Mungkin Ratu Atut Chosiyah tidak akan pernah menyangka akan tinggal di ‘Hotel Prodeo’ Pondok Bambu, Jakarta Timur. Dari balik jeruji besi, Atut habiskan waktu dengan lamunan.
Seorang petugas jaga yang enggan disebutkan namanya menceritakan, Atut yang baru sehari berada di Rutan Pondok Bambu kerap termenung sendiri.
“Kayak lagi mikiri sesuatu. Tatapan matanya sesekali suka kosong,” ujar petugas tersebut, kemarin.
Sesekali Atut terlihat mengelus dadanya seraya mengucap istigfar. Beberapa rekan satu selnya bahkan kerap memberikan dorongan moril kepada istri (alm) Hikmat Tomet ini.
“Teman di satu sel juga semangati dia supaya sabar dan jalani secara ikhlas,” kata dia.
Hari kedua Atut di bui, perlahan dia mulai membiasakan bergaul bersama tahanan lain. Atut terlihat mengisi waktu luangnya dengan beribadah. “Selesai salat dia langsung mengaji,” ujarnya.
Layaknya penghuni tahanan lain, selama di rutan mereka mendapatkan makan tiga kali sehari. Menunya pun selalu bervariasi selama 10 hari. “Ada tempe bacem, urap, kangkung, bubur, kalau menu lengkapnya saya kurang begitu tahu, karena itu ada bagiannya. Kalau saya kan hanya bertugas sebagai penjaga saja,” kata petugas itu.
Sebagai orang yang pernah memiliki kuasa, keberadaan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah di Rutan Pondok Bambu tentu menjadi perhatian khusus. Sang Ratu tentu tidak bisa macam-macam selama menginap di ‘Hotel Prodeo’, karena Wamenkum HAM Denny Indrayana memantau tidak tanduknya melalui closed circuit television (CCTV) di sekitar lapas ke ruangan Denny.
CCTV ini tentunya tidak terpasang di dalam blok dan sel yang ada di dalam Rutan Pondok Bambu. “Enggak di dalam sel karena setiap penghuni memiliki privasi,” ujar salah seorang petugas Rutan Pondok Bambu.
Setiap kamera pengintai, kata petugas tersebut, terpasang di beberapa titik di depan blok atau kamar. Kamera tersebut juga tersebar di kawasan lapas. Langkah ini adalah untuk mengeliminir pelanggaran yang ada di rutan dan lapas. “Ada beberapa cctv di rutan dan lapas DKI Jakarta yang memiliki sambungan langsung ke ruangan pak Wamen (Denny),” bisik sumber itu.
Rutan Pondok Bambu memiliki lima blok yang terdiri dari blok A, B, C, D, dan E. Khusus di blok C terdapat 13 ruangan, salah satu ruangan tersebut digunakan untuk Mapenaling (Masa Pengenalan Lingkungan).
Atut ditempatkan di Blok C13 Paviliun Cendana untuk menjalani Mapenaling. “Di sana mereka sosialiasi dengan napi-napi lain, saling berkenalan,” kata petugas tersebut. (dot/jpnn/rbb)