25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Bina Wisata Ramah Muslim, 2018 Sebanyak 296.693 Wisatawan ke Samosir

triadi wibowo/sumut pos
FOTO RIA: Pengunjung berfoto ria di Pelabuhan Simanindo Samosir, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keseriusan Pemkab Samosir membenahi sektor pariwisata membuahkan hasil. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan berkunjung ke Danau Toba, khususnya di Kabupaten Samosir, dibanding tahun lalu. Menurut catatan Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, pada 2017 ada 278.059 wisatawan yang berkunjung ke Samosir, sedangkan pada 2018 sedikitnya 296.693 wisatawann

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Samosir, Ombang Siboro kepada Sumut Pos, menguraikan, jumlah kunjungan wisman ke Danau Toba pada 2017 sebanyak 55.771 orang Wisatawan mancanegara (Wisman) dan 222.288 orang wisatawan nusantara (Wisnus). “Jumlah itu meningkat di tahun 2018, dengan total Wisman sampai pertengahan Desember ini sebanyak 62.555 orang. Sedangkan Wisnus berjumlah 234.143 orang,” urai Ombang.

Ombang mengungkapkan, untuk kunjungan wisman dua tahun belakangan ini, masih didominasi wisatawan asal Malaysia. Untuk akhir 2018 ini, ia meyakinkan akan terus bertambah. Apalagi, sudah memasuki liburan sekolah, Natal dan Tahun Baru 2019. “Jumlah kunjungan wisman dan wisnus akan terus bertambah dengan memasuki musim liburan keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru,” ungkapnya.

Ombang juga menjelaskan, dengan melihat perkembangan potensi wisata di Danau Toba, Dispar Samosir akan terus melakukan pembenahan, termasuk menuju wisata ramah muslim dengan menyajikan keperluan wisatawan muslim sesuai dengan syariat Islam. “Kita akan melakukan pembinaan terhadap rumah makan atau kuliner melalui grup-grup UMKM sesuai dengan kebutuhan. Termasuk kita akan buat penyaji hingga memasak muslim juga,” tuturnya.

Selain itu, untuk mendorong perkembangan Danau Toba, Pemkab Samosir membuat Rancangan Induk Pengembangan Objek Wisata (RIPOW), yang akan memajukan pariwisatanya. “Dari RIPOW tersebut, telah kita susun peta untuk pengembangan objek wisata. Dengan ada 3 klaster, yakni Objek Wisata Unggulan, Objek Wisata Prioritas dan Objek Wisata Ritisan,” sebut Ombang.

Lebihlanjut dijelaskannya, RIPOW yang diciptakan Dispar Samosir terdapat objek wisata unggulan sebanyak 10 objek wisata, objek wisata prioritas berjumlah 12 objek wisata dan objek wisata ritisan mencapai 18 objek wisata. “Ada titik baru, bisa jadi objek kita lakukan. Itu ditentukan sesuai dengan 10 katagori, yaitu sanitas, akses, jumlah kunjungan, luas objek dan macam,” ungkapnya.

RIPOW juga dijadikan sebagai barometer atau tolok ukur dalam pembangunan dan pengembangan wisata Danau Toba bagi eksekutif dan legislatif di Kabupaten Samosir. Dengan itu, tujuan dan targetkan tercapai sesuai dengan diharapkan, sehingga berdampak dengan peningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Samosir dari sektor pariwisata. “Menuju perkembangan objek wisata tidak kemana-mana. Dana yang sedikit itu lebih efesien. Di sinilah guna RIPOW bagi objek wisata di Samosir bagi kita,” kata Ombang.

Ombang menambahkan, majunya Pariwisata Samosir, tak lepas dari kontribusi besar dilakukan Bupati Samosir, Rapidin Simbolon. “Sebagaimana sudah dituangkan dalam visi pembangunan Kabupaten Samosir, yakni mewujudkan masyarakat Samosir yang mandiri, sejahtera dan berdaya saing, berbasis pariwisata dan pertanian,” sebut Ombang.

Begitu juga, Pengembangan pariwisata Samosir. Ia menjelaskan tak lepas dari komunikasi dilakukan Pemkab Samosir kepada para stakeholder dibangun selama ini. Dengan ini, terwujud pada terbangunnya partisipasi publik pada level pengembangan pariwisata Samosir.

“Bahwa industri Pariwisata Samosir dikembangkan untuk bersiap menerima semua bangsa, semua suku dan semua agama. Kemudian, pariwisata bagi Samosir sudah harga mati, sebagai lokomotif penggerak semua sektor pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.(gus)

triadi wibowo/sumut pos
FOTO RIA: Pengunjung berfoto ria di Pelabuhan Simanindo Samosir, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keseriusan Pemkab Samosir membenahi sektor pariwisata membuahkan hasil. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan berkunjung ke Danau Toba, khususnya di Kabupaten Samosir, dibanding tahun lalu. Menurut catatan Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, pada 2017 ada 278.059 wisatawan yang berkunjung ke Samosir, sedangkan pada 2018 sedikitnya 296.693 wisatawann

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Samosir, Ombang Siboro kepada Sumut Pos, menguraikan, jumlah kunjungan wisman ke Danau Toba pada 2017 sebanyak 55.771 orang Wisatawan mancanegara (Wisman) dan 222.288 orang wisatawan nusantara (Wisnus). “Jumlah itu meningkat di tahun 2018, dengan total Wisman sampai pertengahan Desember ini sebanyak 62.555 orang. Sedangkan Wisnus berjumlah 234.143 orang,” urai Ombang.

Ombang mengungkapkan, untuk kunjungan wisman dua tahun belakangan ini, masih didominasi wisatawan asal Malaysia. Untuk akhir 2018 ini, ia meyakinkan akan terus bertambah. Apalagi, sudah memasuki liburan sekolah, Natal dan Tahun Baru 2019. “Jumlah kunjungan wisman dan wisnus akan terus bertambah dengan memasuki musim liburan keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru,” ungkapnya.

Ombang juga menjelaskan, dengan melihat perkembangan potensi wisata di Danau Toba, Dispar Samosir akan terus melakukan pembenahan, termasuk menuju wisata ramah muslim dengan menyajikan keperluan wisatawan muslim sesuai dengan syariat Islam. “Kita akan melakukan pembinaan terhadap rumah makan atau kuliner melalui grup-grup UMKM sesuai dengan kebutuhan. Termasuk kita akan buat penyaji hingga memasak muslim juga,” tuturnya.

Selain itu, untuk mendorong perkembangan Danau Toba, Pemkab Samosir membuat Rancangan Induk Pengembangan Objek Wisata (RIPOW), yang akan memajukan pariwisatanya. “Dari RIPOW tersebut, telah kita susun peta untuk pengembangan objek wisata. Dengan ada 3 klaster, yakni Objek Wisata Unggulan, Objek Wisata Prioritas dan Objek Wisata Ritisan,” sebut Ombang.

Lebihlanjut dijelaskannya, RIPOW yang diciptakan Dispar Samosir terdapat objek wisata unggulan sebanyak 10 objek wisata, objek wisata prioritas berjumlah 12 objek wisata dan objek wisata ritisan mencapai 18 objek wisata. “Ada titik baru, bisa jadi objek kita lakukan. Itu ditentukan sesuai dengan 10 katagori, yaitu sanitas, akses, jumlah kunjungan, luas objek dan macam,” ungkapnya.

RIPOW juga dijadikan sebagai barometer atau tolok ukur dalam pembangunan dan pengembangan wisata Danau Toba bagi eksekutif dan legislatif di Kabupaten Samosir. Dengan itu, tujuan dan targetkan tercapai sesuai dengan diharapkan, sehingga berdampak dengan peningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Samosir dari sektor pariwisata. “Menuju perkembangan objek wisata tidak kemana-mana. Dana yang sedikit itu lebih efesien. Di sinilah guna RIPOW bagi objek wisata di Samosir bagi kita,” kata Ombang.

Ombang menambahkan, majunya Pariwisata Samosir, tak lepas dari kontribusi besar dilakukan Bupati Samosir, Rapidin Simbolon. “Sebagaimana sudah dituangkan dalam visi pembangunan Kabupaten Samosir, yakni mewujudkan masyarakat Samosir yang mandiri, sejahtera dan berdaya saing, berbasis pariwisata dan pertanian,” sebut Ombang.

Begitu juga, Pengembangan pariwisata Samosir. Ia menjelaskan tak lepas dari komunikasi dilakukan Pemkab Samosir kepada para stakeholder dibangun selama ini. Dengan ini, terwujud pada terbangunnya partisipasi publik pada level pengembangan pariwisata Samosir.

“Bahwa industri Pariwisata Samosir dikembangkan untuk bersiap menerima semua bangsa, semua suku dan semua agama. Kemudian, pariwisata bagi Samosir sudah harga mati, sebagai lokomotif penggerak semua sektor pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/