26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Aku Kesetanan, Semua Makanan Disimpan di Kamar

 

Foto: Jalal/PM Japidsar, suami yang menikam Sonta istrinya, saat memberi keterangan kepada wartawan.
Foto: Jalal/PM
Japidsar, suami yang menikam Sonta istrinya, saat memberi keterangan kepada wartawan.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Sehari mendekam di sel, Japidsar Lumbangaol (59) terlihat galau. Dia terlihat lusuh dan kerap menerawang jauh. Dia tak lagi segarang saat menganiaya istrinya, Sonta br Sinaga (55). WAjahnya lebih banyak ditundukkan menghadap lantai.

Namun, meski menyesali perbuatannya, Japidsar tetap merasa kesal mengingat perlakuan istrinya. “Entah setan apa yang masuk hingga aku nekat. Padahal aku sudah berfikir dari 5 hari sebelumnya. Selasa, sempat terlintas ingin melakukannya. Tapi timbul pemikiran, kalau kulakukan, dia mati nanti aku bahaya,” bebernya, Minggu (25/1).

Sayang, kebimbangan Japidsar akhirnya terjawab. Dia memutuskan menikam istrinya karena yang tengah mandi di kamar mandi, Sabtu (24/1) pagi. Itupun karena Sonta dianggapnya kelewatan. “Aku udah kesetanan, mau makan aku tak ada apa-apa. Semuanya (makanan) disimpan di kamar. Terus dia mengeluarkan kata kasar, makanya saat dia mandi, kulakukan niat itu,” jelas Japidsar.

Diakui Japidsar, dia kerap memaki istrinya. “Karna kulihat dia mulai main api. Memang membuktikannya aku tak bisa. Tapi pernah satu hari dia mengusuk, yang dikusuknya itu cuma satu orang, dia pulangnya sampai jam 8 malam. Jadi apa yang dikerjakannya itu? Udah gitu, yang menjemputnya perempuan yang sudah bercerai dengan suaminya karena selingkuh. Orang kerja parkir juga bilang kalau yang memboncengnya itu perempuan yang tidak bagus,” ketusnya lagi.

Terpisah, Sonta sendiri mengaku sudah lama sakit hati pada suaminya. Selain malas kerja dan suka bejudi, Japidsar malah pernah mengkhianati cintanya. “Dia kawin dengan perempuan lain namanya Ros br Simarmata. Katanya orang Sergai. Padahal aku masih sah istrinya. Itu membuat aku terpukul dengan kelakuannya itu Ito,” urainya.

“Sebelumnya kami sudah sempat berpisah gara-gara itu, tepatnya bulan lima anakku yang pertama meninggal. Akhirnya keluargaku sama keluarganya mencoba mempersatukan kami lagi. Namun sifatnya tetap juga, sama malas kerja. Makanya aku tak sanggup lagi hidup dengan dia,” tambahnya.

Japidsar sendiri tak menyangkal ucapan Ros. “Memang aku pernah kawin lagi Pak, sama Ros. Tapi satu bulan aja kupakek dia, habis itu keceraikan. Ros punya anak satu, aku kenalnya saat kerja tukang parkir sama si Ros ini. Kutinggalkan dia, aku tak tahu dimana dia tinggal sekarang,” papar Japidsar

Seperti diberitakan, setelah 3 hari mengasah pisau, Japidsar menikam istrinya yang sedang bugil di kamar mandi. Konflik rumah tangga pasutri yang menetap di Jl. KL Yos Sudarso, Kel. Tanjungmarulak, Kec. Rambutan, Kota Tebingtinggi itu terjadi pada Sabtu (24/1) pagi.

Pengakuan Sonta, pagi itu dia dan putrinya, Tiodor br Lumbangaol (24) sudah janjian belanja bersama. Namun, karena belum mandi, Sonta menyuruh Tiodor pergi duluan membeli beras. Tapi, Tiodor tak langsung pergi. Dia menunggu ibunya selesai mandi.

Nah, selesai mandi, petaka itu terjadi. Saat akan mengambil handuk, tiba-tiba pintu kamar mandi didobrak kuat. Sonta yang masih bugil, terjatuh dan terduduk di dalam ember. Belum hilang kagetnya, Sonta melihat suaminya berdiri sembari memegang pisau.

Sonta makin panik saat Japidsar coba menikam perutnya. Tak mau konyol, pisau ditangkap Sonta dengan tangannya hingga koyak berdarah. Sekuat tenaga, Sonta berteriak minta tolong. “Tolong aku Tuhan,” teriak Sonta, membuat Tiodor berlari mendatanginya.

Melihat ayahnya coba membunuh ibunya, Tiodor berusaha menghalangi. Dia mendorong tubuh ayahnya agar menjauh dari ibunya. Japidsar berang. Dia menyaunkan pisaunya dan melukai tangan putrinya itu. Meski terluka, Tiodor berusaha agar ayahnya tak membunuh ibunya. Dia lalu menggigit tangan kiri ayahnya. Tapi Japidsar membalas. Dia kembali menggigit punggung Tiodor.

Usai melukai istri dan putrinya, Japidsar kemudian pergi dari rumah. Tetangga yang mendengar keributan, akhirnya berdatangan. Japidsar sendiri tak kabur jauh. Dia hanya di belakang rumah, yang kebetulan ada tempat permainan biliar. Dia diamankan dari sana dan diboyong ke Mapolres Tebingtinggi.(cr3/trg)

 

Foto: Jalal/PM Japidsar, suami yang menikam Sonta istrinya, saat memberi keterangan kepada wartawan.
Foto: Jalal/PM
Japidsar, suami yang menikam Sonta istrinya, saat memberi keterangan kepada wartawan.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Sehari mendekam di sel, Japidsar Lumbangaol (59) terlihat galau. Dia terlihat lusuh dan kerap menerawang jauh. Dia tak lagi segarang saat menganiaya istrinya, Sonta br Sinaga (55). WAjahnya lebih banyak ditundukkan menghadap lantai.

Namun, meski menyesali perbuatannya, Japidsar tetap merasa kesal mengingat perlakuan istrinya. “Entah setan apa yang masuk hingga aku nekat. Padahal aku sudah berfikir dari 5 hari sebelumnya. Selasa, sempat terlintas ingin melakukannya. Tapi timbul pemikiran, kalau kulakukan, dia mati nanti aku bahaya,” bebernya, Minggu (25/1).

Sayang, kebimbangan Japidsar akhirnya terjawab. Dia memutuskan menikam istrinya karena yang tengah mandi di kamar mandi, Sabtu (24/1) pagi. Itupun karena Sonta dianggapnya kelewatan. “Aku udah kesetanan, mau makan aku tak ada apa-apa. Semuanya (makanan) disimpan di kamar. Terus dia mengeluarkan kata kasar, makanya saat dia mandi, kulakukan niat itu,” jelas Japidsar.

Diakui Japidsar, dia kerap memaki istrinya. “Karna kulihat dia mulai main api. Memang membuktikannya aku tak bisa. Tapi pernah satu hari dia mengusuk, yang dikusuknya itu cuma satu orang, dia pulangnya sampai jam 8 malam. Jadi apa yang dikerjakannya itu? Udah gitu, yang menjemputnya perempuan yang sudah bercerai dengan suaminya karena selingkuh. Orang kerja parkir juga bilang kalau yang memboncengnya itu perempuan yang tidak bagus,” ketusnya lagi.

Terpisah, Sonta sendiri mengaku sudah lama sakit hati pada suaminya. Selain malas kerja dan suka bejudi, Japidsar malah pernah mengkhianati cintanya. “Dia kawin dengan perempuan lain namanya Ros br Simarmata. Katanya orang Sergai. Padahal aku masih sah istrinya. Itu membuat aku terpukul dengan kelakuannya itu Ito,” urainya.

“Sebelumnya kami sudah sempat berpisah gara-gara itu, tepatnya bulan lima anakku yang pertama meninggal. Akhirnya keluargaku sama keluarganya mencoba mempersatukan kami lagi. Namun sifatnya tetap juga, sama malas kerja. Makanya aku tak sanggup lagi hidup dengan dia,” tambahnya.

Japidsar sendiri tak menyangkal ucapan Ros. “Memang aku pernah kawin lagi Pak, sama Ros. Tapi satu bulan aja kupakek dia, habis itu keceraikan. Ros punya anak satu, aku kenalnya saat kerja tukang parkir sama si Ros ini. Kutinggalkan dia, aku tak tahu dimana dia tinggal sekarang,” papar Japidsar

Seperti diberitakan, setelah 3 hari mengasah pisau, Japidsar menikam istrinya yang sedang bugil di kamar mandi. Konflik rumah tangga pasutri yang menetap di Jl. KL Yos Sudarso, Kel. Tanjungmarulak, Kec. Rambutan, Kota Tebingtinggi itu terjadi pada Sabtu (24/1) pagi.

Pengakuan Sonta, pagi itu dia dan putrinya, Tiodor br Lumbangaol (24) sudah janjian belanja bersama. Namun, karena belum mandi, Sonta menyuruh Tiodor pergi duluan membeli beras. Tapi, Tiodor tak langsung pergi. Dia menunggu ibunya selesai mandi.

Nah, selesai mandi, petaka itu terjadi. Saat akan mengambil handuk, tiba-tiba pintu kamar mandi didobrak kuat. Sonta yang masih bugil, terjatuh dan terduduk di dalam ember. Belum hilang kagetnya, Sonta melihat suaminya berdiri sembari memegang pisau.

Sonta makin panik saat Japidsar coba menikam perutnya. Tak mau konyol, pisau ditangkap Sonta dengan tangannya hingga koyak berdarah. Sekuat tenaga, Sonta berteriak minta tolong. “Tolong aku Tuhan,” teriak Sonta, membuat Tiodor berlari mendatanginya.

Melihat ayahnya coba membunuh ibunya, Tiodor berusaha menghalangi. Dia mendorong tubuh ayahnya agar menjauh dari ibunya. Japidsar berang. Dia menyaunkan pisaunya dan melukai tangan putrinya itu. Meski terluka, Tiodor berusaha agar ayahnya tak membunuh ibunya. Dia lalu menggigit tangan kiri ayahnya. Tapi Japidsar membalas. Dia kembali menggigit punggung Tiodor.

Usai melukai istri dan putrinya, Japidsar kemudian pergi dari rumah. Tetangga yang mendengar keributan, akhirnya berdatangan. Japidsar sendiri tak kabur jauh. Dia hanya di belakang rumah, yang kebetulan ada tempat permainan biliar. Dia diamankan dari sana dan diboyong ke Mapolres Tebingtinggi.(cr3/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/