26 C
Medan
Tuesday, July 9, 2024

Demonstran Jalani Tes Keperawanan

KAIRO – Seorang jenderal senior di Mesir mengakui adanya tes keperawanan kepada demonstran yang ditangkap saat aksi protes anti-pemerintahan Maret lalu. Demikian pengakuan yang disampaikan kepada media Amerika Serikat (AS), CNN.

Sebelumnya laporan mengenai tes keperawanan ini dikeluarkan oleh pihak Amnesty International.
Laporan tersebut menunjukkan klaim bahwa pengunjuk rasa perempuan yang berada di Tahrir Square, Maret lalu, dipukuli serta disetrum, sesaat setelah ditangkap. Tidak hanya itu, para demonstran tersebut juga ditelanjangi dan diancam akan didakwa kasus prostitusi serta dipaksa melakukan tes keperawanan.

Ketika itu, juru bicara militer Mesir, Mayor Amr Imam mengatakan 17 pengunjuk rasa perempuan ditangkap namun dirinya menepis adanya tuduhan tes keperawanan. Tapi, segala tuduhan tersebut terjawab, setelah diakui seorang jenderal di lingkungan Kementerian Pertahanan Mesir, yang enggan disebutkan namanya.

Dalam pembelaan, jenderal tersebut menyebutkan ditemukan fakta mengejutkan mengenai demonstran perempuan. “Gadis-gadis yang ditahan bukan seperti anak kita. Mereka adalah perempuan yang tidak satu tenda dengan demonstran pria. Kami menemukan bom molotov dan narkoba dalam tenda tersebut,” ungkap jenderal itu seperti dikutip Times, Selasa (31/5).

Dirinya mengatakan tes keperawanan dilakukan agar pada saatnya nanti, para demonstran perempuan ini tidak mengklaim mengalami tindakan pemerkosaan dari pihak berwenang.  (bbs/jpnn)

KAIRO – Seorang jenderal senior di Mesir mengakui adanya tes keperawanan kepada demonstran yang ditangkap saat aksi protes anti-pemerintahan Maret lalu. Demikian pengakuan yang disampaikan kepada media Amerika Serikat (AS), CNN.

Sebelumnya laporan mengenai tes keperawanan ini dikeluarkan oleh pihak Amnesty International.
Laporan tersebut menunjukkan klaim bahwa pengunjuk rasa perempuan yang berada di Tahrir Square, Maret lalu, dipukuli serta disetrum, sesaat setelah ditangkap. Tidak hanya itu, para demonstran tersebut juga ditelanjangi dan diancam akan didakwa kasus prostitusi serta dipaksa melakukan tes keperawanan.

Ketika itu, juru bicara militer Mesir, Mayor Amr Imam mengatakan 17 pengunjuk rasa perempuan ditangkap namun dirinya menepis adanya tuduhan tes keperawanan. Tapi, segala tuduhan tersebut terjawab, setelah diakui seorang jenderal di lingkungan Kementerian Pertahanan Mesir, yang enggan disebutkan namanya.

Dalam pembelaan, jenderal tersebut menyebutkan ditemukan fakta mengejutkan mengenai demonstran perempuan. “Gadis-gadis yang ditahan bukan seperti anak kita. Mereka adalah perempuan yang tidak satu tenda dengan demonstran pria. Kami menemukan bom molotov dan narkoba dalam tenda tersebut,” ungkap jenderal itu seperti dikutip Times, Selasa (31/5).

Dirinya mengatakan tes keperawanan dilakukan agar pada saatnya nanti, para demonstran perempuan ini tidak mengklaim mengalami tindakan pemerkosaan dari pihak berwenang.  (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/