SUMUTPOS.CO – Tongat kecewa berat pada sikap istrinya, Butet, yang dianggap menyalahi kodrat.
Bagaimana tidak, Butet ternyata enggan memiliki momongan.
Padahal, Tongat sudah ngebet memiliki anak dari buah cintanya dengan Butet.
Kekecewaan yang memuncak membuat Tongat menggugat cerai istrinya di Pengadilan Agama (PA), Kamis (19/1).
“Saya benar benar kecewa. Masak dia nggak mau memberi saya anak. Kalau saya bilang, dia sudah menyalahi kodrat,” kata Tongat.
Tongat mengaku mengetahui secara tidak langsung bahwa Butet tak mau hamil sekitar tiga bulan yang lalu.
Ketika bersih-bersih kamar, dia menemukan kartu nama orang yang menerima menggugurkan kandungan.
“Awalnya saya tidak curiga. Mungkin saja punya orang yang ngontrak rumah saya sebelumnya,” ujar Tongat.
Sampai akhirnya Butet mencari kartu nama tersebut dan bertanya kepada Tongat.
“Sengaja saya simpan dan saya bilang nggak tahu. Memang waktu itu saya lupa naruhnya,” tutur karyawan swasta ini.
Saat bertanya kepada sang suami, Butet terlihat panik. Dia seperti menyimpan suatu rahasia.
Tongat pun semakin penasaran. Ada apakah sebenarnya? Usut punya usut, ternyata Butet sedang hamil.
Tongat menemukan test pack yang menunjukkan tanda positif hamil di kamar mandi.
“Siapa lagi yang hamil kalau bukan dia? Orang hanya kami berdua yang tinggal di rumah. Saya senang. Namun, dia kok kelihatan bingung. Apalagi saya sudah menunggu kehadiran anak selama dua tahun,” beber Tongat.
Ketika ditanya, Butet selalu mengelak. Namun, Tongat tetap sabar.
Tanda tanda orang hamil pasti mual atau lainnya. Setelah tiga bulan berlalu, tanda-tanda kehamilan Butet tidak ada.
“Dari sini saya langsung menduga. Jangan-jangan dia menggugurkan kandungan. Apalagi saya pernah nemu kartu nama orang yang menerima jasa menggugurkan kandungan,” kata pria berambut lurus ini.
Dengan susah payah Tongat mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya.
Dia akhirnya bisa membongkar semuanya dari salah seorang teman dekat Butet. Wajah Butet pucat saat Tongat mempertemukan mereka.
Apalagi, saat itu Tongat membawa bapak mertuanya dan seorang kyai.
“Saya nangis waktu dia jawab. Dia tega melakukan ini semua karena tak mau kariernya terhambat karena punya bayi,” ungkap Tongat.
Setelah pertemuan itu, Tongat memberikan waktu seminggu kepada Butet untuk berpikir.
“Saya sudah siap dengan kemungkinan terjelek. Akhirnya dia milih pisah. Ya sudah, daripada diteruskan tapi bermasalah, mending bubar saja,” ujar Tongat. (bdh/ang/jay/jpnn)