25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dua Korea Saling Serang

SEOUL, SUMUTPOS.CO- Kawasan perbatasan dua Korea menegang kemarin. Korea Selatan dan Utara saling melepaskan tembakan artileri di wilayah perbatasan maritim yang menjadi sengketa.

Korea Utara (Korut) menembakkan 500 peluru artileri ke arah Korea Selatan (Korsel). Negeri Ginseng itu lantas membalas dengan melepaskan 300 tembakan. Selama insiden tersebut, kedua negara tidak membidik wilayah daratan atau fasilitas militer.

Insiden itu diawali kemarin pagi (31/3), saat Korut mengumumkan akan melakukan uji coba tembakan di tujuh titik perbatasan. Namun, versi pihak Korsel mengatakan, tembakan pihak Korut memasuki wilayah laut mereka.

“Sejumlah tembakan yang dilepaskan Korut jatuh di wilayah kami dan kami merespons dengan tembakan,” kata juru bicara militer Korsel seperti dimuat BBC tadi malam.

Yonhap, kantor berita Korsel, mengabarkan bahwa sejumlah tembakan Korut mendarat di bagian selatan Northern Limit Line, julukan bagi area perbatasan yang disengketakan. Menanggapi hal tersebut, militer Korsel menembakkan peluru dari artileri K-9 self-propelled howitzers dan mengirim jet tempur F-15K. Karena insiden tersebut, penduduk di pulau di perbatasan, Baengnyeong, dievakuasi ke lokasi penyelamatan.

Ketegangan terakhir Korut versus Korsel muncul setelah latihan militer bersama tahunan yang saat ini sedang berlangsung antara Korsel dan Amerika Serikat (AS). Untuk menunjukkan keberatannya, pemerintah Korut mengintensifkan retorika agresif serta melakukan serangkaian uji coba rudal balistik dan roket.

Pemerintah di Washington dan Seoul mengatakan bahwa latihan tahun ini rutin dan bersifat defensif. Di lain pihak, pemerintah Pyongyang menganggap itu dilakukan untuk menginvasi Korut. Eskalasi ketegangan di kawasan itu kian meningkat setelah pemerintah Kim Jong-un pada Ahad, 30 Maret 2014, mengeluarkan ancaman akan melakukan uji coba nuklir yang keempat.

Menanggapi ancaman tersebut, Dewan Keamanan PBB menyatakan sedang mempertimbangkan sebuah “respons yang tepat”. Insiden kemarin juga langsung ditanggapi tetangga kedua negara, Tiongkok. Lewat pernyataan resmi, Tiongkok meminta kedua pihak menjaga perdamaian di kawasan.

Semenanjung Korea hingga kini berstatus darurat militer sejak berakhirnya Perang Korea 1950-1953. AS saat ini menempatkan sekitar 28.000 personel militer di wilayah Korsel untuk meminimalkan potensi serangan dari Korut.

Area perbatasan sekian lama menjadi sengketa antara Korut dan Korsel. Pada akhir 2010 empat warga Korsel tewas di sebuah pulau perbatasan lantaran tembakan artileri Korut. Sebelumnya sebuah kapal perang Korsel tenggelam di dekat perbatasan yang disengketakan dengan 46 tewas. Seoul mengklaim Pyongyang menembakkan torpedo, namun Korut membantah peran apa pun dalam insiden itu.

PBB telah menetapkan perbatasan setelah Perang Korea, tetapi Korut tidak pernah mengakuinya. Insiden terbaru tersebut terjadi beberapa hari setelah Korut melakukan uji tembak dua rudal jarak menengah Nodong ke atas laut. (AP/Rtr/c10/kim)

SEOUL, SUMUTPOS.CO- Kawasan perbatasan dua Korea menegang kemarin. Korea Selatan dan Utara saling melepaskan tembakan artileri di wilayah perbatasan maritim yang menjadi sengketa.

Korea Utara (Korut) menembakkan 500 peluru artileri ke arah Korea Selatan (Korsel). Negeri Ginseng itu lantas membalas dengan melepaskan 300 tembakan. Selama insiden tersebut, kedua negara tidak membidik wilayah daratan atau fasilitas militer.

Insiden itu diawali kemarin pagi (31/3), saat Korut mengumumkan akan melakukan uji coba tembakan di tujuh titik perbatasan. Namun, versi pihak Korsel mengatakan, tembakan pihak Korut memasuki wilayah laut mereka.

“Sejumlah tembakan yang dilepaskan Korut jatuh di wilayah kami dan kami merespons dengan tembakan,” kata juru bicara militer Korsel seperti dimuat BBC tadi malam.

Yonhap, kantor berita Korsel, mengabarkan bahwa sejumlah tembakan Korut mendarat di bagian selatan Northern Limit Line, julukan bagi area perbatasan yang disengketakan. Menanggapi hal tersebut, militer Korsel menembakkan peluru dari artileri K-9 self-propelled howitzers dan mengirim jet tempur F-15K. Karena insiden tersebut, penduduk di pulau di perbatasan, Baengnyeong, dievakuasi ke lokasi penyelamatan.

Ketegangan terakhir Korut versus Korsel muncul setelah latihan militer bersama tahunan yang saat ini sedang berlangsung antara Korsel dan Amerika Serikat (AS). Untuk menunjukkan keberatannya, pemerintah Korut mengintensifkan retorika agresif serta melakukan serangkaian uji coba rudal balistik dan roket.

Pemerintah di Washington dan Seoul mengatakan bahwa latihan tahun ini rutin dan bersifat defensif. Di lain pihak, pemerintah Pyongyang menganggap itu dilakukan untuk menginvasi Korut. Eskalasi ketegangan di kawasan itu kian meningkat setelah pemerintah Kim Jong-un pada Ahad, 30 Maret 2014, mengeluarkan ancaman akan melakukan uji coba nuklir yang keempat.

Menanggapi ancaman tersebut, Dewan Keamanan PBB menyatakan sedang mempertimbangkan sebuah “respons yang tepat”. Insiden kemarin juga langsung ditanggapi tetangga kedua negara, Tiongkok. Lewat pernyataan resmi, Tiongkok meminta kedua pihak menjaga perdamaian di kawasan.

Semenanjung Korea hingga kini berstatus darurat militer sejak berakhirnya Perang Korea 1950-1953. AS saat ini menempatkan sekitar 28.000 personel militer di wilayah Korsel untuk meminimalkan potensi serangan dari Korut.

Area perbatasan sekian lama menjadi sengketa antara Korut dan Korsel. Pada akhir 2010 empat warga Korsel tewas di sebuah pulau perbatasan lantaran tembakan artileri Korut. Sebelumnya sebuah kapal perang Korsel tenggelam di dekat perbatasan yang disengketakan dengan 46 tewas. Seoul mengklaim Pyongyang menembakkan torpedo, namun Korut membantah peran apa pun dalam insiden itu.

PBB telah menetapkan perbatasan setelah Perang Korea, tetapi Korut tidak pernah mengakuinya. Insiden terbaru tersebut terjadi beberapa hari setelah Korut melakukan uji tembak dua rudal jarak menengah Nodong ke atas laut. (AP/Rtr/c10/kim)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/