26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mulai dari Nol Lagi

Denada Tambunan
Denada Tambunan

SUMUTPOS.CO – Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Ungkapan itu tepat untuk menggambarkan Denada Tambunan, 35. Dari nol, kini Denada berhasil menjadi desainer tas dan pemilik merek Kail.

Perempuan yang memulai karir sebagai penyanyi rap pada 90-an itu hampir dua tahun merintis bisnis tas kulit. Semuanya didesain sendiri oleh istri fotografer Jerry Aurum tersebut.

“Saya tidak ada co-designer,” kata Dena ketika ditemui di gedung Trans TV Rabu malam (5/2).

Meski belum ada toko, peminat Kail Bags karya Denada sudah mulai banyak. Tidak hanya di negara sendiri, tapi juga mancanegara. Misalnya, Jerman, Belanda, sampai Amerika Serikat. Menurut Dena, dalam waktu dekat datang pembeli dari Inggris.

“Senang. Belum take off banget sih, tapi udah mulai jalan lah,” kata putri artis senior Emilia Contessa tersebut.

Semua itu terwujud berkat kegigihan Dena dalam memasarkan hasil karyanya. Sudah dua kali dia berkesempatan mengikuti pameran di Hongkong Fashion Week 2013 dan 2014. Lalu ketika Jakarta Fashion Week tahun lalu, dia juga mengadakan fashion show, memperkenalkan hasil karyanya.

Kisah Dena menjadi desainer tas sebetulnya dimulai dari penasaran. Dia memang menyukai tas. “Perempuan sama tas kan nggak bisa dipisahin, ya,” ucapnya.

Lalu, Dena mencari informasi tentang sekolah bag design di luar negeri. Akhirnya, dia tertarik dengan sekolah mode di Florence, Italia. Nama sekolahnya Polimoda. Dena mendaftarkan diri.

“Nah pas daftar itu, saya kan nggak tahu kalau ternyata jadwal sekolah pasa saya hamil,” jelasnya.

Mungkin memang itu sudah jalannya. Karena ternyata saat hamil, Dena tidak mau melakukan kegiatan yang berhubungan dengan entertainment.

“Bawaannya begitu. For some reasons, saya nggak mau nyanyi, nggak kepengin lihat kamera, dan lain lain,” ujar ibunda Shakira Aurum itu.

Yang dia sukai adalah menggambar. Padahal, sebelumnya dia tidak suka. Ketika akhirnya berangkat ke Italia untuk belajar bag design dalam keadaan hamil muda, dia tetap enjoy. Di Florence, Dena tinggal sendiri. Suami tidak bisa menemani karena harus bekerja.

“Jadi, saya di sana sendirian. Benar-benar sekolah lagi. Hidup sendiri selama berbulan-bulan. Hamil pula,” ungkapnya.

Dia mengenang bagaimana harus naik turun tangga karena apartemennya berada di lantai 5. “Kalau orang sini kan lihat perempuan bawa banyak barang dibantuin. Orang sana mah liat begitu cuek aja,” katanya.

Dena tak terpaku pada materi sekolah. Mengingat Florence adalah pusat kulit dan segala kerajinannya, Dena tak menyia-nyiakan kesempatan. Setiap pulang sekolah, dia mendatangi toko tas. Biasanya setiap toko disertai workshop. Jika beruntung, dia bisa melihat langsung workshop untuk belajar.

“Cuma kan nggak semua toko mau bagi ilmu. Kalau datang ke toko, saya berlagak beli. Beli dompet atau apa yang murah,” ucapnya.

Sambil membeli, sambil ngobrol. Kalau penjualnya ramah, Dena mulai bertanya-tanya. “Saya pernah diajak ke workshop toko. Dikasih tahu bagaimana mereka menyimpan kulit, alat-alatnya, pengerjaannya. Itu berharga banget ilmunya,” jelasnya.

Beberapa bulan kemudian, sekolah dengan program short course itu berakhir. Dena lulus dan pulang ke Jakarta saat usia kandungannya memasuki bulan ke-7. Suami memberinya hadiah satu mesin jahit kulit yang langsung digunakan sebagai modal pertama Dena untuk merintis bisnis.

Mengaplikasikan ilmu yang didapat, Dena mendesain dan menjahit tas sendiri. Awalnya membuat tas untuk teman, lalu keluarga. Ternyata respons mereka bagus. Dena merasa ada peluang untuk mencari rezeki dari memproduksi tas.

“Akhirnya sekarang ini, suami kan izinin. Saya sudah ada workshop. Saya punya dua perajin kulit yang membantu. Saya nyari lagi,” terangnya.

Produk Kail Bags dibuat berdasar order. Tidak diproduksi masal. Sejauh ini, kata dia, semua order masih bisa tertangani. Namun, untuk kelancaran, Dena ingin mengajak perajin lebih banyak. Apalagi permintaan semakin meningkat. “Bisa dibilang ini mainan baru. Tapi, prioritas pekerjaan saya masih menyanyi kok,” katanya. (jan/c7/ayi)

Denada Tambunan
Denada Tambunan

SUMUTPOS.CO – Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Ungkapan itu tepat untuk menggambarkan Denada Tambunan, 35. Dari nol, kini Denada berhasil menjadi desainer tas dan pemilik merek Kail.

Perempuan yang memulai karir sebagai penyanyi rap pada 90-an itu hampir dua tahun merintis bisnis tas kulit. Semuanya didesain sendiri oleh istri fotografer Jerry Aurum tersebut.

“Saya tidak ada co-designer,” kata Dena ketika ditemui di gedung Trans TV Rabu malam (5/2).

Meski belum ada toko, peminat Kail Bags karya Denada sudah mulai banyak. Tidak hanya di negara sendiri, tapi juga mancanegara. Misalnya, Jerman, Belanda, sampai Amerika Serikat. Menurut Dena, dalam waktu dekat datang pembeli dari Inggris.

“Senang. Belum take off banget sih, tapi udah mulai jalan lah,” kata putri artis senior Emilia Contessa tersebut.

Semua itu terwujud berkat kegigihan Dena dalam memasarkan hasil karyanya. Sudah dua kali dia berkesempatan mengikuti pameran di Hongkong Fashion Week 2013 dan 2014. Lalu ketika Jakarta Fashion Week tahun lalu, dia juga mengadakan fashion show, memperkenalkan hasil karyanya.

Kisah Dena menjadi desainer tas sebetulnya dimulai dari penasaran. Dia memang menyukai tas. “Perempuan sama tas kan nggak bisa dipisahin, ya,” ucapnya.

Lalu, Dena mencari informasi tentang sekolah bag design di luar negeri. Akhirnya, dia tertarik dengan sekolah mode di Florence, Italia. Nama sekolahnya Polimoda. Dena mendaftarkan diri.

“Nah pas daftar itu, saya kan nggak tahu kalau ternyata jadwal sekolah pasa saya hamil,” jelasnya.

Mungkin memang itu sudah jalannya. Karena ternyata saat hamil, Dena tidak mau melakukan kegiatan yang berhubungan dengan entertainment.

“Bawaannya begitu. For some reasons, saya nggak mau nyanyi, nggak kepengin lihat kamera, dan lain lain,” ujar ibunda Shakira Aurum itu.

Yang dia sukai adalah menggambar. Padahal, sebelumnya dia tidak suka. Ketika akhirnya berangkat ke Italia untuk belajar bag design dalam keadaan hamil muda, dia tetap enjoy. Di Florence, Dena tinggal sendiri. Suami tidak bisa menemani karena harus bekerja.

“Jadi, saya di sana sendirian. Benar-benar sekolah lagi. Hidup sendiri selama berbulan-bulan. Hamil pula,” ungkapnya.

Dia mengenang bagaimana harus naik turun tangga karena apartemennya berada di lantai 5. “Kalau orang sini kan lihat perempuan bawa banyak barang dibantuin. Orang sana mah liat begitu cuek aja,” katanya.

Dena tak terpaku pada materi sekolah. Mengingat Florence adalah pusat kulit dan segala kerajinannya, Dena tak menyia-nyiakan kesempatan. Setiap pulang sekolah, dia mendatangi toko tas. Biasanya setiap toko disertai workshop. Jika beruntung, dia bisa melihat langsung workshop untuk belajar.

“Cuma kan nggak semua toko mau bagi ilmu. Kalau datang ke toko, saya berlagak beli. Beli dompet atau apa yang murah,” ucapnya.

Sambil membeli, sambil ngobrol. Kalau penjualnya ramah, Dena mulai bertanya-tanya. “Saya pernah diajak ke workshop toko. Dikasih tahu bagaimana mereka menyimpan kulit, alat-alatnya, pengerjaannya. Itu berharga banget ilmunya,” jelasnya.

Beberapa bulan kemudian, sekolah dengan program short course itu berakhir. Dena lulus dan pulang ke Jakarta saat usia kandungannya memasuki bulan ke-7. Suami memberinya hadiah satu mesin jahit kulit yang langsung digunakan sebagai modal pertama Dena untuk merintis bisnis.

Mengaplikasikan ilmu yang didapat, Dena mendesain dan menjahit tas sendiri. Awalnya membuat tas untuk teman, lalu keluarga. Ternyata respons mereka bagus. Dena merasa ada peluang untuk mencari rezeki dari memproduksi tas.

“Akhirnya sekarang ini, suami kan izinin. Saya sudah ada workshop. Saya punya dua perajin kulit yang membantu. Saya nyari lagi,” terangnya.

Produk Kail Bags dibuat berdasar order. Tidak diproduksi masal. Sejauh ini, kata dia, semua order masih bisa tertangani. Namun, untuk kelancaran, Dena ingin mengajak perajin lebih banyak. Apalagi permintaan semakin meningkat. “Bisa dibilang ini mainan baru. Tapi, prioritas pekerjaan saya masih menyanyi kok,” katanya. (jan/c7/ayi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/