31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Perempuan Iran Dipenjara karena Nonton Voli

Ghoncheh Ghavami dihukum 1 tahun penjara karena berusaha menonton pertandingan voli pria.
Ghoncheh Ghavami dihukum 1 tahun penjara karena berusaha menonton pertandingan voli pria.

TEHRAN, SUMUTPOS.CO – Pertandingan bola voli benar-benar membawa Ghoncheh Ghavami, 25, masuk penjara. Lewat pengadilan tertutup bulan lalu, pemerintah Iran menghukumnya selama setahun karena melihat pertandingan voli pria.

Di Iran, perempuan dan jurnalis perempuan memang dilarang hadir di pertandingan sepak bola dan voli. Pemerintah berdalih bahwa hal itu demi keamanan perempuan dari kebiasaan cabul para suporter pria.

Perempuan yang memiliki kewarganegaraan Iran dan Inggris tersebut ditahan pada 20 Juni saat berusaha masuk ke Stadion Azadi, Tehran, Iran, yang menggelar pertandingan voli pria antara Iran dan Italia. Perempuan muda nan ayu itu datang bersama beberapa perempuan lain. Dia tidak hanya berniat menonton, tapi juga bertujuan memprotes kebijakan pemerintah yang melarang perempuan melihat pertandingan-pertandingan olah raga pria.

Ghavami dibebaskan beberapa jam kemudian. Namun, setelah beberapa hari, Ghavami kembali ditahan. Sejak itu, dia hidup di ruang isolasi penjara. Persidangannya dilangsungkan bulan lalu secara tertutup. ’’Berdasar putusan hakim, dia dihukum setahun penjara,’’ ujar pengacaranya, Alizadeh Tabatabaie. Ghavami dituding telah menyebarkan propaganda melawan rezim di Iran. Meski begitu, Tabatabaie menyatakan, hukumannya bisa dikurangi dengan alasan Ghavami berkelakuan baik dan tidak memiliki kasus hukum sebelumnya.

Hingga kemarin, Ghavami menghabiskan 126 hari di penjara Evin. Oktober lalu, dia melakukan aksi mogok makan selama empat hari karena merasa diperlakukan tidak adil. Halaman Facebook-nya juga dipenuhi dengan seruan agar Ghavami segera dibebaskan. Perdana Menteri Inggris David Cameron saat bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani juga menyinggung kasus tersebut. Cameron menegaskan, tindakan Iran terhadap Ghavami bisa mengganggu hubungan kedua negara. Permintaan agar Ghavami dibebaskan juga datang dari lembaga HAM Amnesty International.

’’Ghoncheh Ghavami dipenjara karena menyuarakan kata hatinya. Pemerintah Iran seharusnya membebaskan dia dari penjara secepatnya dan tanpa syarat,’’ ujar pihak Amnesty International. (AFP/AP/c23/sha)

Ghoncheh Ghavami dihukum 1 tahun penjara karena berusaha menonton pertandingan voli pria.
Ghoncheh Ghavami dihukum 1 tahun penjara karena berusaha menonton pertandingan voli pria.

TEHRAN, SUMUTPOS.CO – Pertandingan bola voli benar-benar membawa Ghoncheh Ghavami, 25, masuk penjara. Lewat pengadilan tertutup bulan lalu, pemerintah Iran menghukumnya selama setahun karena melihat pertandingan voli pria.

Di Iran, perempuan dan jurnalis perempuan memang dilarang hadir di pertandingan sepak bola dan voli. Pemerintah berdalih bahwa hal itu demi keamanan perempuan dari kebiasaan cabul para suporter pria.

Perempuan yang memiliki kewarganegaraan Iran dan Inggris tersebut ditahan pada 20 Juni saat berusaha masuk ke Stadion Azadi, Tehran, Iran, yang menggelar pertandingan voli pria antara Iran dan Italia. Perempuan muda nan ayu itu datang bersama beberapa perempuan lain. Dia tidak hanya berniat menonton, tapi juga bertujuan memprotes kebijakan pemerintah yang melarang perempuan melihat pertandingan-pertandingan olah raga pria.

Ghavami dibebaskan beberapa jam kemudian. Namun, setelah beberapa hari, Ghavami kembali ditahan. Sejak itu, dia hidup di ruang isolasi penjara. Persidangannya dilangsungkan bulan lalu secara tertutup. ’’Berdasar putusan hakim, dia dihukum setahun penjara,’’ ujar pengacaranya, Alizadeh Tabatabaie. Ghavami dituding telah menyebarkan propaganda melawan rezim di Iran. Meski begitu, Tabatabaie menyatakan, hukumannya bisa dikurangi dengan alasan Ghavami berkelakuan baik dan tidak memiliki kasus hukum sebelumnya.

Hingga kemarin, Ghavami menghabiskan 126 hari di penjara Evin. Oktober lalu, dia melakukan aksi mogok makan selama empat hari karena merasa diperlakukan tidak adil. Halaman Facebook-nya juga dipenuhi dengan seruan agar Ghavami segera dibebaskan. Perdana Menteri Inggris David Cameron saat bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani juga menyinggung kasus tersebut. Cameron menegaskan, tindakan Iran terhadap Ghavami bisa mengganggu hubungan kedua negara. Permintaan agar Ghavami dibebaskan juga datang dari lembaga HAM Amnesty International.

’’Ghoncheh Ghavami dipenjara karena menyuarakan kata hatinya. Pemerintah Iran seharusnya membebaskan dia dari penjara secepatnya dan tanpa syarat,’’ ujar pihak Amnesty International. (AFP/AP/c23/sha)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/