31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Suami Gabung Komunitas Berselingkuh dengan Istri Teman

 

SUMUTPOS.CO – Perempuan cantik dan memiliki tubuh seksi itu belum tentu memperoleh jodoh yang baik hati. Bisa jadi, jodohnya malah sebaliknya. Seperti yang dialami Butet (31), nama palsu.

Wajah cantiknya tak sejalan dengan nasibnya. Sebab, suaminya, Tongat (34), juga nama palsu, ringan tangan. Butet sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

”Ya, awal-awal menikah dulu Tongat begitu baik. Namun, setelah usia pernikahan kami menginjak dua tahun, konflik pun setiap hari ada,” ujar Butet beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, Butet sangat mencintai Tongat. Namun, semenjak tergabung dalam Komunitas Berselingkuh Dengan Istri Teman (Beriman), Tongat jadi suka uring-uringan.

”Saya memang tahu kalau suami saya termasuk dalam komunitas Beriman. Namun, saya cinta, Mas. Jadi, saya mau bertahan,” ujar Butet.

Meski begitu, sekuat-kuatnya bertahan, Butet akhirnya menyerah juga.

Sebab, semakin lama Butet jadi sansak hidup pria yang bertampang pas-pasan itu. Kadang-kadang, piring bisa terbang ke wajah Butet kalau Tongat kumat uring-uringannya.

”Ya, kalau saya protes pengen disayang-sayang, Tongat langsung muntah. Barang pecah belah pun bisa ludes karena dilempar dan dibanting. Makanya sudah nggak kuat lagi kalau harus babak belur setiap hari,” ujarnya.

Melihat kondisi anaknya yang sering memar-memar di bagian wajah dan tubuh, orang tua Butet menyarankan mereka bercerai. Butet pun menerima masukan dari orang tuanya dan mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama (PA).

”Meski sudah menikah selama empat tahun, cukup sampai di sini saja, Mas. Mungkin nanti ada laki-laki lain yang tulus mencintai saya,” ujar Butet.(jpnn)

 

SUMUTPOS.CO – Perempuan cantik dan memiliki tubuh seksi itu belum tentu memperoleh jodoh yang baik hati. Bisa jadi, jodohnya malah sebaliknya. Seperti yang dialami Butet (31), nama palsu.

Wajah cantiknya tak sejalan dengan nasibnya. Sebab, suaminya, Tongat (34), juga nama palsu, ringan tangan. Butet sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

”Ya, awal-awal menikah dulu Tongat begitu baik. Namun, setelah usia pernikahan kami menginjak dua tahun, konflik pun setiap hari ada,” ujar Butet beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, Butet sangat mencintai Tongat. Namun, semenjak tergabung dalam Komunitas Berselingkuh Dengan Istri Teman (Beriman), Tongat jadi suka uring-uringan.

”Saya memang tahu kalau suami saya termasuk dalam komunitas Beriman. Namun, saya cinta, Mas. Jadi, saya mau bertahan,” ujar Butet.

Meski begitu, sekuat-kuatnya bertahan, Butet akhirnya menyerah juga.

Sebab, semakin lama Butet jadi sansak hidup pria yang bertampang pas-pasan itu. Kadang-kadang, piring bisa terbang ke wajah Butet kalau Tongat kumat uring-uringannya.

”Ya, kalau saya protes pengen disayang-sayang, Tongat langsung muntah. Barang pecah belah pun bisa ludes karena dilempar dan dibanting. Makanya sudah nggak kuat lagi kalau harus babak belur setiap hari,” ujarnya.

Melihat kondisi anaknya yang sering memar-memar di bagian wajah dan tubuh, orang tua Butet menyarankan mereka bercerai. Butet pun menerima masukan dari orang tuanya dan mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama (PA).

”Meski sudah menikah selama empat tahun, cukup sampai di sini saja, Mas. Mungkin nanti ada laki-laki lain yang tulus mencintai saya,” ujar Butet.(jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/