25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Hakim PN Medan Tolak Eksepsi Putra Martono, Sidang Kasus Penipuan Rp622 Juta Lanjut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Eksepsi atau nota keberatan Putra Martono alias David Putra (42) terdakwa kasus dugaan penipuan ditolak oleh majelis hakim dalam sidang putusan sela di Ruang Cakra 5, Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (24/5) sore.

“Menyatakan eksepsi yang disampaikan terdakwa Putra Martono melalui penasihat hukumnya atas dakwaan JPU tidak dapat diterima,” kata majelis hakim yang diketuai Abdul Hadi Nasution.

Selain menolak eksepsi terdakwa Putra Martono, majelis hakim juga meminta agar Jaksa Penuntut Umum (JPU) Trian Adhitya Izmail dan Tommy Eko Pradityo agar perkara ini dilanjutkan ke tahap pembuktian.

“Memerintahkan penuntut umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara nomor 696/Pid.B/2023/PN Mdn atas nama terdakwa Putra Martono dengan menghadirkan para saksi dalam sidang pekan depan,” kata hakim Abdul Hadi Nasution dalam persidangan.

Dalam sidang sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Trian Adhitya Izmail dan Tommy Eko Pradityo mengatakan kasus tersebut berawal pada 26 November 2021, saat itu terdakwa Putra Martono menawarkan kepada korban untuk membeli 1 unit Mobil Mercedes Benz, kemudian korban pun berminat.

“Selanjutnya, pada 29 November 2021, korban dihubungi terdakwa Putra Martono dengan mengatakan bahwa mobil Mercedes Benz sudah ada,” kata JPU Trian di hadapan majelis hakim diketuai Abdul Hadi Nasution.

Namun, sambung JPU, keberadaan Mobil Mercedes Benz tersebut masih di Showroom Mimbi Cars Jakarta dan terdakwa mengaku ada memiliki teman yang bisa mengecek dan mengurus pembelian mobil Mercedes Benz tersebut.

“Lalu, terdakwa Putra Martono mengatakan kepada korban bahwa terdakwa telah membayar uang tanda jadi kepada Showroom Mimbi Cars Jakarta,” sebut JPU Trian.

Selanjutnya, kata JPU, korban pun dijemput terdakwa, kemudian korban dan terdakwa pergi bersama ke Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani dan korban melakukan pembayaran Mobil Mercedes Benz tersebut melalui transfer sebesar Rp 617.500.000 ke rekening terdakwa.

“Nah, pada tanggal 1 Juni 2022 korban Drs. Petrus Irwan meminta kepada terdakwa Putra Martono mobil Mercedes Benz tersebut yang telah dibeli tersebut,” ujarnya.

Namun, lanjut dikatakan JPU, terdakwa tidak memperdulikan dan tidak mau memberikan Mobil Mercedes Benz tersebut dengan alasan Mobil Mercedes Benz itu diberikan oleh korban kepada terdakwa Putra Martono sebagai hadiah.

“Akibat perbuatan dari terdakwa Putra Martono mengakibatkan saksi korban Drs. Petrus Irwan mengalami kerugian dengan total keseluruhan lebih kurang sebesar Rp.622.444.000,” ujar jaksa sembari mengatakan terdakwa dijerat dengan Pasal 378 KUHPidana dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 4 tahun.

Sementara diketahui bahwa terdakwa Putra Martono pernah dihukum pidana penjara selama 6 bulan penjara pada 2011 lalu, dikarenakan melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan yakni Pasal 374 KUHPidana.

Selain itu, Putra Martono juga dijatuhi hukuman pidana penjara selama 4 bulan penjara oleh Pengadilan Tinggi (PT) Medan, pada 30 Agustus 2021, karena dinilai terbukti melakukan perzinahan dengan Julianna Phan.

Tidak terima dengan putusan PT Medan, keduanya pun mengajukan upaya hukum Kasasi, dan saat ini kasus tersebut masih bergulir dengan Mahkamah Agung. (man/tri)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Eksepsi atau nota keberatan Putra Martono alias David Putra (42) terdakwa kasus dugaan penipuan ditolak oleh majelis hakim dalam sidang putusan sela di Ruang Cakra 5, Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (24/5) sore.

“Menyatakan eksepsi yang disampaikan terdakwa Putra Martono melalui penasihat hukumnya atas dakwaan JPU tidak dapat diterima,” kata majelis hakim yang diketuai Abdul Hadi Nasution.

Selain menolak eksepsi terdakwa Putra Martono, majelis hakim juga meminta agar Jaksa Penuntut Umum (JPU) Trian Adhitya Izmail dan Tommy Eko Pradityo agar perkara ini dilanjutkan ke tahap pembuktian.

“Memerintahkan penuntut umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara nomor 696/Pid.B/2023/PN Mdn atas nama terdakwa Putra Martono dengan menghadirkan para saksi dalam sidang pekan depan,” kata hakim Abdul Hadi Nasution dalam persidangan.

Dalam sidang sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Trian Adhitya Izmail dan Tommy Eko Pradityo mengatakan kasus tersebut berawal pada 26 November 2021, saat itu terdakwa Putra Martono menawarkan kepada korban untuk membeli 1 unit Mobil Mercedes Benz, kemudian korban pun berminat.

“Selanjutnya, pada 29 November 2021, korban dihubungi terdakwa Putra Martono dengan mengatakan bahwa mobil Mercedes Benz sudah ada,” kata JPU Trian di hadapan majelis hakim diketuai Abdul Hadi Nasution.

Namun, sambung JPU, keberadaan Mobil Mercedes Benz tersebut masih di Showroom Mimbi Cars Jakarta dan terdakwa mengaku ada memiliki teman yang bisa mengecek dan mengurus pembelian mobil Mercedes Benz tersebut.

“Lalu, terdakwa Putra Martono mengatakan kepada korban bahwa terdakwa telah membayar uang tanda jadi kepada Showroom Mimbi Cars Jakarta,” sebut JPU Trian.

Selanjutnya, kata JPU, korban pun dijemput terdakwa, kemudian korban dan terdakwa pergi bersama ke Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani dan korban melakukan pembayaran Mobil Mercedes Benz tersebut melalui transfer sebesar Rp 617.500.000 ke rekening terdakwa.

“Nah, pada tanggal 1 Juni 2022 korban Drs. Petrus Irwan meminta kepada terdakwa Putra Martono mobil Mercedes Benz tersebut yang telah dibeli tersebut,” ujarnya.

Namun, lanjut dikatakan JPU, terdakwa tidak memperdulikan dan tidak mau memberikan Mobil Mercedes Benz tersebut dengan alasan Mobil Mercedes Benz itu diberikan oleh korban kepada terdakwa Putra Martono sebagai hadiah.

“Akibat perbuatan dari terdakwa Putra Martono mengakibatkan saksi korban Drs. Petrus Irwan mengalami kerugian dengan total keseluruhan lebih kurang sebesar Rp.622.444.000,” ujar jaksa sembari mengatakan terdakwa dijerat dengan Pasal 378 KUHPidana dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 4 tahun.

Sementara diketahui bahwa terdakwa Putra Martono pernah dihukum pidana penjara selama 6 bulan penjara pada 2011 lalu, dikarenakan melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan yakni Pasal 374 KUHPidana.

Selain itu, Putra Martono juga dijatuhi hukuman pidana penjara selama 4 bulan penjara oleh Pengadilan Tinggi (PT) Medan, pada 30 Agustus 2021, karena dinilai terbukti melakukan perzinahan dengan Julianna Phan.

Tidak terima dengan putusan PT Medan, keduanya pun mengajukan upaya hukum Kasasi, dan saat ini kasus tersebut masih bergulir dengan Mahkamah Agung. (man/tri)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/