27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Sang Pacar Dituduh sebagai Bandar Sabu

Foto: Hulman/PM Ica (kiri) dan temannya diajak polisi ke lokasi pembuangan Ica di perkebunan.
Foto: Hulman/PM
Ica (kiri) dan temannya diajak polisi ke lokasi pembuangan Ica di perkebunan.

SUMUTPOS.CO – Dicky Effendi (22) sungguh tak menyangka niatnya mencari makan dengan KR bakal berujung petaka. Selain kehilangan sepeda motor, uang dan hape, warga Jl. Karya, Kec. Medan Barat itu harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Saat ditemui di ruang E Terpadu RSUD dr Pirngadi Medan, Dicky masih terbaring lemah di atas bangsal. Sesekali ia meringis menahan perih atas luka di kepala, telinga dan mata kanannya.

“Sebelum dibuang di jalan tol. Aku dipukuli sama para pelaku. Kereta, uang dan hapeku juga diambil sama mereka. Uang dan hape cewekku juga diambil. Tapi aku tak mendengar dia disiksa. Awalnya kami dituduh sebagai bandar sabu,” kenang Dicky. Masih kata Dicky, saat di dalam mobil hanya ada ia dan KR serta tiga pelaku yang terus memukulinya hingga gak bisa bergerak.

”Aku dibuang di kawasan jalan tol. Untung aku ditemukan polisi yang kebetulan melintas. Polisi itu yang membawaku ke rumah sakit,” tandasnya seraya berharap polisi segera menangkap para pelaku yang juga memerkosa kekasihnya itu secara bergantian. Sementara itu, pasca dijemput dari Polsek Pagar Merbau, KR langsung buat pengaduan di Polresta Medan.

“Mereka delapan orang, dua orang melarikan kereta dan enam orang memperkosaku di dalam mobil Avanza Silver. Aku sempat berontak namun, dipukul sama mereka. Karena terus melawan, barula mereka menyetrum badanku. Beberapa dari mereka menodongkan pistol ke kepalaku,”bebernya di depan ruang Unit Jahtanras Polresta Medan. Masih kata KR, setelah lemas disetrum, pelaku lantas melakban mulutnya dan memegang tangannya. Sejurus kemudian, para pelaku memerkosanya secara bergantian di dalam mobil.

“Bagaimana mau menikmatinya bang, akupun diperkosa. Astafirulla, nggak (nikmati) la bang. Sesudah itu, aku dibuang di daerah Galang. Sedangkan si Dicky dibuang di daerah Bandar Selamat,” ucapnya sembari menahan rasa sakit. KR juga mengaku malam itu ia baru pulang bekerja di Pub Barcelona, Jl. William Iskandar Medan. “Sebenarnya kami mau nyantai saja di warkop Elisabet. Nah, ketika hendak pulanglah kami dirampok,” kenangnya. Awalanya mereka dijegat pelaku yang berlagak polisi. “Pertama mereka meminggirkan kendaraan kami, kemudian mereka mengatakan bahwa kami adalah bandar sabu. Lalu aku tanyakan identitas mereka, nah disitula kami langsung ditarik dan dimasukkan ke dalam mobil. Aku langsung dipiting dan si Dicky dipukuli. Lalu, terjadilah aksi pemerkosaan itu bang,” pungkapnya. (cr-3/gib/deo)

Foto: Hulman/PM Ica (kiri) dan temannya diajak polisi ke lokasi pembuangan Ica di perkebunan.
Foto: Hulman/PM
Ica (kiri) dan temannya diajak polisi ke lokasi pembuangan Ica di perkebunan.

SUMUTPOS.CO – Dicky Effendi (22) sungguh tak menyangka niatnya mencari makan dengan KR bakal berujung petaka. Selain kehilangan sepeda motor, uang dan hape, warga Jl. Karya, Kec. Medan Barat itu harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Saat ditemui di ruang E Terpadu RSUD dr Pirngadi Medan, Dicky masih terbaring lemah di atas bangsal. Sesekali ia meringis menahan perih atas luka di kepala, telinga dan mata kanannya.

“Sebelum dibuang di jalan tol. Aku dipukuli sama para pelaku. Kereta, uang dan hapeku juga diambil sama mereka. Uang dan hape cewekku juga diambil. Tapi aku tak mendengar dia disiksa. Awalnya kami dituduh sebagai bandar sabu,” kenang Dicky. Masih kata Dicky, saat di dalam mobil hanya ada ia dan KR serta tiga pelaku yang terus memukulinya hingga gak bisa bergerak.

”Aku dibuang di kawasan jalan tol. Untung aku ditemukan polisi yang kebetulan melintas. Polisi itu yang membawaku ke rumah sakit,” tandasnya seraya berharap polisi segera menangkap para pelaku yang juga memerkosa kekasihnya itu secara bergantian. Sementara itu, pasca dijemput dari Polsek Pagar Merbau, KR langsung buat pengaduan di Polresta Medan.

“Mereka delapan orang, dua orang melarikan kereta dan enam orang memperkosaku di dalam mobil Avanza Silver. Aku sempat berontak namun, dipukul sama mereka. Karena terus melawan, barula mereka menyetrum badanku. Beberapa dari mereka menodongkan pistol ke kepalaku,”bebernya di depan ruang Unit Jahtanras Polresta Medan. Masih kata KR, setelah lemas disetrum, pelaku lantas melakban mulutnya dan memegang tangannya. Sejurus kemudian, para pelaku memerkosanya secara bergantian di dalam mobil.

“Bagaimana mau menikmatinya bang, akupun diperkosa. Astafirulla, nggak (nikmati) la bang. Sesudah itu, aku dibuang di daerah Galang. Sedangkan si Dicky dibuang di daerah Bandar Selamat,” ucapnya sembari menahan rasa sakit. KR juga mengaku malam itu ia baru pulang bekerja di Pub Barcelona, Jl. William Iskandar Medan. “Sebenarnya kami mau nyantai saja di warkop Elisabet. Nah, ketika hendak pulanglah kami dirampok,” kenangnya. Awalanya mereka dijegat pelaku yang berlagak polisi. “Pertama mereka meminggirkan kendaraan kami, kemudian mereka mengatakan bahwa kami adalah bandar sabu. Lalu aku tanyakan identitas mereka, nah disitula kami langsung ditarik dan dimasukkan ke dalam mobil. Aku langsung dipiting dan si Dicky dipukuli. Lalu, terjadilah aksi pemerkosaan itu bang,” pungkapnya. (cr-3/gib/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/