25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Film Gundala Tembus 800 Ribu Penonton

Dimas Danang (kanan), didampingi aktor Aming (kiri) dan Zidni Hakim (tengah), saat Visit Theater Film Gundala di Focal Point Medan, Selasa (3/9/2019).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Film superhero Indonesia yang diangkat dari komik legendaris Indonesia era 70-an, Gundala, menembus 800 ribu penonton di hari kelima penayangannya di seluruh Indonesia. Film genre baru buat perfilman Indonesia ini dinilai sebagai karya multi tafsir, yang membiarkan penontonnya berimajinasi.

“Filmnya bagus. Bang Joko (Joko Anwar) ‘kan memang sutradara film yang sudah diakui. Film Gundala sendiri masuk dalam Toronto Film Festival. Saya suka film Gundala sejak lama, sejak masih dibintangi Teddy Purba. Makanya. Jadi senang banget diajak bang Joko ikut main,” kata Dimas Danang, didampingi aktor Aming dan Zidni Hakim, saat Visit Theater Film Gundala di Focal Point Medan, Selasa (3/9/2019).

Meski peran ketiganya relatif singkat saja di film tersebut, ketiganya kompak mengatakan, seorang aktor tidak dinilai dari besar kecilnya peran dalam film. Tetapi apakah ia mampu berperan dengan baik, dan filmnya berhasil.

Aming bahkan sempat tidak dikenali penonton di film Gundala, karena singkatnya peran yang dimainkan. “Tak masalah. Yang penting saya enjoy. Lagian, itu artinya karakter yang saya mainkan sangat menyatu sampai penonton tidak tau. Berhasil dong ya,” kekehnya.

Zidni Hakim yang berperan sebagai politikus yang mengalami nasib naas, mengaku senang visit theater ke Medan. “Serasa pulang kampung,” kata anak Binjai ini kalem.

Ketiganya kompak mengatakan, film Gundala adalah film tentang sosok pahlawan yang dibutuhkan negeri ini. “Negeri ini butuh Gundala, karena negeri ini penuh orang egois. Sosok Gundala jadi pahlawan karena mau menolong orang. Mau mendengar orang lain. Gundala adalah kita. Kita juga bisa berjuang menolong orang lain,” kata Aming.

Dimas mengatakan, film Gundala bukan tentang kisah si jahat yang benar-benar jahat, atau si baik yang benar-benar baik. “Bahkan, si jahat pun ada sisi baiknya,” cetusnya.

Film Gundala diharapkan akan membangkitkan jiwa patriot orang Indonesia. Yang mau memikirkan bangsa ini. “Kita semua bisa jadi pahlawan,” kata Zidni.

Film Gundala menjadi tolok ukur keberhasilan sekuel berikutnya, yang rencananya digarap 8 hero hingga 2025. Beberapa clue tentang calon penjahat dan superhero berikutnya, tersimpan dalam adegan film Gundala.

Gundala adalah sosok pahlawan komik Indonesia, yang diciptakan oleh almarhum Harya Suryaminata atau dikenal dengan nama Hasmi. Gundala Putra Petir (1969) diciptakan Hasmi menyusul populernya cerita pahlawan super di dunia komik pada tahun 1960-an.

Film ini melibatkan 1.800 pemain, dengan tempat syuting di 70 lokasi. Film Gundala dibintangi sejumlah aktor Indonesia, yakni Abimana Aryasatya sebagai Gundala, aktor senior Lukman Sardi sebagai Ridwan Bahri. (mea)

Dimas Danang (kanan), didampingi aktor Aming (kiri) dan Zidni Hakim (tengah), saat Visit Theater Film Gundala di Focal Point Medan, Selasa (3/9/2019).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Film superhero Indonesia yang diangkat dari komik legendaris Indonesia era 70-an, Gundala, menembus 800 ribu penonton di hari kelima penayangannya di seluruh Indonesia. Film genre baru buat perfilman Indonesia ini dinilai sebagai karya multi tafsir, yang membiarkan penontonnya berimajinasi.

“Filmnya bagus. Bang Joko (Joko Anwar) ‘kan memang sutradara film yang sudah diakui. Film Gundala sendiri masuk dalam Toronto Film Festival. Saya suka film Gundala sejak lama, sejak masih dibintangi Teddy Purba. Makanya. Jadi senang banget diajak bang Joko ikut main,” kata Dimas Danang, didampingi aktor Aming dan Zidni Hakim, saat Visit Theater Film Gundala di Focal Point Medan, Selasa (3/9/2019).

Meski peran ketiganya relatif singkat saja di film tersebut, ketiganya kompak mengatakan, seorang aktor tidak dinilai dari besar kecilnya peran dalam film. Tetapi apakah ia mampu berperan dengan baik, dan filmnya berhasil.

Aming bahkan sempat tidak dikenali penonton di film Gundala, karena singkatnya peran yang dimainkan. “Tak masalah. Yang penting saya enjoy. Lagian, itu artinya karakter yang saya mainkan sangat menyatu sampai penonton tidak tau. Berhasil dong ya,” kekehnya.

Zidni Hakim yang berperan sebagai politikus yang mengalami nasib naas, mengaku senang visit theater ke Medan. “Serasa pulang kampung,” kata anak Binjai ini kalem.

Ketiganya kompak mengatakan, film Gundala adalah film tentang sosok pahlawan yang dibutuhkan negeri ini. “Negeri ini butuh Gundala, karena negeri ini penuh orang egois. Sosok Gundala jadi pahlawan karena mau menolong orang. Mau mendengar orang lain. Gundala adalah kita. Kita juga bisa berjuang menolong orang lain,” kata Aming.

Dimas mengatakan, film Gundala bukan tentang kisah si jahat yang benar-benar jahat, atau si baik yang benar-benar baik. “Bahkan, si jahat pun ada sisi baiknya,” cetusnya.

Film Gundala diharapkan akan membangkitkan jiwa patriot orang Indonesia. Yang mau memikirkan bangsa ini. “Kita semua bisa jadi pahlawan,” kata Zidni.

Film Gundala menjadi tolok ukur keberhasilan sekuel berikutnya, yang rencananya digarap 8 hero hingga 2025. Beberapa clue tentang calon penjahat dan superhero berikutnya, tersimpan dalam adegan film Gundala.

Gundala adalah sosok pahlawan komik Indonesia, yang diciptakan oleh almarhum Harya Suryaminata atau dikenal dengan nama Hasmi. Gundala Putra Petir (1969) diciptakan Hasmi menyusul populernya cerita pahlawan super di dunia komik pada tahun 1960-an.

Film ini melibatkan 1.800 pemain, dengan tempat syuting di 70 lokasi. Film Gundala dibintangi sejumlah aktor Indonesia, yakni Abimana Aryasatya sebagai Gundala, aktor senior Lukman Sardi sebagai Ridwan Bahri. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/