25.9 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Kadhafi Enggan Mundur

TRIPOLI- Perundingan antara Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma dengan pemimpin Libya, Kolonel Muammar Kadhafi di Tripoli berakhir tanpa ada pengumuman kemajuan terkait konflik Libya.

Usai pertemuan, Selasa (31/5) Zuma mengatakan, Kadhafi setuju untuk sebuah gencatan senjata, tetapi tetap tak akan mundur, seperti yang dinginkan Pakta Pertahanan Atlantik (NATO) dan pasukan oposisi Libya.

“Khadafi siap menerima inisiatif gencatan senjata dari Uni Afrika untuk menghentikan segala kekerasan, termasuk dukungan NATO terhadap oposisi. Kadhafi siap mengimplementasikan peta jalannya,” kata Zuma.

Kedua kepala negara itu melakukan pembicaraan mengenai proses gencatan senjata dengan pihak oposisi. Dalam pembicaraan tersebut, Kadhafi menilai pihak NATO telah melakukan pelanggaran atas Resolusi PBB mengenai Libya. Demikian diberitakan Reuters, Selasa (31/5/2011).

Tripoli menuduh NATO mencoba melakukan pembunuhan politik terhadap Kadhafi dan dengan sengaja berupaya merusak infrastruktur negara tersebut. Kadhafi juga mengecam tindakan blokade laut yang diarahkan kepada Libya oleh NATO.

Selama pembicaraan, Kadhafi juga mendesak melakukan pertemuan dengan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bang sa (DK PBB) guna mengkaji ulang mekanisme penerapan resolusi terhadap Libya.
Sebelumnya, Presiden Zuma mengatakan serangan yang dilakukan NATO selama ini mengancam upaya Uni Afrika untuk mengupayakan jalan damai dalam mengatasi konflik di Libya.

Sepertinya makin lama, Kadhafi terus ditinggalkan perwira-perwira militernya. Diketahui beberapa orang perwira menengah dan perwira tinggi Libya membelot dari Khadafi.

Sementara itu, oposisi menyatakan menolak setiap proposal perundingan damai jika tak menyertakan persyaratan yang paling diinginkan. Yakni turunnya Khadafi.

Sementara itu, juru bicara oposisi Libya menolak usulan tersebut dan berjanji melancarkan serangan ke pemerintahan Kadhafi. Selama ini para oposisi memang mendapat dukungan dari NATO.
Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini dijadwalkan berkunjung ke kota basis oposisi di Benghazi. Frattini dijadwalkan bertemu anggota Dewan Transisi Nasional Libya, sebuah persekutuan para oposisi Kadhafi. (bbs/jpnn)

TRIPOLI- Perundingan antara Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma dengan pemimpin Libya, Kolonel Muammar Kadhafi di Tripoli berakhir tanpa ada pengumuman kemajuan terkait konflik Libya.

Usai pertemuan, Selasa (31/5) Zuma mengatakan, Kadhafi setuju untuk sebuah gencatan senjata, tetapi tetap tak akan mundur, seperti yang dinginkan Pakta Pertahanan Atlantik (NATO) dan pasukan oposisi Libya.

“Khadafi siap menerima inisiatif gencatan senjata dari Uni Afrika untuk menghentikan segala kekerasan, termasuk dukungan NATO terhadap oposisi. Kadhafi siap mengimplementasikan peta jalannya,” kata Zuma.

Kedua kepala negara itu melakukan pembicaraan mengenai proses gencatan senjata dengan pihak oposisi. Dalam pembicaraan tersebut, Kadhafi menilai pihak NATO telah melakukan pelanggaran atas Resolusi PBB mengenai Libya. Demikian diberitakan Reuters, Selasa (31/5/2011).

Tripoli menuduh NATO mencoba melakukan pembunuhan politik terhadap Kadhafi dan dengan sengaja berupaya merusak infrastruktur negara tersebut. Kadhafi juga mengecam tindakan blokade laut yang diarahkan kepada Libya oleh NATO.

Selama pembicaraan, Kadhafi juga mendesak melakukan pertemuan dengan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bang sa (DK PBB) guna mengkaji ulang mekanisme penerapan resolusi terhadap Libya.
Sebelumnya, Presiden Zuma mengatakan serangan yang dilakukan NATO selama ini mengancam upaya Uni Afrika untuk mengupayakan jalan damai dalam mengatasi konflik di Libya.

Sepertinya makin lama, Kadhafi terus ditinggalkan perwira-perwira militernya. Diketahui beberapa orang perwira menengah dan perwira tinggi Libya membelot dari Khadafi.

Sementara itu, oposisi menyatakan menolak setiap proposal perundingan damai jika tak menyertakan persyaratan yang paling diinginkan. Yakni turunnya Khadafi.

Sementara itu, juru bicara oposisi Libya menolak usulan tersebut dan berjanji melancarkan serangan ke pemerintahan Kadhafi. Selama ini para oposisi memang mendapat dukungan dari NATO.
Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini dijadwalkan berkunjung ke kota basis oposisi di Benghazi. Frattini dijadwalkan bertemu anggota Dewan Transisi Nasional Libya, sebuah persekutuan para oposisi Kadhafi. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/