25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Sarjana Baru Lulus Dibunuh, Kelingkingnya Hilang

“Anakku Na Burju, Anakku Na Lagu…”
Semasa hidup, Hamonangan Sipakkar dikenal sebagai sosok yang ramah dan pendiam. Hal ini disebutkan Boru Silalahi, tetangga korban, saat POSMETRO menyambangi rumah duka.

“Monang ini jarang main-main dengan kawan sebayanya di gang sepakat ini. Monang punya kepribadian sangat tertutup. Bahkan, mamanya aja nggak tau siapa kawan-kawannya,” tutur Boru Silalahi.

Adik kelas korban di UMA, Jimmy Sitohang, juga mengamini tentang sosok tersebut. “Bang Monang ini jarang kali ngomong sama kami di kampus. Memang abang ini orangnya sangat tertutup kali. Kami yang adek kelasnya di kampus aja, jarang kali ngelihat abang ini di kampus,” kaya Jimmy.

Tangisan histeris ibu korban, Nurmala Manurung menghiasi rumah duka berkeramik merah tersebut. Berulang kali ibu korban mengelus dan pingsan saat berada di samping jenazah anak keduanya itu.

“Amangoiiii Monangg (Aduh Monang), boasa I tinggalhon ho inongmon hasian (kenapa kau tinggalkan mama mu ini sayang)… Anakku naburju, anakku nalagu (Anak ku yang baik, anak kesayangan ku),” hisak tangis Nurmala sambil mengelus pipi Hamonangan Sipakkar. ((mag-3/yaa)

“Anakku Na Burju, Anakku Na Lagu…”
Semasa hidup, Hamonangan Sipakkar dikenal sebagai sosok yang ramah dan pendiam. Hal ini disebutkan Boru Silalahi, tetangga korban, saat POSMETRO menyambangi rumah duka.

“Monang ini jarang main-main dengan kawan sebayanya di gang sepakat ini. Monang punya kepribadian sangat tertutup. Bahkan, mamanya aja nggak tau siapa kawan-kawannya,” tutur Boru Silalahi.

Adik kelas korban di UMA, Jimmy Sitohang, juga mengamini tentang sosok tersebut. “Bang Monang ini jarang kali ngomong sama kami di kampus. Memang abang ini orangnya sangat tertutup kali. Kami yang adek kelasnya di kampus aja, jarang kali ngelihat abang ini di kampus,” kaya Jimmy.

Tangisan histeris ibu korban, Nurmala Manurung menghiasi rumah duka berkeramik merah tersebut. Berulang kali ibu korban mengelus dan pingsan saat berada di samping jenazah anak keduanya itu.

“Amangoiiii Monangg (Aduh Monang), boasa I tinggalhon ho inongmon hasian (kenapa kau tinggalkan mama mu ini sayang)… Anakku naburju, anakku nalagu (Anak ku yang baik, anak kesayangan ku),” hisak tangis Nurmala sambil mengelus pipi Hamonangan Sipakkar. ((mag-3/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/