25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Israel-AS Bahas Serangan ke Iran

WASHINGTON– Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak membahas rencana penyerangan ke Iran saat bertemu Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Leon Panetta di Pentangon, Rabu (29/1). Selain membahas penyerangan itu, mereka juga membahas hubungan pertahanan dan sejumlah isu penting, diantaranya perubahan yang terjadi di Timur Tengah, termasuk krisis Suriah.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Pers Pentangon George Little seperti dikutip Xinhua Kamis, (1/3). Little menjelaskan, pertemuan Menhan Panetta dan Menhan Barak ini merupakan pertemuan rutin antara kedua pihak  untuk mengkoordinasikan masalah keamanan antar kedua negara.
Melalui beberapa kunjungan pejabat tinggi termasuk di antaranya Penasihat Keamanan AS Tom Donilon dan Martin Dempsey ke Tel Aviv, AS sebelumnya dikabarkan telah mendesak Israel untuk tidak melancarkan serangan ke Iran. Desakan AS itu muncul dengan pertimbangan bahwa kemampuan militer Israel masih jauh tertinggal dibandingkan militer Iran.

Namun kabar terakhir menyebutkan, Israel memutuskan untuk tidak memberitahukan atau bahkan meminta persetujuan AS jika negaranya ingin melancarkan serangan ke Negeri Persia itu. Hal itu ditempuh Israel guna menghindari kecaman internasional terhadap sekutunya itu.
Rencana Israel menyerang Iran langsung ditanggapi Wakil Pimpinan Hizbullah Lebanon Sheikh Naim Qassem. Dia mengatakan, serangan Israel ke Iran tidak hanya akan menimbulkan perang antar kedua negara. Namun juga akan mengguncang seluruh kawasan Timur Tengah dan akan melahirkan konflik yang sulit dikendalikan.

“Amerika Serikat tahu hal ini. Jika Israel menyerang Iran, maka seluruh wilayah Timur Tengah akan ikut bergejolak. Perang ini akan terjadi tanpa batas,” ujar Wakil Pimpinan Hizbullah Sheikh Naim Qassem seperti dikutip Reuters Kamis, (1/3).

Dalam pernyataannya Qassem juga menegaskan, jika perang terjadi maka Iran akan didukung dengan ribuan pejuang terlatih yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap.

“Para pejuang ini jauh lebih hebat dari tahun 2006 lalu ketika Israel menyerang wilayah Selatan Lebanon. Israel akan memulai sebuah peperangan yang mereka sendiri tidak tahu konsekuensi dan cara mengendalikannya,” tegasnya.

Ditambahkan Qassem, Israel tidak memiliki kapasitas maupun keberanian untuk berperang sendirian melawan Iran. Sementara itu, AS dikabarkan lebih memilih untuk menajamkan sanksi terhadap Iran dibanding mengambil risiko untuk terlibat dalam peperangan.(net/bbs/jpnn)

WASHINGTON– Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak membahas rencana penyerangan ke Iran saat bertemu Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Leon Panetta di Pentangon, Rabu (29/1). Selain membahas penyerangan itu, mereka juga membahas hubungan pertahanan dan sejumlah isu penting, diantaranya perubahan yang terjadi di Timur Tengah, termasuk krisis Suriah.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Pers Pentangon George Little seperti dikutip Xinhua Kamis, (1/3). Little menjelaskan, pertemuan Menhan Panetta dan Menhan Barak ini merupakan pertemuan rutin antara kedua pihak  untuk mengkoordinasikan masalah keamanan antar kedua negara.
Melalui beberapa kunjungan pejabat tinggi termasuk di antaranya Penasihat Keamanan AS Tom Donilon dan Martin Dempsey ke Tel Aviv, AS sebelumnya dikabarkan telah mendesak Israel untuk tidak melancarkan serangan ke Iran. Desakan AS itu muncul dengan pertimbangan bahwa kemampuan militer Israel masih jauh tertinggal dibandingkan militer Iran.

Namun kabar terakhir menyebutkan, Israel memutuskan untuk tidak memberitahukan atau bahkan meminta persetujuan AS jika negaranya ingin melancarkan serangan ke Negeri Persia itu. Hal itu ditempuh Israel guna menghindari kecaman internasional terhadap sekutunya itu.
Rencana Israel menyerang Iran langsung ditanggapi Wakil Pimpinan Hizbullah Lebanon Sheikh Naim Qassem. Dia mengatakan, serangan Israel ke Iran tidak hanya akan menimbulkan perang antar kedua negara. Namun juga akan mengguncang seluruh kawasan Timur Tengah dan akan melahirkan konflik yang sulit dikendalikan.

“Amerika Serikat tahu hal ini. Jika Israel menyerang Iran, maka seluruh wilayah Timur Tengah akan ikut bergejolak. Perang ini akan terjadi tanpa batas,” ujar Wakil Pimpinan Hizbullah Sheikh Naim Qassem seperti dikutip Reuters Kamis, (1/3).

Dalam pernyataannya Qassem juga menegaskan, jika perang terjadi maka Iran akan didukung dengan ribuan pejuang terlatih yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap.

“Para pejuang ini jauh lebih hebat dari tahun 2006 lalu ketika Israel menyerang wilayah Selatan Lebanon. Israel akan memulai sebuah peperangan yang mereka sendiri tidak tahu konsekuensi dan cara mengendalikannya,” tegasnya.

Ditambahkan Qassem, Israel tidak memiliki kapasitas maupun keberanian untuk berperang sendirian melawan Iran. Sementara itu, AS dikabarkan lebih memilih untuk menajamkan sanksi terhadap Iran dibanding mengambil risiko untuk terlibat dalam peperangan.(net/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/