24.2 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

Luna Maya Jadi Sutradara

Sukses di berbagai bidang di dunia entertainment, sebagai pemain film, sinetron, penyanyi, maupun MC, belum memberikan kepuasan kepada aktris cantik Luna Maya. Buktinya, ada satu bidang lagi yang ditekuni kekasih Ariel Peterpan tersebut di dunia entertainment dalam waktu dekat ini, yaitu sutradara film.

Ditemui saat memberikan workshop untuk sineas muda di Balairung Ballroom Gedung Telkom Ketintang pada Sabtu (28/5), Luna mengungkapkan keseriusannya bekerja di balik layar. “Sungguh, pekerjaan sebagai sutradara itu sangat mengasyikkan sekaligus menantang,” kata Luna.

Menurut dara kelahiran 26 Agustus 1983 itu, kecintaannya pada profesi sutradara terjadi dua tahun lalu. Ketika itu, dia dipercaya untuk membesut film pendek karyanya sendiri yang berjudul Suci and The City pada ajang LA Lights Indie Movie. “Dari sana, muncul rasa ketagihan membuat film,” ujarnya.

Luna menyatakan, menjadi sutradara lebih susah daripada pekerjaannya selama ini yang lebih banyak berkutat di depan kamera. Sutradara, menurut dia, harus bisa menyatukan berbagai karakter orang yang tergabung dalam filmnya, pemain sampai kru.

“Sebab, dalam sebuah film, sutradara adalah otaknya. Dialah yang menentukan mau alur cerita film itu,” jelas mantan host acara musik Dahsyat tersebut.

Untuk proyek pertamanya dua tahun lalu, Luna mengungkapkan hanya bermodal nekat. Dia itu tidak mau mendapat bantuan dari siapa pun saat itu. Dia tidak mengambil keputusan tersebut karena merasa sombong atau sok pintar. Dia hanya ingin melihat kemampuannya dalam menghasilkan film.

“Saya anggap itu sebagai pelajaran berharga. Jadi, saya siap menerima risiko apa pun. Jelek atau bagus film tersebut, saya yang bertanggung jawab,” jelas pelantun Suara Kuberharap itu dengan mantap.

Film besutannya kala itu mendapat banyak pujian dari kritikus film. Perempuan yang memulai karir dari dunia model tersebut mulai serius belajar menjadi sutradara. Tidak tanggung-tanggung, dia belajar langsung ke salah seorang sutradara kawakan negeri ini, Garin Nugroho.

“Mas Garin adalah orang dan guru yang tepat untuk aku jadikan panutan. Aku belajar proses syuting sampai cara menghayati profesi tersebut lewat dia,” jelasnya.

Meski menjadi sutradara, Luna tidak mau membuat film yang bercerita tentang perjalanan hidup pribadinya. Dia lebih suka membuat film yang memiliki impact ke masyarakat. “Salah satu caranya, memberikan film yang realistis, bukan yang hanya menjual kekayaan atau keseksian,” jelas mantan ikon sabun kecantikan itu.

Menurut Luna, hal tersebut cukup penting. Sebab, film tidak hanya berfungsi sebagai alat tontonan, melainkan harus memberikan nilai pada masyarakat. “Terserah dinilai baik atau buruk, yang penting, masyarakat harus memberikan nilai. Sebab, masyarakat kita sudah pintar” jelasnya.

Menurut peraih nominasi Panasonic Gobel Awards 2010 untuk kategori presenter musik variety show terfavorit tersebut, membuat film adalah sesuatu yang merdeka. “Jadi, kalau ada yang ngomong bahwa orang menjadi rusak gara-gara film atau sebaliknya, itu tidak benar. Sebab, semua bergantung pada pribadi masing-masing,” paparnya. “Kita harus belajar mengoreksi diri. Jangan sedikit-sedikit menyalahkan film jika terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan,” imbuhnya. (nji/c12/dos/jpnn)

Sukses di berbagai bidang di dunia entertainment, sebagai pemain film, sinetron, penyanyi, maupun MC, belum memberikan kepuasan kepada aktris cantik Luna Maya. Buktinya, ada satu bidang lagi yang ditekuni kekasih Ariel Peterpan tersebut di dunia entertainment dalam waktu dekat ini, yaitu sutradara film.

Ditemui saat memberikan workshop untuk sineas muda di Balairung Ballroom Gedung Telkom Ketintang pada Sabtu (28/5), Luna mengungkapkan keseriusannya bekerja di balik layar. “Sungguh, pekerjaan sebagai sutradara itu sangat mengasyikkan sekaligus menantang,” kata Luna.

Menurut dara kelahiran 26 Agustus 1983 itu, kecintaannya pada profesi sutradara terjadi dua tahun lalu. Ketika itu, dia dipercaya untuk membesut film pendek karyanya sendiri yang berjudul Suci and The City pada ajang LA Lights Indie Movie. “Dari sana, muncul rasa ketagihan membuat film,” ujarnya.

Luna menyatakan, menjadi sutradara lebih susah daripada pekerjaannya selama ini yang lebih banyak berkutat di depan kamera. Sutradara, menurut dia, harus bisa menyatukan berbagai karakter orang yang tergabung dalam filmnya, pemain sampai kru.

“Sebab, dalam sebuah film, sutradara adalah otaknya. Dialah yang menentukan mau alur cerita film itu,” jelas mantan host acara musik Dahsyat tersebut.

Untuk proyek pertamanya dua tahun lalu, Luna mengungkapkan hanya bermodal nekat. Dia itu tidak mau mendapat bantuan dari siapa pun saat itu. Dia tidak mengambil keputusan tersebut karena merasa sombong atau sok pintar. Dia hanya ingin melihat kemampuannya dalam menghasilkan film.

“Saya anggap itu sebagai pelajaran berharga. Jadi, saya siap menerima risiko apa pun. Jelek atau bagus film tersebut, saya yang bertanggung jawab,” jelas pelantun Suara Kuberharap itu dengan mantap.

Film besutannya kala itu mendapat banyak pujian dari kritikus film. Perempuan yang memulai karir dari dunia model tersebut mulai serius belajar menjadi sutradara. Tidak tanggung-tanggung, dia belajar langsung ke salah seorang sutradara kawakan negeri ini, Garin Nugroho.

“Mas Garin adalah orang dan guru yang tepat untuk aku jadikan panutan. Aku belajar proses syuting sampai cara menghayati profesi tersebut lewat dia,” jelasnya.

Meski menjadi sutradara, Luna tidak mau membuat film yang bercerita tentang perjalanan hidup pribadinya. Dia lebih suka membuat film yang memiliki impact ke masyarakat. “Salah satu caranya, memberikan film yang realistis, bukan yang hanya menjual kekayaan atau keseksian,” jelas mantan ikon sabun kecantikan itu.

Menurut Luna, hal tersebut cukup penting. Sebab, film tidak hanya berfungsi sebagai alat tontonan, melainkan harus memberikan nilai pada masyarakat. “Terserah dinilai baik atau buruk, yang penting, masyarakat harus memberikan nilai. Sebab, masyarakat kita sudah pintar” jelasnya.

Menurut peraih nominasi Panasonic Gobel Awards 2010 untuk kategori presenter musik variety show terfavorit tersebut, membuat film adalah sesuatu yang merdeka. “Jadi, kalau ada yang ngomong bahwa orang menjadi rusak gara-gara film atau sebaliknya, itu tidak benar. Sebab, semua bergantung pada pribadi masing-masing,” paparnya. “Kita harus belajar mengoreksi diri. Jangan sedikit-sedikit menyalahkan film jika terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan,” imbuhnya. (nji/c12/dos/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/