30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Depresi, Sirait Bunuh 2 Putranya

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MERAUKE, SUMUTPOS.CO – Nasib naas dialami 2 bocah di Merauke bernama Dede Alfian Sirait (5) dan Eliazer Darmawan Sirait (4). Kakak beradik ini tewas di tangan ayah kandung sendiri berinisial SS.

Kasus memilukan ini terjadi di rumah yang dikontrak pelaku, Jalan Ternate Merauke, tepatnya depan Kantor Redaksi KMTV, Sabtu (24/1) sekitar pukul 23.30 WIT.

Minggu (25/1), Kapolres Merauke AKBP Sri Satyatama, SIK didampingi Kabag Ops Kompol Muhsin Ningkeula, SH membenarkan kasus menghebohkan itu.

Kronologi kejadian, ungkap Kapolres, SS sudah seminggu mengeluh sakit sehingga tidak bisa bekerja sebagai buruh bangunan. Sabtu sore sebelum kejadian itu, pelaku kembali mengeluh sakit kepala.

Sekitar pukul 22.00 WIT, pelaku minta tolong kepada istrinya untuk mencarikan obat. Saat istrinya sedang mencarikan obat, tiba-tiba pelaku mengamuk dan mengambil pisau dapur untuk menusuk anak-anaknya yang sedang tidur. Namun pisau berhasil direbut oleh istrinya.

Seolah tak puas, pelaku kembali mengambil gunting kemudian menusuk kedua anaknya secara membabi buta. Dede Alfian Sirait tewas di TKP akibat mengalami luka tusuk di hulu hati dan rusuk kiri.

Anak kedua, Eliazer Darmawan Sirait meninggal dunia di rumah sakit akibat luka tusuk di perut, luka tusuk di rusuk kiri dan leher.

Setelah menganiaya kedua anaknya secara membabi buta, pelaku kata Kapolres, pelaku berusaha bunuh diri namun dapat diamankan oleh tetangga dan Polisi.

Sementara itu, Kepala UGD RSUD Merauke dr. Mario Simatupang ditemui Wartawan mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan darah tidak ditemukan penyakit malaria dalam tubuh pasien tersebut. Namun pasien yang bersangkutan diduga mengalami depresi.

“Kalau kita tanya dijawab dengan bagus, hanya tatapannya kosong. Kita kasih tahu keduanya anaknya yang meninggal itu, tidak ada ekspresi apa-apa dari wajahnya,” katanya.

Selain itu, lanjut Mario, pelaku mencoba bunuh diri dengan menikam perutnya. Untungnya, 2 tikaman itu tidak terlalu dalam. Namun untuk memastikan yang bersangkutan mengalami depresi atau masalah kejiwaan kata dr Mario perlu dokter ahli.

“Sebagai tenaga medis, kalau orang sudah sampai bunuh anaknya pasti orang itu sakit. Hanya pastinya dia sakit apa kita belum tahu dan masih menduga mengalami depresi dengan ciri-ciri pada yang bersangkutan tersebut,” tambahnya.

Sementara itu dari pantauan Cenderawasih Pos (grup SUMUTPOS.CO), tampak pelaku masih menjalani perawatan di bagian UGD dengan pengawasan ketat dari pihak kepolisian Resor Merauke. Sedangkan rumah yang disewa pelaku sudah diberi police line oleh Polisi. (ulo/nan)

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MERAUKE, SUMUTPOS.CO – Nasib naas dialami 2 bocah di Merauke bernama Dede Alfian Sirait (5) dan Eliazer Darmawan Sirait (4). Kakak beradik ini tewas di tangan ayah kandung sendiri berinisial SS.

Kasus memilukan ini terjadi di rumah yang dikontrak pelaku, Jalan Ternate Merauke, tepatnya depan Kantor Redaksi KMTV, Sabtu (24/1) sekitar pukul 23.30 WIT.

Minggu (25/1), Kapolres Merauke AKBP Sri Satyatama, SIK didampingi Kabag Ops Kompol Muhsin Ningkeula, SH membenarkan kasus menghebohkan itu.

Kronologi kejadian, ungkap Kapolres, SS sudah seminggu mengeluh sakit sehingga tidak bisa bekerja sebagai buruh bangunan. Sabtu sore sebelum kejadian itu, pelaku kembali mengeluh sakit kepala.

Sekitar pukul 22.00 WIT, pelaku minta tolong kepada istrinya untuk mencarikan obat. Saat istrinya sedang mencarikan obat, tiba-tiba pelaku mengamuk dan mengambil pisau dapur untuk menusuk anak-anaknya yang sedang tidur. Namun pisau berhasil direbut oleh istrinya.

Seolah tak puas, pelaku kembali mengambil gunting kemudian menusuk kedua anaknya secara membabi buta. Dede Alfian Sirait tewas di TKP akibat mengalami luka tusuk di hulu hati dan rusuk kiri.

Anak kedua, Eliazer Darmawan Sirait meninggal dunia di rumah sakit akibat luka tusuk di perut, luka tusuk di rusuk kiri dan leher.

Setelah menganiaya kedua anaknya secara membabi buta, pelaku kata Kapolres, pelaku berusaha bunuh diri namun dapat diamankan oleh tetangga dan Polisi.

Sementara itu, Kepala UGD RSUD Merauke dr. Mario Simatupang ditemui Wartawan mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan darah tidak ditemukan penyakit malaria dalam tubuh pasien tersebut. Namun pasien yang bersangkutan diduga mengalami depresi.

“Kalau kita tanya dijawab dengan bagus, hanya tatapannya kosong. Kita kasih tahu keduanya anaknya yang meninggal itu, tidak ada ekspresi apa-apa dari wajahnya,” katanya.

Selain itu, lanjut Mario, pelaku mencoba bunuh diri dengan menikam perutnya. Untungnya, 2 tikaman itu tidak terlalu dalam. Namun untuk memastikan yang bersangkutan mengalami depresi atau masalah kejiwaan kata dr Mario perlu dokter ahli.

“Sebagai tenaga medis, kalau orang sudah sampai bunuh anaknya pasti orang itu sakit. Hanya pastinya dia sakit apa kita belum tahu dan masih menduga mengalami depresi dengan ciri-ciri pada yang bersangkutan tersebut,” tambahnya.

Sementara itu dari pantauan Cenderawasih Pos (grup SUMUTPOS.CO), tampak pelaku masih menjalani perawatan di bagian UGD dengan pengawasan ketat dari pihak kepolisian Resor Merauke. Sedangkan rumah yang disewa pelaku sudah diberi police line oleh Polisi. (ulo/nan)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/