SUMUTPOS.CO – Para pengedar sabu di wilayah Sumut sudah tergolong handal. Bayangkan saja, jaringan narkotika Tanjung Balai ini bisa menyelundupkan sabu dari Malaysia secara rutin lewat perairan 3 kali seminggu. Sebagian barang haram itu dipasok ke wilayah Aceh.
“Dalam seminggu, setidaknya mereka bisa mengambil sabu dan membawanya ke Tanjung Balai hingga Medan sebanyak 3 kali,” kata Kepala BNN Pusat, Komisaris Jenderal Anang Iskandar saat menggelar konfransi pers di kediaman Wakdin komplek perumahan Citra Namorambe Asri, Kamis (23/10/) siang.
Dijelaskannya, anggota sindikat ini rata-rata mantan nelayan sehingga menguasai betul jalur laut yang terbentang dari Malaysia ke Tanjung Balai. “Bosan dengan kehidupan miskin, beberapa mantan nelayan ini memutuskan untuk menyelundupkan narkoba sekaligus menyalurkan TKI ilegal ke Malaysia,” imbuhnya.
Ia mengaku penangkapan ini tak terlepas dari peran sarta masyarakat yang turut membantu BNN dalam pemberantasan narkoba. “Tanpa bantuan masyarakat kita juga tidak dapat melakukannya sendiri. Bisnis narkoba ini akan terus beredar luas jika tidak kita barantas dari kini,” tegasnya.
Untuk membekuk jaringan ini, pihaknya sudah melakukan penyidikan selama tiga bulan. “Para tersangka ini telah menjalankan bisnis haramnya lebih setengah tahun,”katanya.
“Jadi, mekanisme pengedar sabu oleh komplotan Tohar sudah beroperasi selama tiga bulan lebih, mereka menggunakan modus membeli rumah di pelosok desa. Selain itu, untuk mengelabui warga tempat tinggal mereka, para komplotan Tohar ini pura-pura dermawan untuk menutupi pergerakan mereka dari pantauan warga,”bebernya. Untuk melakukan pengembangan, kelima tersangka dan barang bukti dibawa ke Jakarta. (cr-1/sam/deo)
SUMUTPOS.CO – Para pengedar sabu di wilayah Sumut sudah tergolong handal. Bayangkan saja, jaringan narkotika Tanjung Balai ini bisa menyelundupkan sabu dari Malaysia secara rutin lewat perairan 3 kali seminggu. Sebagian barang haram itu dipasok ke wilayah Aceh.
“Dalam seminggu, setidaknya mereka bisa mengambil sabu dan membawanya ke Tanjung Balai hingga Medan sebanyak 3 kali,” kata Kepala BNN Pusat, Komisaris Jenderal Anang Iskandar saat menggelar konfransi pers di kediaman Wakdin komplek perumahan Citra Namorambe Asri, Kamis (23/10/) siang.
Dijelaskannya, anggota sindikat ini rata-rata mantan nelayan sehingga menguasai betul jalur laut yang terbentang dari Malaysia ke Tanjung Balai. “Bosan dengan kehidupan miskin, beberapa mantan nelayan ini memutuskan untuk menyelundupkan narkoba sekaligus menyalurkan TKI ilegal ke Malaysia,” imbuhnya.
Ia mengaku penangkapan ini tak terlepas dari peran sarta masyarakat yang turut membantu BNN dalam pemberantasan narkoba. “Tanpa bantuan masyarakat kita juga tidak dapat melakukannya sendiri. Bisnis narkoba ini akan terus beredar luas jika tidak kita barantas dari kini,” tegasnya.
Untuk membekuk jaringan ini, pihaknya sudah melakukan penyidikan selama tiga bulan. “Para tersangka ini telah menjalankan bisnis haramnya lebih setengah tahun,”katanya.
“Jadi, mekanisme pengedar sabu oleh komplotan Tohar sudah beroperasi selama tiga bulan lebih, mereka menggunakan modus membeli rumah di pelosok desa. Selain itu, untuk mengelabui warga tempat tinggal mereka, para komplotan Tohar ini pura-pura dermawan untuk menutupi pergerakan mereka dari pantauan warga,”bebernya. Untuk melakukan pengembangan, kelima tersangka dan barang bukti dibawa ke Jakarta. (cr-1/sam/deo)