30 C
Medan
Saturday, July 27, 2024

Sempat Bertahan Meski Jantung Berhenti Berdetak

Demi hidup sehari-hari, anak keempat dari 11 bersaudara ini sempat menjadi kondektur bus kota. Nasib Eddy mulai berubah ketika ia berhasil meraih juara keempat dalam Festival Lagu Populer Tingkat Nasional pada 1975.

Produser musik dan pencipta lagu (mendiang) Rinto Harahap ketika itu tertarik pada warna vokal Eddy yang berkarakter. Setahun kemudian Rinto mengorbitkannya. Lagu “Biarlah Sendiri”, ciptaan Rinto, mejadi hit berkat vokal Eddy. Lagu tersebut juga melejitkan karier Eddy.

Eddy pernah membentuk band bernama Madya Sapta dan mengambil posisi vokalis sekaligus gitaris. Tahun 1976-1979, ia sempat mendirikan grup vokal bernama Eddy’s Group bersama adik-adiknya. Selain berkarier sebagai penyanyi, Eddy juga berkesempatan menempuh pendidikan di Institute of Technology di Mapua, Filipina, selama tiga tahun.

Adat Batak
Pemakaman Eddy Silitonga akan dilaksanakan di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (27/8) besok. Rencananya, prosesi sakral itu bakal dilaksanakan menggunakan adat Batak
Anak kandung Eddy, Marco, menjelaskan perihal persiapan pemakaman sang ayah. Marco menjelaskan saat ini pihak keluarga masih berkumpul untuk membicarakan persiapan pemakaman.

“Saat ini keluarga besar masih berembuk untuk persiapan pemakaman ayah. Karena sekarang masih sibuk menerima pelayat yang masih berdatangan. Intinya semua proses sebelum upacara pemakaman akan dilakukan di Rumah Duka RS Fatmawati,” terang Marco saat ditemui di Rumah Duka RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (25/8).

Marco memastikan upacara pemakaman sang ayah akan dilakukan dengan adat suku Batak. Menurutnya proses pemakaman dengan adat tersebut sudah menjadi tradisi bagi keluarga besar Eddy Silitonga.

“Mengingat keluarga kami sangat menghormati adat, maka pemakaman akan dilakukan dengan prosesi adat Batak. Seperti apa nantinya, belum bisa disampaikan. Tapi, yang pasti ada adat Bataknya,” tambah Marco.

Eddy meninggal pada usia 67 tahun. Pemilik suara seriosa itu memiliki lima anak kandung. Selain Mario dan Marco, ada Jikri Silitonga, Nafra Silitonga dan Nadra Silitonga.

Pada tahun 1977, Eddy Silitonga sempat menjajal dunia akting dalam film Kembalilah Mama, yang disutradarai oleh Abubakar Djunaedy. Ia juga terkenal dengan lagu-lagu pop, seperti “Kini Kusadari” dan “Jatuh Cinta”.

Kamis (11/8) dini hari, saat sedang menjalani perawatan di RS Fatmawati, Eddy Silitonga sempat dikabarkan meninggal dunia. Pihak keluarkan saat itu sempat kesal membantah kabar tersebut. (mg5/jp/bbs/yaa)

Demi hidup sehari-hari, anak keempat dari 11 bersaudara ini sempat menjadi kondektur bus kota. Nasib Eddy mulai berubah ketika ia berhasil meraih juara keempat dalam Festival Lagu Populer Tingkat Nasional pada 1975.

Produser musik dan pencipta lagu (mendiang) Rinto Harahap ketika itu tertarik pada warna vokal Eddy yang berkarakter. Setahun kemudian Rinto mengorbitkannya. Lagu “Biarlah Sendiri”, ciptaan Rinto, mejadi hit berkat vokal Eddy. Lagu tersebut juga melejitkan karier Eddy.

Eddy pernah membentuk band bernama Madya Sapta dan mengambil posisi vokalis sekaligus gitaris. Tahun 1976-1979, ia sempat mendirikan grup vokal bernama Eddy’s Group bersama adik-adiknya. Selain berkarier sebagai penyanyi, Eddy juga berkesempatan menempuh pendidikan di Institute of Technology di Mapua, Filipina, selama tiga tahun.

Adat Batak
Pemakaman Eddy Silitonga akan dilaksanakan di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (27/8) besok. Rencananya, prosesi sakral itu bakal dilaksanakan menggunakan adat Batak
Anak kandung Eddy, Marco, menjelaskan perihal persiapan pemakaman sang ayah. Marco menjelaskan saat ini pihak keluarga masih berkumpul untuk membicarakan persiapan pemakaman.

“Saat ini keluarga besar masih berembuk untuk persiapan pemakaman ayah. Karena sekarang masih sibuk menerima pelayat yang masih berdatangan. Intinya semua proses sebelum upacara pemakaman akan dilakukan di Rumah Duka RS Fatmawati,” terang Marco saat ditemui di Rumah Duka RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (25/8).

Marco memastikan upacara pemakaman sang ayah akan dilakukan dengan adat suku Batak. Menurutnya proses pemakaman dengan adat tersebut sudah menjadi tradisi bagi keluarga besar Eddy Silitonga.

“Mengingat keluarga kami sangat menghormati adat, maka pemakaman akan dilakukan dengan prosesi adat Batak. Seperti apa nantinya, belum bisa disampaikan. Tapi, yang pasti ada adat Bataknya,” tambah Marco.

Eddy meninggal pada usia 67 tahun. Pemilik suara seriosa itu memiliki lima anak kandung. Selain Mario dan Marco, ada Jikri Silitonga, Nafra Silitonga dan Nadra Silitonga.

Pada tahun 1977, Eddy Silitonga sempat menjajal dunia akting dalam film Kembalilah Mama, yang disutradarai oleh Abubakar Djunaedy. Ia juga terkenal dengan lagu-lagu pop, seperti “Kini Kusadari” dan “Jatuh Cinta”.

Kamis (11/8) dini hari, saat sedang menjalani perawatan di RS Fatmawati, Eddy Silitonga sempat dikabarkan meninggal dunia. Pihak keluarkan saat itu sempat kesal membantah kabar tersebut. (mg5/jp/bbs/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/