BERASTAGI-Sesosok mayat wanita tanpa identitas ditemukan telungkup bersimbah darah di areal perladangan ropah (jipang-red) Jl. Medan-Berastagi Km 55, Desa Doulu Pasar, Kec. Berastagi, Kamis (24/10) sekira pukul 10.00 WIB. Kuat dugaan, korban adalah penduduk luar Kab. Karo yang dihabisi di luar lokasi penemuan. Jenazah mengenaskan wanita yang tingginya sekitar 160 Cm ini pertama kali ditemukan Rohani br Bangun (53), warga Desa Doulu Pasar saat akan mengambil sayur pucuk ropah di lokasi.
Saat asik memetik sayur, Rohani tiba-tiba terkejut melihat benda menyerupai korset perempuan di semak-semak. Curiga, Rohani pun memeriksa lagi, hingga ia mendapati pinggang manusia.“Terkejut kali aku, sampai menjerit jerit. Rupanya korset tadi ada dalam mayat itu, langsung aku menjerit orang….orang…orang…nakeeeeeee,” ujarnya yang masih terlihat pucat. Mendengar teriakan itu, puluhan petani dan warga sekitar pun langsung menyemuti lokasi. Tak lama berselang, info ini pun sampai ke tangan polisi lalu lintas di Pos Polisi Doulu yang jaraknya berkisar 800 an meter dari TKP. Pasca polisi datang, arus massa makin tak terkendali, apalagi tempat mayat ditemukan hanya berada 5 meter dari pinggir jalan hitam Medan–Berastagi.
Keadaan baru sedikit tenang setelah polisi memasang garis polisi, dari mulai sapo rumbia (gubuk) yang tepat berada di atas mayat telungkup tadi. Pemasangan garis yang demikian lebar ada hubungannya dengan temuan beberapa benda yang oleh polisi dijadikan barang bukti. Pantauan kru koran ini, di lokasi ditemukan sarung hape karet warna krem, kartu prabayar Telkomsel, sepatu cat perempuan warna cokelat muda serta batu aspal berserak di dalam gubuk. Sedangkan mayat berada di bawahnya telungkup menggunakan jeans biru, baju model terkini warna krem bercampur merah jambu bunga bunga, sweater lepas ungu, dan korset merah merah hati.
Jasad wanita berambut sebahu yang ditemukan telungkup ini baru dibalik setelah Tim Identifikasi Sat Reskrim Polres Tanah Karo tiba. Tak adanya identitas yang melekat di tubuh korban diperparah dengan wajahnya yang sulit dikenali karena dipenuhi luka lebam. Pelaku diduga sengaja merusak bagian wajah, agar korban sulit dikenali. Tapi sayang, guyuran hujan deras memaksa polisi cepat-cepat membawa jenazah korban ke RSU Kabanjahe untuk visum. Kapolsekta Berastagi, Kompol Juben MS Sagala yang dikonfirmasi mengaku pihaknya masih fokus melakukan penyidikan atas kartu prabayar yang ditemukan di lokasi.
Minimnya barang bukti dan saksi saksi jadi kendala tersendiri dalam upaya petugas membongkar kasus yang sudah jarang terjadi di wilayah hukumnya itu. “Belum ada petunjuk lain atas kasus ini, kita masih fokuskan diri menelusuri isi kartu hape yang ada di lokasi kejadian, masih kita tunggu perkembangannya,” terang Sagala. Apakah wanita yang diperkirakan berusia 25 tahunan ini merupakan korban pembunuhan atau lakalantas, Sagala mengaku belum dapat memastikannya. Namun kemungkinan terkini, korban berasal dari luar daerah Karo. Karena polisi paparnya telah menerima masukan kalau penduduk sekitar Doulu dan Berastagi tak ada yang hilang.
Kasat Reskrim Polres Tanah Karo, AKP Wira Prayatna meminta kepada masyarakat luas yang merasa kehilangan anggota keluarga segera melaporke Polres Tanah Karo atau Polsekta Berastagi. Jika memang latar belakang kasus ini adalah kekerasan atau pembunuhan, pelaku terbilang nekad atau sama sekali tak mengetahui medan lokasi pembuangan. Karena, biarpun berada di titik jalur jalan yang gelap, TKP masih bersebelahan dengan warung strawberry yang walau setiap malam ditinggalkan penghuni masih sedikit terang bila malam. Sudah begitu, jarak antara TKP dengan Pos Polisi Doulu berkisar 800 meter dan dengan kedai di eks Jembatan Timbang Doulu 500 an meter.
Dihabisi Dulu Baru Dibuang
Siapa wanita muda yang menggegerkan warga Desa Doulu, masih jadi teka teki yang belum terpecahkan oleh polisi. Tapi menurut terawangan Mas Mardi, kasus ini bermotif asmara. Dijelaskan tokoh supranatural asal berastagi ini, pembunuhan itu dilatarbelakangi ketakutan pelaku akan bocornya hubungan gelap mereka, hingga nekad menghabisi korban. “Kalau dari mata batin saya kelihatan korban terlibat asmara dengan suami orang, lantas dia minta lebih sampai akhirnya pelaku takut. Ada empat orang yang membawanya baru dibuang begitu saja setelah sebelumnya dipukul dengan benda menyerupai goda dari kayu,” paparnya.
Mas Mardi juga mengatakan kalau wanita yang terbunuh ini memiliki aura gelap, tidak bening sebagaimana perempuan baik-baik. Soal asal perempuan malang itu, Mas Mardi juga menduga tak berasal dari daerah ini. Hanya saja setelah dianiaya dia dibuang ke TKP. Jika amatan mengacu kepada keterangan Mas Mardi, dunia gelap yang ada tak jauh dari TKP adalah Bandar Baru, tempat biasanya para lelaki hidung belang melepaskan syahwat. Tetapi, Polsekta Berastagi memilih memfokuskan diri penyelidikan ke arah kartu hape yang tertinggal. Pengecekan ke Bandar Baru sendiri belum dilakukan, tetapi bila nantinya ada warga di sana merasa kehilangan, polisi telah menyarankannya untuk membuat laporan. (nang/deo)