SUMUTPOS.CO – Desainer muda Jenahara kian mantap menancapkan karirnya di dunia fashion hijab Indonesia. Bahkan, karena sejumlah karya-karya hijabnya yang fashionable, Jena-sapaan akrabnya, pun mendapat kesempatan untuk bermain dalam sebuah judul film.
Dalam film Hijabers in Love, dia mendapat peran sebagai guru yang tampil agamis. Seakan ingin menyebar ’’virus’’ hijabers, Jenahara pun bakal turun ke lapangan bertepatan dengan Hari Internasional Sociality Hijabers, hari ini di Bundaran HI.
’’Cara termudah untuk mengetuk hati orang ya lewat fashion. Kemarin dengar ceramah, budaya sebaiknya dilawan dengan budaya. Di Indonesia budaya Islami sangat lekat, jadi memakai baju muslimah bisa menjadi budaya,’’ ungkapnya lugas, saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, kemarin.
Jena mengaku tampil menggunakan hijab bukan semata-mata profesinya sebagai desainer. Melainkan, sebagai panggilan hati yang memang sudah dirasakan sejak remaja.
Maka itu, dirinya memastikan, tidak akan merubah penampilannya sampai kapan pun. ’’Kalau pun dapat tawaran main film lagi, ya karakter aku seperti ini. Jangan gara-gara main film aku harus melepaskan jilbab,’’ tegasnya.
Di hari Hari Internasional Sociality Hijabers nanti, dia dan teman-teman lain ingin mengingatkan bahwa hijab jangan dinilai sebagai simbol terorisme. Hijab itu, lanjutnya, adalah simbol kecintaan kepada Allah SWT.
’’Beruntunglah muslimah di Indonesia, pakai hijab gampang. Di Tunisia, ketahuan di penjara. Begitu juga di Perancis juga,’’ bebernya.
Maka itu, keterlibatannya dalam film Hijabers in Love diakuinya sebagai bentuk ajakan agar wanita muslimah berhijab. ’’Di Indonesia. kita harus bangga. Karena itu identitas kita,’’ tandasnya. (ash)