korban kembali dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. (man/deo)