NGANJUK – Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh anggota sabhara Polres Nganjuk, Briptu Bambang Setiawan, 31 masih menyisakan misteri. Banyak pihak yang mempertanyakan apa motif di balik aksi nekat Bambang yang menembak dadanya sendiri di pos penjagaan saat bertugas piket.
Kabar yang santer beredar menyebutkan Bambang mengalami tekanan batin hebat dalam beberapa hari terakhir. Beberapa tetangga menduga Bambang tertekan lantaran memiliki kaitan dengan kasus pencurian dompet milik SR, 36 yang juga tetangganya di Lingkungan Bulakrehi Kelurahan Warujayeng, Tanjung Anom, Nganjuk.
Bambang sendiri disebut-sebut terlibat dalam pencurian yang terjadi pada 10 Oktober lalu. “Mungkin itu membuatnya sangat malu dan nekat bunuh diri,” kata seorang tetangga yang tak mau namanya disebutkan itu.
Kekalutan pikiran korban diduga semakin menjadi-jadi saat SR melaporkan kejadian itu ke Polres Nganjuk pada Kamis (21/11).
Hal itu diperkuat dengan beredarnya rekaman pengakuan Bambang mencuri dompet SR sebelum kejadian bunuh diri yang tragis Minggu (24/11). Pengakuan itu kabarnya dilakukan Bambang di depan SR.
Wartawan Radar Nganjuk (JPNN Group) sempat mendengarkan rekaman pengakuan Bambang. Dalam rekaman itu Bambang tampak berbincang dengan SR dan suaminya, DP. Terdengar Bambang menangis dan mengaku telah mencuri dompet SR.
“Urip mati kulo tergantung njenengan sakniki (hidup mati saya tergantung anda),” ujar Bambang sambil terisak. Dia meminta masalah ini diselesaikan dengan kekeluargaan.
Namun SR dan suaminya tidak memberikan jawaban atas permintaan itu.
Kasatreksim Polres Nganjuk AKP Deddy Iskandar mengatakan pihaknya masih medalami kasus bunuh diri ini. “Kami masih lidik dan tunggu saja perkembangannya,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Mapolres Nganjuk Minggu (24/11) sore mendadak gempar. Seorang anggotanya, Briptu Bambang Setiawan tiba-tiba menembakkan senjatanya ke tubuhnya sendiri saat bertugas di pos penjagaan depan Polres Nganjuk. Dia pun tewas setelah sempat dilarikan ke rumah sakit. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.08. Hari itu Bambang menang mendapat giliran jaga piket sejak pagi. (pas/ery/mas)