KUALA LUMPUR – Lakukan protes menentang diskriminasi ras di Malaysia, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Malaysia mendakwa 11 aktivis etnis India. Mereka dianggap terlibat aktif dalam kelompok terlarang yang melakukan protes menentang diskriminasi ras.
Dakwaan tersebut merupakan upaya terbaru dari pihak berwenang Malaysia untuk meredakan ancaman terhadap stabilitas atas kehidupan multirasial yang dimiliki Negeri itu. Seperti diketahui Malaysia didominasi etnis Melayu Muslim.
Menyusul dakwaan ini, P Uthayakumar, pengacara dari 11 orang tersangka tersebut mengaku, kliennya tidak bersalah. Mereka menolak disebut sebagai anggota dari Hindu Rights Action Force. Seperti dilansir Associated Press, Rabu (2/3), bila memang dinyatakan bersalah, maka 11 warga ini dapat dijatuhi hukuman penjara selama 11 tahun.
Sekadar diketahui, Pemerintah Malaysia melarang kelompok Hindu Rights Action Force pada 2008 lalu. Saat itu mereka melakukan protes yang diikuti puluhan ribu etnis India yang menuntut persamaan hak ekonomi dan sosial di Malaysia. (bbs/jpnn)
KUALA LUMPUR – Lakukan protes menentang diskriminasi ras di Malaysia, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Malaysia mendakwa 11 aktivis etnis India. Mereka dianggap terlibat aktif dalam kelompok terlarang yang melakukan protes menentang diskriminasi ras.
Dakwaan tersebut merupakan upaya terbaru dari pihak berwenang Malaysia untuk meredakan ancaman terhadap stabilitas atas kehidupan multirasial yang dimiliki Negeri itu. Seperti diketahui Malaysia didominasi etnis Melayu Muslim.
Menyusul dakwaan ini, P Uthayakumar, pengacara dari 11 orang tersangka tersebut mengaku, kliennya tidak bersalah. Mereka menolak disebut sebagai anggota dari Hindu Rights Action Force. Seperti dilansir Associated Press, Rabu (2/3), bila memang dinyatakan bersalah, maka 11 warga ini dapat dijatuhi hukuman penjara selama 11 tahun.
Sekadar diketahui, Pemerintah Malaysia melarang kelompok Hindu Rights Action Force pada 2008 lalu. Saat itu mereka melakukan protes yang diikuti puluhan ribu etnis India yang menuntut persamaan hak ekonomi dan sosial di Malaysia. (bbs/jpnn)
