JERUSALEM, SUMUTPOS.CO – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah rampung menjalani operasi hernia pada Minggu (31/3) malam waktu setempat. Dilansir Agence France-Presse (AFP), operasi ’’turun berok’’ Netanyahu berlangsung sukses.
Kantor PM Israel melaporkan, awalnya dokter menemukan hernia tersebut saat Netanyahu menjalani pemeriksaan rutin pada Sabtu (30/3). Setelah menjalani konsultasi, keputusan operasi pun diambil.
Operasi hernia itu bukan kali pertama dijalani pria nomor satu di Israel tersebut. Pada 2013, dia pernah menjalani operasi serupa.
Selama Netanyahu dioperasi hingga pemulihan, dia digantikan wakilnya. ’’Posisi perdana menteri untuk sementara akan ditempati Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kehakiman Yariv Levin,’’ ujar kantor PM Israeln
Operasi itu berlangsung di tengah tekanan publik kepada Netanyahu. Beberapa jam sebelum prosedur pembedahan, Netanyahu sempat bertemu dengan keluarga para tawanan di Jerusalem. Dia juga sempat menyampaikan konferensi pers di malam harinya untuk membela diri.
’’Saya telah melakukan segalanya semampu saya dan akan terus melakukan segalanya untuk menjamin pembebasan mereka. Mereka yang mengatakan saya tidak berbuat cukup untuk menjamin pembebasan sandera kami adalah salah dan menyesatkan,’’ ujarnya pucat sambil membalas kritikan publik untuknya.
Ribuan warga Israel berdemonstrasi di Jerusalem pada Minggu malam. Mereka menyerukan pengunduran diri Netanyahu dan pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Mereka mendesak pemerintah untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata guna membebaskan puluhan sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza. Massa juga mendesak diadakannya pemilihan umum dini. Itu merupakan demo anti pemerintah terbesar sejak konflik mencuat 7 Oktober 2023.
Para pengunjuk rasa menyalahkan Netanyahu atas kegagalannya mencegah konflik. Netanyahu juga menghadapi serangkaian tuduhan korupsi yang perlahan-lahan mulai diproses di pengadilan. Para kritikus menyatakan bahwa berbagai keputusannya saat ini hanya berfokus pada kelangsungan hidup politik daripada kepentingan nasional.
Kerumunan massa pada Minggu berada di sekitar gedung Knesset, atau gedung parlemen. Demonstran bersumpah untuk melanjutkan demonstrasi selama beberapa hari. Mereka mendesak pemerintah untuk mengadakan pemilihan umum baru, hampir dua tahun lebih cepat daripada jadwal. Ribuan orang juga berdemonstrasi di Tel Aviv.
Menanggapi tekanan itu, Netanyahu mengisyaratkan menolak pemilu dini. Menurut dia, penyelenggaraan pemilu baru berpotensi melumpuhkan Israel selama 6–8 bulan dan mengulur-ulur pembicaraan tentang sandera.
Dia menekankan fokusnya saat ini adalah melakukan serangan darat ke Rafah. Area yang merupakan kantong lebih dari 1,5 juta penduduk Gaza mengungsi. ’’Tidak ada kemenangan tanpa masuk ke Rafah,’’ katanya, seraya menambahkan bahwa tekanan AS tidak akan menggoyahkannya.
Terpisah, Kementerian Kesehatan di Gaza menyerukan warga Palestina untuk menghindari rumah sakit, kecuali sakit atau terluka. ’’Bukan rahasia lagi bagi Anda bahwa sistem kesehatan telah menjadi sasaran yang berulang-ulang dan langsung, yang telah membuat sistem kesehatan hampir lumpuh total,’’ kata kementerian tersebut.
Penderitaan pasien di sejumlah rumah sakit di Gaza telah diperburuk banyaknya pengungsi Palestina yang mencari perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut. Situasi itu juga dikhawatirkan meningkatkan risiko persebaran infeksi. (dee/c12/bay/jpg)