26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Adi Dimakamkan Secara Islam

Foto Alm. Adi Kurniawan (17) semasa Hidup, korban tenggelam di sampuren Putih Desa Cinta Rakyat, warga Desa Lau Gumba Dusun IV Kecamatan Berastagi.

KARO, SUMUTPOS.CO  – Korban tenggelam di permandian Sampuren Putih, Desa Cinta Rakyat, Kec. Sibolangit, Deli Serdang, pada Rabu (26/6/2018) telah dimakamkan kemarin, Kamis (28/6/2018) di Pemakaman umum Desa Korpri, Berastagi, sekira pukul 11.00 wib.

Adi Kurniawan (17) merupakan siswa kelas 3 SMA MAN Kabanjahe merupakan warga Desa Lau Gumba, Dusun IV, Berastagi, Karo. Korban adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Selo (40) dan Tris Asni (39).

Menurut Selo, putranya dikenal sebagai sosok pendiam. Adiknya ada 2 orang lagi, satu cowok dan satu cewek. Sebelum berangkat ke permandian sampuren, Adi pamitan kepada ibunya.

Keberangkatan mereka dalam rangka pembubaran kelompok Beduk bersama remaja masjid lainnya, setelah kemarin rombongan ini mengikuti festival bedug di hari lebaran.

Selo mengaku keluarga telah iklas atas kepergian korban. Tak lupa, pria ini mengucapkan terima kasih atas pertolongan warga setempat terhadap musibah yang menimpa anaknya.

Pun begitu, dirinya menyarankan agar dibuat pemberitahuan atau larangan di tempat itu. Sedangkan ibu korban Tris Asni masih mengurung diri di kamar saat POSMETRO MEDAN (grup SUMUTPOS.CO) menyambangi kediamannya.

Azwarudin (18), abang sepupu korban menyebutkan, beberapa hari sebelum meninggal dunia, Adi terlihat sedikit berbeda dari hari-hari biasa. Korban tiba-tiba jadi recok.

Kami merasakan perbedaan itu dengan teman teman lainnya. Status di Medsos Facebooknya pun kami perhatikan aneh-aneh saja. “Seperti selalu mengucapkan kata kata perpisahan,” kenang Udin.

Ditambahkan, mereka biasa ngumpul di masjid, pengajian, bersama remaja masjid lainnya. Dia (korban) tak banyak cerita. Tapi pas mau brangkat pembubaran anak festival bedug itu, seakan-akan dia yang paling ngebet kali ngakakin kawan kawan lewat grup Whatsapp, padahal sudah mau nggak jadi. “Saya memang dia ajak juga untuk ikut, tapi karena saya ada kegiatan lain akhirnya saya memutuskan untuk tidak ikut,” kenang Udin.

Ada satu hal yang sangat mengganjal di hati Udin. Adi sempat menanyakan kapan mereka bisa foto sama nenek. “Setelah dia pergi, baru saya sadar itu permintaan terakhirnya. Tadi di rumah duka, rombongan yang bersamanya ke permandian datang semua. Mereka juga yang memandikan korban secara agama Islam dan mengantar sampai makam,” kata Udin.

Kapolsek Pancur Batu Kompol Faidir Chaniago melalui Kanit Reskrim Iptu Suhaily Hasibuan SH MH saat di konfirmasi membenarkan kejadian tersebut.(ald/ras)

 

 

 

 

Foto Alm. Adi Kurniawan (17) semasa Hidup, korban tenggelam di sampuren Putih Desa Cinta Rakyat, warga Desa Lau Gumba Dusun IV Kecamatan Berastagi.

KARO, SUMUTPOS.CO  – Korban tenggelam di permandian Sampuren Putih, Desa Cinta Rakyat, Kec. Sibolangit, Deli Serdang, pada Rabu (26/6/2018) telah dimakamkan kemarin, Kamis (28/6/2018) di Pemakaman umum Desa Korpri, Berastagi, sekira pukul 11.00 wib.

Adi Kurniawan (17) merupakan siswa kelas 3 SMA MAN Kabanjahe merupakan warga Desa Lau Gumba, Dusun IV, Berastagi, Karo. Korban adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Selo (40) dan Tris Asni (39).

Menurut Selo, putranya dikenal sebagai sosok pendiam. Adiknya ada 2 orang lagi, satu cowok dan satu cewek. Sebelum berangkat ke permandian sampuren, Adi pamitan kepada ibunya.

Keberangkatan mereka dalam rangka pembubaran kelompok Beduk bersama remaja masjid lainnya, setelah kemarin rombongan ini mengikuti festival bedug di hari lebaran.

Selo mengaku keluarga telah iklas atas kepergian korban. Tak lupa, pria ini mengucapkan terima kasih atas pertolongan warga setempat terhadap musibah yang menimpa anaknya.

Pun begitu, dirinya menyarankan agar dibuat pemberitahuan atau larangan di tempat itu. Sedangkan ibu korban Tris Asni masih mengurung diri di kamar saat POSMETRO MEDAN (grup SUMUTPOS.CO) menyambangi kediamannya.

Azwarudin (18), abang sepupu korban menyebutkan, beberapa hari sebelum meninggal dunia, Adi terlihat sedikit berbeda dari hari-hari biasa. Korban tiba-tiba jadi recok.

Kami merasakan perbedaan itu dengan teman teman lainnya. Status di Medsos Facebooknya pun kami perhatikan aneh-aneh saja. “Seperti selalu mengucapkan kata kata perpisahan,” kenang Udin.

Ditambahkan, mereka biasa ngumpul di masjid, pengajian, bersama remaja masjid lainnya. Dia (korban) tak banyak cerita. Tapi pas mau brangkat pembubaran anak festival bedug itu, seakan-akan dia yang paling ngebet kali ngakakin kawan kawan lewat grup Whatsapp, padahal sudah mau nggak jadi. “Saya memang dia ajak juga untuk ikut, tapi karena saya ada kegiatan lain akhirnya saya memutuskan untuk tidak ikut,” kenang Udin.

Ada satu hal yang sangat mengganjal di hati Udin. Adi sempat menanyakan kapan mereka bisa foto sama nenek. “Setelah dia pergi, baru saya sadar itu permintaan terakhirnya. Tadi di rumah duka, rombongan yang bersamanya ke permandian datang semua. Mereka juga yang memandikan korban secara agama Islam dan mengantar sampai makam,” kata Udin.

Kapolsek Pancur Batu Kompol Faidir Chaniago melalui Kanit Reskrim Iptu Suhaily Hasibuan SH MH saat di konfirmasi membenarkan kejadian tersebut.(ald/ras)

 

 

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/