28.9 C
Medan
Monday, June 17, 2024

SBY Rangkul Investor Global di APEC

RUSIA- Demi mengumpulkan dana US$500 miliar untuk pembangunan infrastruktur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengimbau para investor dari 21 negara anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) untuk menanamkan dananya di Indonesia lewat skema public private partnership (PPP).
Indonesia sudah memiliki Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan  Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang memberi rincian tentang pembangunan infrastruktur transportasi darat, laut, dan  udara selain infrastruktur energi dan telekomunikasi.

“Oktober tahun 2013,Indonesia akan menjadi tuan rumah APEC yang akan digelar di Bali. Kami mengimbau para pengusaha anggota APEC untuk bekerjasama membangun infrastruktur sesuai masterplan yang sudah kami siapkan,” ujar SBY saat menyampaikan pidatonya pada APEC CEO Summit 2012 di Kampus Far Eastern Federal University, Vladivostok, Russky Island, Rusia, kemarin.

Untuk meyakinkan para pemodal anggota APEC, Presiden menjelaskan, Indonesia beberapa tahun terakhir mencatat kinerja ekonomi mengesankan. Pada tahun 2011, di tengah kelesuan ekonomi dunia, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 6,5 persen. Sekitar 60 persen pertumbuhan yang tinggi ini didorong  konsumsi domestik. Dari 240 juta penduduk, Indonesia memiliki 50 persen usia produktif. Indonesia menempati peringkat ke-15 negara besar dengan produk domestik bruto (PDB) US$1 triliun berdasarkan kekuatan daya beli masyarakat.

Indonesia, kata Presiden, terus memperbaiki iklim investasi. Tahun ini, sekitar US$20 miliar investasi asing langsung (foregin direct investment/FDI) masuk ke  Indonesia. Sejumlah lembaga seperti UNCTAD, Bloomberg, dan AT Kearney telah menempatkan Indonesia dalam “10 Negara Tujuan Investasi Dunia”.  Lembaga rating dunia, Moodys’s dan Fitch, sudah menaikkan rating Indonesia ke level “investment grade”.

Pada pidato berjudul “Resilient Asia Pacific : The Engine of  Global Growth”, Presiden mengatakan, perbaikan infrastruktur di Indonesia akan meningkatkan ASEAN connectivity dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi lingkup APEC dan dunia. Kerjasama menjadi kata kunci dalam upaya mewujudkan tujuan bersama, yakni kemajuan ekonomi yang merata bagi setiap negara anggota APEC.

Pada MP3EI 2025 disebutkan, berbagai proyek infrastruktur di Indonesia membutuhkan investasi US$500 miliar. Dana itu diharapkan berasal dari pemodal dalam dan luar negeri. Lewat MP3EI, pemerintah sudah mempersiapkan berbagai jenis infrastruktur yang hendak dibangun, mencakup infrastruktur di bidang energi, telekomunikasi, dan transportasi darat, laut, dan udara. Infrastruktur darat sebagian besar akan berupa jalan tol dan rel kereta api. (net/jpnn)

RUSIA- Demi mengumpulkan dana US$500 miliar untuk pembangunan infrastruktur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengimbau para investor dari 21 negara anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) untuk menanamkan dananya di Indonesia lewat skema public private partnership (PPP).
Indonesia sudah memiliki Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan  Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang memberi rincian tentang pembangunan infrastruktur transportasi darat, laut, dan  udara selain infrastruktur energi dan telekomunikasi.

“Oktober tahun 2013,Indonesia akan menjadi tuan rumah APEC yang akan digelar di Bali. Kami mengimbau para pengusaha anggota APEC untuk bekerjasama membangun infrastruktur sesuai masterplan yang sudah kami siapkan,” ujar SBY saat menyampaikan pidatonya pada APEC CEO Summit 2012 di Kampus Far Eastern Federal University, Vladivostok, Russky Island, Rusia, kemarin.

Untuk meyakinkan para pemodal anggota APEC, Presiden menjelaskan, Indonesia beberapa tahun terakhir mencatat kinerja ekonomi mengesankan. Pada tahun 2011, di tengah kelesuan ekonomi dunia, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 6,5 persen. Sekitar 60 persen pertumbuhan yang tinggi ini didorong  konsumsi domestik. Dari 240 juta penduduk, Indonesia memiliki 50 persen usia produktif. Indonesia menempati peringkat ke-15 negara besar dengan produk domestik bruto (PDB) US$1 triliun berdasarkan kekuatan daya beli masyarakat.

Indonesia, kata Presiden, terus memperbaiki iklim investasi. Tahun ini, sekitar US$20 miliar investasi asing langsung (foregin direct investment/FDI) masuk ke  Indonesia. Sejumlah lembaga seperti UNCTAD, Bloomberg, dan AT Kearney telah menempatkan Indonesia dalam “10 Negara Tujuan Investasi Dunia”.  Lembaga rating dunia, Moodys’s dan Fitch, sudah menaikkan rating Indonesia ke level “investment grade”.

Pada pidato berjudul “Resilient Asia Pacific : The Engine of  Global Growth”, Presiden mengatakan, perbaikan infrastruktur di Indonesia akan meningkatkan ASEAN connectivity dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi lingkup APEC dan dunia. Kerjasama menjadi kata kunci dalam upaya mewujudkan tujuan bersama, yakni kemajuan ekonomi yang merata bagi setiap negara anggota APEC.

Pada MP3EI 2025 disebutkan, berbagai proyek infrastruktur di Indonesia membutuhkan investasi US$500 miliar. Dana itu diharapkan berasal dari pemodal dalam dan luar negeri. Lewat MP3EI, pemerintah sudah mempersiapkan berbagai jenis infrastruktur yang hendak dibangun, mencakup infrastruktur di bidang energi, telekomunikasi, dan transportasi darat, laut, dan udara. Infrastruktur darat sebagian besar akan berupa jalan tol dan rel kereta api. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/