BAGHDAD, SUMUTPOS.CO – Krisis Iraq belum mampu menyeret militer Amerika Serikat (AS) untuk terlibat. Tetapi, Presiden Barack Obama menepati janji dengan memberikan bantuan terhadap pemerintahan Perdana Menteri (PM) Nuri Al Maliki. Kemarin (1/7) Pentagon menempatkan 200 personel militer tambahan ke Kota Baghdad.
Pasukan tambahan itu memang tidak bertugas mendukung serangan militer Iraq ke sarang Islamic State (IS). Namun, para serdadu tersebut ditempatkan di ibu kota, tepatnya di kawasan Green Zone, untuk mengamankan Kedutaan Besar AS di sana. Sebelumnya, AS telah mengirimkan sekitar 300 personel militer dan 300 penasihat militer ke Baghdad.
“Setelah melihat perkembangan Baghdad, saya memutuskan mengirimkan 200 personel Angkatan Darat (AD) ke Iraq,” tandas Obama dalam surat resmi yang ditujukan pada Kongres AS. Selain menjaga kedutaan, pasukan tambahan itu bertugas mengamankan fasilitas-fasilitas penting dan Bandara Internasional Baghdad. Kali ini AS mempersenjatai 200 serdadu tersebut.
Selain mengemban mandat utama mengamankan warga AS di Iraq, pasukan tambahan itu berhak menggunakan senjata dalam kondisi genting. Meski demikian, AS belum mau melancarkan serangan udara dengan pesawat tanpa awak seperti permintaan Maliki. Sebab, menurut pemerintahan Obama, hanya pemerintah Iraq yang bisa menghentikan militan dalam negeri.
Bersamaan dengan itu, parlemen Iraq mengakhiri pembahasan tentang pembentukan pemerintahan inklusif. Sayangnya, perundingan tersebut berakhir tanpa kesepakatan. Bahkan, para legislator saling mengancam. Mereka tetap membela kepentingan masing-masing blok dan tidak mengindahkan seruan masyarakat internasional untuk berekonsiliasi dan membentuk pemerintahan gabungan. (AP/AFP/hep/c20/tia)