27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Sebuah Karya untuk Bapak

Film Soekarno: Indonesia Merdeka
Film Soekarno: Indonesia Merdeka

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengujung tahun satu karya besar Hanung Bramantyo dipersembahkan untuk masyarakat. Film Soekarno: Indonesia Merdeka akan rilis di bioskop Rabu lusa (11/12). Banyak rintangan ketika akan menayangkan film tersebut. Namun, akhirnya hal itu bisa terlaksana. Kemarin (9/12) untuk kali pertama film dengan dana produksi Rp 20 miliar tersebut diputar untuk kalangan terbatas.

Acara gala premiere film yang diproduseri MVP Pictures tersebut berlangsung meriah. Banyak selebriti yang hadir tadi malam di Epicentrum Walk, Kuningan. Film yang menceritakan mulai masa kecil Soekarno hingga pembacaan naskah proklamasi tersebut sangat apik. Akting para pemainnya begitu mendalam. Soekarno dimainkan Ario Bayu. Bung Hatta diperankan Lukman Sardi. Lalu, Inggit Garnasih dipercayakan kepada Maudy Koesnaedi. Fatmawati diperankan Tika Bravani.

Hanung Bramantyo sebelum film diputar kemarin mengatakan, itu adalah puncak prestasinya sebagai seorang sutradara. Yakni, membuat film tentang tokoh besar bangsa ini. “Ya. Ini puncak karir saya. Ini puncak prestasi saya. Karena saya mendapat kesempatan untuk membuat film tentang bapaknya Indonesia,” ungkap bapak tiga anak tersebut.

Suami Zaskia Adya Mecca itu mempersembahkan karya terbarunya tersebut untuk ayahnya yang seminggu lalu berpulang. “Film ini saya persembahkan untuk bapak saya. Dan untuk bapak-bapak di seluruh Indonesia. Karena Soekarno adalah bapak bangsa kita,” ucapnya.

Durasi film itu 2 jam 17 menit. Aslinya lebih panjang lagi. Tapi, dengan alasan efektivitas, Hanung dengan terpaksa memotong sejumlah adegan. “Siapa yang mau nonton film berdurasi empat jam?” katanya.

Membuat film tersebut memberikan tantangan bagi sutradara film Sang Pencerah itu. Dia harus bisa menghidupkan karakter seseorang dengan karisma luar biasa besar. “Juga Soekarno itu adalah sosok yang kompleks. Kalau tidak hati-hati, tidak sensitif, akan resisten,” ujarnya.

Soal filmnya, dia menjelaskan bahwa banyak adegan menarik di sana. Di antaranya, adegan prosesi proklamasi. “Kita akan melihat prosesinya di film ini. Saya yakin itu tidak detail karena memang data tentang proklamasi tidak sedetail yang diharapkan,” jelas dia. (jan/c6/ayi)

Film Soekarno: Indonesia Merdeka
Film Soekarno: Indonesia Merdeka

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengujung tahun satu karya besar Hanung Bramantyo dipersembahkan untuk masyarakat. Film Soekarno: Indonesia Merdeka akan rilis di bioskop Rabu lusa (11/12). Banyak rintangan ketika akan menayangkan film tersebut. Namun, akhirnya hal itu bisa terlaksana. Kemarin (9/12) untuk kali pertama film dengan dana produksi Rp 20 miliar tersebut diputar untuk kalangan terbatas.

Acara gala premiere film yang diproduseri MVP Pictures tersebut berlangsung meriah. Banyak selebriti yang hadir tadi malam di Epicentrum Walk, Kuningan. Film yang menceritakan mulai masa kecil Soekarno hingga pembacaan naskah proklamasi tersebut sangat apik. Akting para pemainnya begitu mendalam. Soekarno dimainkan Ario Bayu. Bung Hatta diperankan Lukman Sardi. Lalu, Inggit Garnasih dipercayakan kepada Maudy Koesnaedi. Fatmawati diperankan Tika Bravani.

Hanung Bramantyo sebelum film diputar kemarin mengatakan, itu adalah puncak prestasinya sebagai seorang sutradara. Yakni, membuat film tentang tokoh besar bangsa ini. “Ya. Ini puncak karir saya. Ini puncak prestasi saya. Karena saya mendapat kesempatan untuk membuat film tentang bapaknya Indonesia,” ungkap bapak tiga anak tersebut.

Suami Zaskia Adya Mecca itu mempersembahkan karya terbarunya tersebut untuk ayahnya yang seminggu lalu berpulang. “Film ini saya persembahkan untuk bapak saya. Dan untuk bapak-bapak di seluruh Indonesia. Karena Soekarno adalah bapak bangsa kita,” ucapnya.

Durasi film itu 2 jam 17 menit. Aslinya lebih panjang lagi. Tapi, dengan alasan efektivitas, Hanung dengan terpaksa memotong sejumlah adegan. “Siapa yang mau nonton film berdurasi empat jam?” katanya.

Membuat film tersebut memberikan tantangan bagi sutradara film Sang Pencerah itu. Dia harus bisa menghidupkan karakter seseorang dengan karisma luar biasa besar. “Juga Soekarno itu adalah sosok yang kompleks. Kalau tidak hati-hati, tidak sensitif, akan resisten,” ujarnya.

Soal filmnya, dia menjelaskan bahwa banyak adegan menarik di sana. Di antaranya, adegan prosesi proklamasi. “Kita akan melihat prosesinya di film ini. Saya yakin itu tidak detail karena memang data tentang proklamasi tidak sedetail yang diharapkan,” jelas dia. (jan/c6/ayi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/